Mengandalkan Proyek di Dalam Negeri - Spindo Targetkan Produksi 370 Ribu Ton Pipa

NERACA

Jakarta – Kejar pertumbuhan pendapatan tahun ini sebesar 20%, emiten produsen pipa baja PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) atau Spindo mengincar beberapa proyek baru dan salah satunya proyek yang didapat adalah pengadaan pipa transmisi ruas Cirebon-Semarang. Deputy President Director Steel Pipe Industry of Indonesia, Tedja Sukmana Hudianto mengatakan, target kontrak proyek tersebut ialah bulan Oktober atau November 2018. "Terhitung sampai Mei 2018, order pipa mencapai 150.000 ton," kata Tedja di Jakarta, kemarin.

Untuk memenuhi permintaan konsumennya, perseroan menargetkan dapat memproduksi pipa sebanyak 370.000 ton. Namun sayangnya, Tedja enggan merinci lebih detail kemana target konsumen dari produk pipa tersebut. Beberapa proyek tersebut antara lain pembangunan dermaga Gili Mas, Lombok yang dikerjakan oleh PT Pembangunan Perumahan (PTPP), serta pembangunan Tanjung Jati Expansion dengan kontraktor PT JFE Shoji Trade Indonesia.

Selama ini, Spindo mengandalkan penjualan produk untuk mengisi pasar dalam negeri yakni dengan porsi sekitar 85% dari total penjualan. Sedangkan sisanya diekspor ke beberapa negara. Tercatat sepanjang tahun 2017 kemarin, laba bersih Spindo sebesar Rp 8,63 miliar. Jumlah tersebut turun 92,1% ketimbang periode sebelumnya Rp 102,9 miliar. Salah satu faktor utama penyebab anjloknya laba bersih perusahaan ini diantaranya akibat lonjakan harga bahan baku baja. Karena itulah kini mereka terus berupaya melakukan efisiensi.

Tengok saja, tahun ini Spindo tidak memiliki agenda ekspansi bisnis baru. Namun, perusahaan tetap menyiapkan anggaran belanja modal sebesar Rp 70 miliar. Perseroan mengungkapkan, target pertumbuhan pendapatan 20% atau sekitar Rp 3,9 triliun didasari keyakinan harga bahan baku seperti baja tahun ini bakal stabil. Pada bulan ini, kata Johannes Edward, Investor Relations ISSP, kenaikan harga bahan baku sudah naik hingga 10%. Oleh karena itu, perusahaan ini bakal lebih memprioritaskan ketersediaan bahan baku dari domestik.

Pada tahun ini pembelian bahan baku dari lokal bakal ditingkatkan hingga 45% dari porsi biasanya. Pada tahun sebelumnya sekitar 60% kebutuhan bahan baku Spindo didapat dari impor, sedangkan sisanya 40% dari dalam negeri. Untuk pasar, hampir 85% porsi penjualan Spindo masih berasal dari permintaan domestik. Johannes belum bisa membeberkan proyek baru apa saja yang disasar, namun saat ini ada empat proyek yang tengah dalam pengerjaan menyerap produk pipa baja Spindo. "Seperti keperluan pipa air di pelabuhan Jawa Timur," ungkapnya.

Tahun ini Spindo masih mematok utilisasi di kisaran 60% dari kapasitas terpasang 600.000 ton per tahun. Spindo saat ini memiliki sembilan pabrik dengan 31 lini produksi di Indonesia saat ini.

 

 

BERITA TERKAIT

Tampung 1000 Jemaah - APLN Resmikan Masji Raya Al Azhar Podomoro Park

Emiten properti, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) sejak lama fokus menyasar pasar Jawa Barat. Perusahaan banyak menebar proyek bisnis…

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…