Sebagai bagian dari bentuk tanggung jawab sosial perusahaan pada lingkungan, PT Inalum telah melakukan penanaman pohon di lahan kritis di Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara (Sumut). Hal tersebut dilakukan juga merupakan wujud dari program rehabilitasi lahan kritis di Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Toba.

Plt Direktur Pelaksana Inalum, Oggy Achmad Kosasih mengatakan, salah satu fokus perusahaan adalah menjadi perusahaan berwawasan lingkungan dan hal itu telah diimplementasikan di Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara. Perusahaan BUMN tersebut telah melakukan penanaman pohon dan perawatannya di lahan kritis seluas 100 hektare di Kabupaten Humbang Hasundutan untuk membantu menjaga level air yang stabil di Danau Toba.”Hal ini kami lakukan bersama dengan Inhutani IV sebagai wujud sinergi BUMN, dan diharapkan dalam beberapa tahun ke depan penghijauan lahan kritis itu dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap ekosistem di sekitar Danau Toba," katanya di Medan, kemarin.

Sementara Direktur Operasi PT Inalum, Sahala Sijabat menambahkan, program tanggungjawab sosial Inalum dilakukan secara kontiniu dengan melihat potensi pengembangan setempat. Pihaknya juga akan melaksanakan program pengobatan gratis bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Humbahas serta untuk mendukung pariwisata akan dilakukan pembangunan fasilitas air bersih di Daerah Objek Wisata Tipang.”Kita juga akan adakan program kemitraan dengan pengusaha kopi setempat agar potensi kopi lokal dapat semakin dikenal masyarakat Indonesia dan dunia,"ujarnya.

Pada 2018, Inalum telah menyalurkan dana corporate social responsibility (CSR) dan PKBL sebesar Rp 32 Miliar dan jumlah itu diproyeksikan dapat meningkat apa bila tidak terdapat gangguan yang mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan plat merah tersebut. Asal tahu saja, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Siti Nurbaya Bakar pernah bilang, lahan kritis di Kawasan Danau Toba masih banyak, angka persentasenya mencapai kisaran 45%. Kondisi ini sangat bertolak belakang, ditengah pemerintah menggenjot potensi destinasi wisata Danau Toba.

Maka dalam rangka menuntaskan lahan kritis di kawasan Danau Toba, lanjut Siti Nurbaya,
pencanangan penanaman pohon restorasi lingkungan untuk kehidupan yang lebih baik merupakan langkah serius dan konkrit dalam membangun kawasan Danau Toba sebagai destinasi wisata.”Penanaman pohon ini adalah salah satu upaya untuk mempercantik kawasan Danau Toba," sebutnya.
Hal senada juga disampaikan Kepala Badan Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Lingkungan Hidup Asahan Barumun, Safoan. Disampaikannya, dari total 248 ribu ha kondisi hutan di kawasan Danau Toba, terdapat lahan kritis hingga  45%. Untuk menangani kondisi tersebut, kata Safoan, pihaknya akan melakukan rehabilitasi dengan menyiapkan 1 juta bibit pohon pada tahun ini.”Kita telah siapkan lahan untuk pertanaman seluas 266 Ha. Khusus untuk Kecamatan Muara seluas 70 Ha lahan akan ditanami, sisanya berada di Samosir, Palipi dan Pangururan,”ungkapnya.

Upaya menghijaukan kembali Danau Toba merupakan bagian dari instruksi presiden untuk menjadikan kawasan danau vulkanik ini sebagai salah satu destinasi wisata unggulan. Program revitalisasi tersebut antara lain berada di Tanjung Onta–Pematang Tigaras dan Tambun Raya yang terletak di Kabupaten Simalungun.