NERACA
Jakarta – Di paruh pertama 2018, dua anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) mencatatkan total kontrak yang akan dihadapi (order book) sebesar Rp 20,22 triliun. Pencapaian tersebut dikontribusikan dari order book PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) sebesar Rp 8,45 triliun dan PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) sebesar Rp 11,77 triliun. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Disebutkan, order book PT Wika Karya Beton Tbk sebesar Rp 8,45 triliun terdiri dari catatan omzet kontrak baru sebesar Rp 3,13 triliun ditambah dengan carry over dari tahun 2017 yakni sekitar Rp 5,32 triliun. Kata sekretaris perusahaan (WTON), Yuherni Sisdwi R, dari perolehan tersebut WIKA Beton optimis dapat meraih target diakhir tahun,”Beberapa proyek besar yang menyumbang perolehan kontrak baru hingga Juni 2018 ini masih didominasi oleh proyek dibidang infrastruktur sebesar 65,03%, disusul proyek di sektor energi sebesar 26,32%, kemudian sisanya berasal dari sektor properti, industri,dan pertambangan masing-masing menyumbang sebesar 4,72%, 3,54%, dan 0,39%," ujarnya.
Proyek-proyek tersebut di antaranya adalah proyek Dermaga Kijing-Mempawah, tol Kunciran Cengkareng, Dermaga KBN Marunda, PLTGU Tambak Lorok, Jembatan Sungai Tondano, Loan Toll Manado-Bitung, dan lainnya. Asal tahu saja, di semester kedua tahun ini, WIKA Beton akan makin serius menggarap pasar Asia Tenggara. Sebelumnya, WIKA Beton sudah berpengalaman mengerjakan proyek di luar negeri seperti proyek East West Motorway di Al-Jazair tahun 2011, proyek Gorgon di Australia tahun 2012, serta proyek Comoro Bridge di Timor Leste tahun 2010- 2012.
Sementara itu, order book Rp 11,77 triliun dari Wika Gedung merepresentasikan 70,9% dari target tahun ini. Perolehan itu belum termasuk rencana perolehan kontrak baru senilai Rp 2,6 triliun di bulan Juli ini,”Kami yakin kontrak proyek tersebut akan kami peroleh karena penawaran kami yang terendah, “ujar Direktur Utama WEGE Nariman Prasetyo.
Tahun ini, WEGE juga menargetkan perolehan kontrak sebesar Rp 16,59 triliun atau naik sebesar 28,2% dari realisasi tahun 2017. Total kontrak terdiri dari target kontrak baru tahun 2018 sebesar Rp7,83 triliun dan carry over tahun 2017 sebesar Rp8,76 triliun. “Komposisi perolehan kontrak baru tahun 2018 direncanakan berasal dari Pemerintah: 30%, BUMN: 30% dan Swasta: 40%,”kata Nariman Prasetyo.
Emiten properti, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) sejak lama fokus menyasar pasar Jawa Barat. Perusahaan banyak menebar proyek bisnis…
NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…
NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…
NERACA Jakarta - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…