Di kuartal tiga 2018, PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP)  mencatatkan laba bersih sebesar US$ 44,71 juta atau turun 7,8% dibanding periode yang sama tahun 2017 yang tercatat rugi bersih sebesar US$ 48,5 juta. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Penjualan emiten batubara ini tercatat sebesar US$ 187,9 juta atau naik 7,71% dibandingkan akhir September 2017 sebesar US$ 203,6 juta. Sedangkan beban pokok penjualan mengalami kenaikan 4,28% dari US$107,3 juta menjadi US$ 112,1 juta. Adapun kewajiban perseroan tercatat sebesar US$ 35,82 juta atau turun 6,77% dibanding akhir tahun 2017 yang tercatat sebesar US$ 38,4 juta. Sementara itu, ekuitas perseroan tercatat sebesar US$ 138,35 juta atau naik 13,08% dibanding akhir tahun 2017 yang tercatat sebesar US$122,3 juta.

Adapun aset perseroan tercatat sebesar US$174,1 juta atau naik 8,33% dibanding akhir tahun 2017 yang tercatat sebesar US$160,7 juta. Sebagai informasi, saat ini MBAP tengah fokus untuk melakukan research coal mining. Selain itu, MBAP juga tengah mengembangkan bisnis di luar batubara. MBAP memiki dua anak usaha di bidang energi, yaitu PT Cipta Tenaga Surya dan PT Mitra Malinau Energi. Saat ini MBAP tengah mendiskusikan dengan PLN Kalimantan Timur guna mengajukan proposal mengenai rencana pembangunan pembangkit istrik tenaga surya.

Tahun ini, perseroan menganggarkan belanja modal atau capex sebesar US$ 4,82 juta akan dialokasikan untuk pembelian alat baru, serta menjaga infrastruktur. Disebutkan, capex tahun ini tidak sebesar tahun lalu yang mencapai US$ 6,15 juta, lantaran alat berat sudah terbeli di tahun 2017. Kemudian dalam pengembangan ekspansi bisnis, perseroan siap masuk dalam bisnis pembangkit listrik tenaga surya pada tahun depan.