Kuliah Sambil Bekerja - Pintaria.com Memberikan Banyak Solusi

NERACA

Jakarta – Menjawab kebutuhan masyarakat akan dunia pendidikan kuliah yang juga bisa mengakomodir sambil bekerja, HarukaEDU, perusahaan teknologi edukasi dengan fokus pada online learning dari lndonesia secara resmi meluncurkan Pintaria.com.

CEO sekaligus Co-founder HarukaEDU, Novistiar Rustandi mengatakan, Pintaria adalah online platform berbasis pendidikan dan pelatihan sebagai dukungan pihaknya dalam memecahkan masalah terkait minimnya kompentensi pekerja yang ada di Indonesia. Selain itu, platform tersebut juga untuk membantu masyarakat yang ingin meningkatkan pendidikan dan keahlian demi percepatan karir dan taraf hidup yang lebih baik.”Banyak yang mengatakan bahwa kita punya masalah dalam talent. Apa sih masalahnya? Nah, Bank Dunia pernah melakukan survei ke industri. Dan mereka menemukan bahwa 84% industri atau perusahaan mengatakan, susah sekali mengisi posisi managemen atau posisi supervisor di perusahaannya,”ujarnya di Jakarta, kemarin.

Kemudian, kata Novistiar melanjutkan, dari survei Bank Dunia tersebut juga terkuak bahwa sebesar 69% perusahaan atau industri di Indonesia menyatakan kesulitan dalam mencari pegawai atau karyawan yang sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan. Dengan kata lain, dewasa ini Indonesia kekurangan tenaga kerja yang berpendidikan tinggi dan memiliki keahlian yang dibutuhkan industri.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2017, dari 115 juta pekerja di lndonesia, hanya 8% yang memiliki gelar sarjana.”Kalau kita lihat stasistik, tahun 2017 di Indonesia ada 115 juta orang yang sudah bekerja. Nah, dari 115 yang sudah bekerja ternyata baru 9,5 juta atau 8% yang memiliki gelar sarjana. Jadi persentasenya sangat kecil,"ungkapnya.

Kemudian, terdapat 34 juta pekerja Indonesia yang sudah bekerja namun hanya mengantongi ijazah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) atau sederajat. Hal itu tentunya menjadi salah satu masalah yang dihadapi negeri ini dan mesti dicarikan solusi. Pasalnya, tuntutan akan tenaga kerja Indonesia di era digital ekonomi semakin tinggi dengan adanya digitalisasi, otomasi dan kecerdasan buatan.

Dikutip dari sebuah studi yang dilakukan oleh McKinsey Global Institute, (Skill Shift Automation and the Future of the Workforce, McKinsey Global Institute, Mei 2018), kebutuhan higher cognitive skills dan technological skills akan meningkat sebesar masing-masing 8% dan 55% pada tahun 2030 dibanding tahun 2016.

Selain itu, permintaan terhadap tenaga kerja kompeten dan memiliki keahlian di Indonesia akan meningkat pesat hingga 113 juta orang pada tahun 2030 sehingga menyebabkan kekurangan tenaga kerja ahli sebesar 9 juta (The archipelago economy: Unleashing Indonesia's potential, McKinsey Global Institute, 2012).

 

BERITA TERKAIT

Tampung 1000 Jemaah - APLN Resmikan Masji Raya Al Azhar Podomoro Park

Emiten properti, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) sejak lama fokus menyasar pasar Jawa Barat. Perusahaan banyak menebar proyek bisnis…

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tampung 1000 Jemaah - APLN Resmikan Masji Raya Al Azhar Podomoro Park

Emiten properti, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) sejak lama fokus menyasar pasar Jawa Barat. Perusahaan banyak menebar proyek bisnis…

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…