Sentimen Perang Dagang Hantui IHSG

NERACA

Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (25/9) ditutup melemah 7,92 poin terpengaruh sentimen negatif perang dagang. IHSG ditutup melemah 7,92 poin atau 0,13% menjadi 5.874,29. Sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 1,38 poin atau 0,15% menjadi 926,61.

Head of Lots Services Lotus Andalan Sekuritas, Krishna Dwi Setiawan mengatakan bahwa isu perang dagang masih menjadi salah satu fokus investor dalam menentukan kebijakan investasinya, situasi yang kurang kondusif memicu aksi lepas saham.”Fokus masih di isu perang dagang, kondisi yang kurang kondusif membuat investor menahan diri untuk masuk ke aset berisiko," ujarnya di Jakarta, kemarin.
Di sisi lain, lanjut dia, kuatnya proyeksi pasar terhadap kenaikan suku bunga The Fed pada pekan ini turut menjadi salah satu faktor yang memicu pasar saham tertekan.”Jika The Fed menaikan suku bunga maka Bank Indonesia juga diperkirakan akan menaikan BI 7-Day Repo Rate. Kondisi itu dikhawatirkan menahan laju perekonomian nasional," katanya.

Sementara itu, tercatat frekuensi perdagangan saham pada Selasa (25/9) sebanyak 312.873 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 8,75 miliar lembar saham senilai Rp5,48 triliun. Sebanyak 163 saham naik, 175 saham menurun, dan 142 saham tidak bergerak nilainya. Bursa regional di antaranya indeks Nikkei dibuka menguat 70,33 poin (0,29%) ke 23.940,26, indeks Shanghai melemah 16,34 poin (0,58%) ke 2.781,14, dan indeks Strait Times menguat 16,92 poin (0,53%) ke posisi 3.236,08.

Pada pembukaan perdagangan, IHSG dibuka melemah 7,06 poin atau 0,12% menjadi 5.875,15. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 1,50 poin atau 0,16% menjadi 926,53.”Sebagian pelaku pasar kembali melakukan aksi jual sehingga IHSG mengalami tekanan," kata analis senior CSA Research Institute, Reza Priyambada.

Aksi lepas saham, lanjut dia, dipicu kekhawatiran investor terhadap ketegangan perang dagang Amerika Serikat dan Tiongkok yang belum mereda sehingga mengurangi minat investasi di aset berisiko.”Sikap panik yang berlebihan terhadap sentimen perang dagang akan menekan IHSG lebih dalam," ujarnya.

Di sisi lain, lanjut dia, sentimen dari dalam negeri terkait rupiah yang kembali melemah terhadap dolar AS turut direspon negatif oleh investor. Kendati demikian, pelemahan IHSG sempat diperkirakan relatif terbatas mengingat investor asing cenderung melakukan aksi beli saham pada awal perdagangan.



BERITA TERKAIT

Tampung 1000 Jemaah - APLN Resmikan Masji Raya Al Azhar Podomoro Park

Emiten properti, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) sejak lama fokus menyasar pasar Jawa Barat. Perusahaan banyak menebar proyek bisnis…

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tampung 1000 Jemaah - APLN Resmikan Masji Raya Al Azhar Podomoro Park

Emiten properti, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) sejak lama fokus menyasar pasar Jawa Barat. Perusahaan banyak menebar proyek bisnis…

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…