Ekonomi Pasar dan Pancasila

 

Oleh: Nailul Huda

Peneliti Indef

 

Setelah amandemen UUD 1945 terakhir, dialektika ekonomi Indonesia berada dalam masa vakum karena sedikit sekali diskusi mengenai sistem ekonomi yang layak dianut oleh Indonesia. Setelah masuknya sistem ekonomi yang efisien dan berkeadilan praktis perbincangan mengenai sistem ekonomi yang patut dianut mulai tenggelam dan digantikan dengan perbincangan mengenai kebijakan praktis yang dijalankan oleh pemerintahan. Namun kondisi itu terbalik dalam tiga hingga dua tahun terakhir ketika wacana pembentukan sistem ekonomi yang diundangkan kembali mencuat. Pembahasan undang-undang perbankan, undang-undang Bank Indonesia, hingga wacana pembentukan kembali sistem ekonomi Pancasila menjadi headline hangat dalam beberapa tahun terakhir.

Namun berbeda dengan terdahulu, perbincangan kini menggunakan pendekatan ekonomi pasar dengan ditambahkan embel-embel pancasila. Ekonomi Pasar Pancasila seperti itulah nama yang pertama kali dihembuskan oleh Presiden ke-3 Indonesia, Prof. BJ Habibie. Idenya adalah menerapkan ekonomi Pancasila dengan prinsip-prinsip ekonomi pasar. Bahkan ide ini diangkat beberapa kali oleh cendikiawan-cendikawan ekonomi di Indonesia. Konsep-konsep dan pendekatan dikemukakan dengan istimewa oleh para ekonom senior Indonesia. Suatu ilmu yang sangat jarang didapatkan dalam beberapa tahun terakhir.

Dalam perjalanannya memang Ekonomi Pasar Pancasila perlu pengembangan dan diskusi lebih lanjut terutama dalam model penerapannnya. Sebuah sistem ekonomi yang pantas diterapkan diharapkan mempunyai jalan pikir kritis terhadap kebijakan ekonomi yang sedang berjalan. Contohnya ketika ekonomi bermazhab Keynes berkembang ketika mengkritisi cara ekonomi Amerika Serikat berjalan dan menghadapi great depression tahun 1920-1930-an. Perlawanan ekonomi sosialis juga berkembang ketika ekonomi kapitalis berkuasa dan dinilai gagal menciptakan kesejahteraan masyarakat, terutama kesejahteraan kaum buruh. Maka Ekonomi Pasar Pancasila perlu momen tepat untuk digaungkan dan didiskusikan menjadi aliran ekonomi alternatif bagi Indonesia.

Momen yang tepat ini hendaknya mulai digaungkan dalam waktu dekat, mengingat saat ini arah ekonomi dunia dan Indonesia berada di kondisi yang sangat gamang. Amerika Serikat yang bangga dengan globalisasi-nya saat ini menerapkan proteksi terhadap ekonomi dalam negeri. Korea Utara yang selama ini bisa bertahan dalam ekonomi tertutup juga sudah mulai membuka sistem ekonominya. Indonesia juga mulai gamang dengan ekonomi seperti apa yang akan dianut melalui pembentukan undang-undang maka sangat tepat diskusi Ekonomi Pasar Pancasila bisa masuk untuk mengisi dialektika ini.

Ekonomi Pasar Pancasila juga hendaknya memperhatikan pula sistem ekonomi yang dianut oleh sebagian besar negara eropa melalui sistem sosial demokrat. Menurut penulis, sistem sosial demokrat juga tepat untuk masuk dalam diskusi ekonomi Indonesia. Sistem yang mengedepankan ekonomi pasar dan perlindungan sosial bagi masyarakat sangat dekat dengan sila ke-lima. Harapan peneliti adalah “Keadlian sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” bisa terwujud.

BERITA TERKAIT

Tantangan APBN Usai Pemilu

   Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Pemilu untuk Presiden dan Wakil Presiden, serta DPR, DPD…

Kolaborasi Hadapi Tantangan Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks. Untuk mencapai transisi energi tersebut,…

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…

BERITA LAINNYA DI

Tantangan APBN Usai Pemilu

   Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Pemilu untuk Presiden dan Wakil Presiden, serta DPR, DPD…

Kolaborasi Hadapi Tantangan Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks. Untuk mencapai transisi energi tersebut,…

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…