DJP dan Bea Cukai Optimis Realisasi Penerimaan Negara Tercapai

 

 

 

NERACA

 

Jakarta – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dan Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan optimistis penerimaan negara yang dibebankan kepada kedua instansi tersebut bisa tercapai di 2018. Penerimaan negara di 2018 dari sektor pajak ditargetkan mencapai Rp1.351 triliun, sementara dari kepabeanan dan cukai mencapai Rp194,1 triliun. 

Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Robert Pakpahan optimistis proyeksi realisasi penerimaan pajak pada 2018 sebesar Rp1.351 triliun dapat tercapai seiring dengan tren positif pertumbuhan industri. "Dengan kata lain, realisasi penerimaan hingga akhir tahun 2018 diproyeksikan dapat tumbuh 17,38 persen," kata Robert dalam pernyataan yang diterima di Jakarta, Kamis (23/8).

Robert menjelaskan proyeksi realisasi yang dapat tercapai itu dengan mempertimbangkan penerimaan pajak hingga 20 Agustus 2018 yang telah mencapai Rp760,57 triliun atau 53,41 persen dari target dalam APBN 2018. “Jumlah ini naik 15,49 persen dibandingkan penerimaan periode yang sama tahun 2017,” ujarnya.

Ia menambahkan apabila tidak memperhitungkan penerimaan dari program amnesti pajak, maka pertumbuhan pajak ini mencapai 17,63 persen. Semua jenis pajak utama tumbuh positif dalam periode ini yaitu PPh Badan, PPh Pasal 21, PPN Dalam Negeri dan PPN Impor tumbuh masing-masing sebesar 22,24 persen, 15,57 persen, 9,44 persen dan 26,85 persen.

Berdasarkan jenis industri, penerimaan dari dua sektor penyumbang penerimaan terbesar yaitu industri pengolahan dan perdagangan ikut tumbuh masing-masing 13,08 persen dan 29,75 persen. Melihat tren ini, menurut Robert, maka proyeksi penerimaan untuk 2019 diperkirakan dapat mencapai Rp1.572,3 triliun yang merupakan target realistis dengan tingkat pertumbuhan 16,4 persen dari proyeksi realisasi tahun 2018.

Untuk menjaga tren positif pada 2018, DJP memastikan akan terus mengoptimalkan layanan dan implementasi berbagai program penting termasuk pelaksanaan PP 23/2018, percepatan pemberian restitusi dan pelaksanaan reformasi perpajakan.

Sementara itu, Dirjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Heru Pambudi memastikan penerimaan dari sektor kepabeanan dan cukai masih berjalan sesuai proyeksi dan bisa mencapai target pada akhir 2018. Heru menyatakan optimisme pencapaian penerimaan ini didukung oleh realisasi kepabeanan dan cukai hingga akhir Juli 2018 sudah mencapai Rp92,88 triliun atau 47,85 persen dari target Rp194,1 triliun. 

"Kami optimistis melihat kinerja organisasi yang semakin sehat, ditopang dengan kerjasama dan sinergi yang semakin kuat dengan seluruh stakeholder terkait sehingga kepatuhan perpajakan semakin baik," katanya. Penerimaan Rp92,88 triliun yang merupakan pertumbuhan tertinggi dalam periode yang sama untuk tiga tahun terakhir ini terdiri atas penerimaan bea masuk sebesar Rp21,42 triliun, cukai Rp67,55 triliun dan bea keluar Rp3,91 triliun.

Pencapaian penerimaan ini didukung oleh peningkatan kegiatan perdagangan internasional serta kebijakan yang tepat termasuk melalui program penguatan reformasi maupun program penertiban impor, ekspor, dan cukai berisiko tinggi. Selain itu, peningkatan penerimaan yang tumbuh 16,39 persen dibandingkan periode akhir Juli 2017 juga disumbangkan melalui program upaya ekstra, salah satunya dengan program kemitraan dengan Direktorat Jenderal Pajak.

Khusus kebijakan Importir Berisiko Tinggi, upaya ini telah menekan jumlah importir berisiko hingga 42,9 persen, serta meningkatkan kepatuhan pajak hingga 61,6 persen, dan secara tidak langsung ikut menyumbang penerimaan pajak hingga 38,9 persen. "Jadi jumlah importir berisiko tinggi menjadi sangat kecil dan mereka makin patuh, sehingga secara keseluruhan tingkat kepatuhan pelaku usaha juga menjadi semakin tinggi," kata Heru mengenai kebijakan yang diluncurkan sejak akhir Juli 2017.

 

 

BERITA TERKAIT

Peruri : Permintaan Pembuatan Paspor Naik Tiga Kali Lipat

    NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…

Jika BBM Naik, Inflasi Diprediksi Capai 2,5-3,5%

  NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…

Kemenhub Siap Fasilitasi Investasi Jepang di Proyek TOD MRT Jakarta

    NERACA Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi investor dari Jepang untuk pengembangan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Peruri : Permintaan Pembuatan Paspor Naik Tiga Kali Lipat

    NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…

Jika BBM Naik, Inflasi Diprediksi Capai 2,5-3,5%

  NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…

Kemenhub Siap Fasilitasi Investasi Jepang di Proyek TOD MRT Jakarta

    NERACA Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi investor dari Jepang untuk pengembangan…