BI Rate Ditahan Sesuai Ekspektasi Pasar

NERACA

Jakarta – Keputusan Bank Indonesia (BI) mempertahankan acuan suku bunga bank atau BI 7 day reverse repo rate di 5,75% direspon beragam oleh pelaku pasar modal. Namun menurut direktur utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Inarno Djajadi, keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan pada level 5,75% sudah sesuai dengan ekspektasi dan keinginan pelaku pasar pasar.

Keputusan BI tersebut diharapkan bisa membantu menjaga stalitas nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).”Sudah sesuai dengan ekspektasi market ya, karena kita dari awal kan sudah naiknya beberapa kali yakni 150 basis poin kan, jadi menurut saya sudah okay dan sesuai ya," ujarnya di Jakarta, kemarin.

Namun, Inarno menambahka,  belum memastikan keputusan ini bisa memberikan dampak signfikan bagi masuknya ke pasar modal.”Kalau secara jangka pendek ya, tapi mudah-mudahan juga secara jangka panjangnya ya. Jadi rupiah akan kembali lagi atau bertemu equilibrium barulah," jelasnya.

Sementara pelaku pasar menilai, sentimen keputusan BI menekan laju indeks harga saham gabungan (IHSG). Dimana mengakhiri perdagangan Selasa (23/10), IHSG di Bursa Efek Indonesia ditutup melemah sebesar 42,54 poin atau 0,73% menjadi 5.797,89. Sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 7,47 poin atau 0,81% menjadi 910,88.”Pelemahan IHSG lebih banyak dipengaruhi faktor eksternal," kata analis Bahana Sekuritas, Muhammad Wafi.

Disampaikannya, sentimen mengenai penurunan peringkat utang Italia oleh Moody's, perundingan Brexit yang masih menemui kesepakatan, hingga perang dagang Amerika Serikat-Tiongkok yang belum berakhir menjadi faktor negatif bagi pasar saham. Pelemahan juga terjadi pada saham global, namun pelemahan IHSG tidak sedalam indeks eksternal.

Sementara dari dalam negeri, dia menilai, keputusan BI yang mempertahankan suku bunga acuan "7-Day Reverse Repo Rate" di 5,75% menjadi faktor positif.”Kebijakan BI itu sebagai antisipasi jika The Fed menaikan suku bunganya nanti, maka BI masih memiliki ruang untuk menaikan suku bunga untuk mengimbangi the Fed," katanya.

Sementara itu tercatat, frekuensi perdagangan saham kemarin sebanyak 356.329 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 7,82 miliar lembar saham senilai Rp5,68 triliun. Sebanyak 137 saham naik, 260 saham menurun, dan 114 saham tidak bergerak nilainya. Pada pembukaan perdagangan, IHSG dibuka menguat 1,42 poin atau 0,02% menjadi 5.841,86, sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 0,23 poin atau 0,03% menjadi 918,59.”IHSG melanjutkan kenaikan kendati pergerakkan cenderung mendatar, hal itu dikarenakan situasi politik global belum terlalu kondusif," kata Kepala Riset Valbury Sekuritas, Alfiansyah.

Dia mengemukakan sentimen global yang menjadi perhatian yakni hubungan Roma-Brussels yang menegang akibat anggaran defisit Italia yang melanggar aturan Uni Eropa. Selain itu, lanjut dia, perundingan Brexit (Inggris keluar dari Uni Eropa) masih menemui jalan buntu, masih menyisakan isu perbatasan Irlandia yang deadlock.

BERITA TERKAIT

Tampung 1000 Jemaah - APLN Resmikan Masji Raya Al Azhar Podomoro Park

Emiten properti, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) sejak lama fokus menyasar pasar Jawa Barat. Perusahaan banyak menebar proyek bisnis…

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…