Oleh: Fauzi Aziz

Pemerhati Masalah Ekonomi dan Industri

Perencanaan jangka panjang pembangunan industri nasional telah dibuat dan dituangkan dalam PP nomor 14/2015 sebagai pelaksanaan UU nomor 3/2014 tentang perindustrian. Jangka waktunya 20 tahun dimulai dari tahun 2015 hingga tahun 2035.

Perencanaan industri tentu menjadi bagian tak terpisahkan dari pengaturan, pembinaan dan pengembangan industri. Setelah itu, kita memasuki tahap pelaksanaan, pengorganisasian, dan pengawasan pembangunan yang direncanakan di berbagai wilayah tanah air dalam rangka pemerataan persebaran wilayah industri. Tentu di dalamnya termasuk aspek pendanaan yang merupakan bagian dari pelaksanaan pembangunan industri.

Apa bisa industri dibangun dengan dana APBN. Tidak sepenuhnya bisa, kecuali yang dibangun sebagai bentuk Investasi Pemerintah. Kalau investasinya dilakukan oleh masyarakat dan dunia usaha, dana masyarakatlah yang sebagian besar akan digunakan untuk membangun industri. Secara garis besar ada dua kelompok pembiayaan yang harus dipenuhi yaitu berupa capital financing, dan loan financing.

Capital financing lebih dibutuhkan sebagai dana pembangunan yang lebih bersifat jangka panjang. Sedangkan loan financing lebih dibutuhkan ketika industri yang dibangun memasuki tahap komersial, yang pasti membutuhkan working capital dan trade financing untuk mendukung pembiayaan perdagangan internasional, umumnya terkait dengan kegiatan ekspor-impor.

Kalau investasi-industri-perdagangan kita sepakati sebagai primary policy yang harus dikelola secara in the one direction, maka ketika kita berada dalam development framing dan comercial framing, pasti kita akan berurusan dengan Capital Financing, dan Loan Financing. Hukum besi ini tidak bisa diabaikan sehingga Capital Financing dan Loan Financing menjadi bersifat inheren dalam pengelolaan kebijakan investasi-industri-perdangan yang statusnya harus in the one direction.

Jujur kita belum punya angka kebutuhan pendanaan yang diperlukan untuk mbangun industri sampai dengan tahun 2035.Atau kita breakdown untuk jangka lima tahunan. Paling tidak yang berupa Capital Financing berapa kita perlukan. Yakng berupa Investasi Pemerintah, dananya bisa dari APBN, dan yang berupa investasi swasta,  sumber dananya berasal dari masyarakat.

Setiap bangsa  ingin membangun, terutama negara-negara berkembang yang pasarnya sedang tumbuh. Namun tidak semua bangsa punya dana untuk membiayai pembangunan. Di sisi lain, pun bila tersedia cukup dana tidak serta merta dapat diterjemahkan menjadi capaian pembangunan yang disebabkan karena banyak faktor. Bisa disebabkan karena perencanaannya buruk dan progamnya tidak berkualitas, bisa juga karena banyak yang salah sasaran, salah urus karena dananya dikorupsi.

Dalam satu pembelajaran kita dapatkan sebuah situasi bahwa memang tidak semua orang care mendengar kata pembangunan. Sebagian dari mereka "muak" karena banyak pemegang kekuasaan selalu berdalih membenarkan segala tindakan yang dilakukan atas nama pembangunan.