Mulai Ada Gejala Capital Outflow

NERACA

 Jakarta--- Pemerintah  tetap yakin  terkait adanya aliran modal yang ke luar dari  Indonesia bisa dikendalikan. Alasanya  modal ke luar tersebut hanya bersifat temporer. Karena yield (imbal hasil) yang rendah ke negara Asia lainnya.  "Setelah Indonesia mendapatkan investment grade tentu kan membuat ada koreksi tentang risiko, pricing, akibatnya mungkin ada investor yang perlu melakukan readjustment dari portfolionya," kata  enteri Keuangan Agus Martowardojo kepada wartawan di Jakarta,20/2

Menurut Agus, posisi Indonesia saat ini  dalam masa transisi. Sehingga wajar ada investor yang hanya berharap keuntungan sesaat. Apalagi  dengan yield yang ada di negara yang statusnya belum investment grade, tapi return-nya cukup baik. "Kita juga masih melihat pengalaman yang lalu ketika investor itu secara orientasi jangka pendek mengalihkan portfolio nya mereka itu pada saat masuk lagi,” tambahnya.

Mantan Dirut Bank Mandiri ini meyakini tersebut sifatnya sesuatu yang normal untuk Indonesia. Pemerintah melihat bahwa secara orientasi para investor tersebut memiliki orientasi jangka pendek dengan mengalihkan portofolionya. "Mereka akan menyadari bahwa ada kesempatan yang hilang, jadi untuk itu kita harus terus menjaga ekonomi supaya bisa tumbuh sehat, kuat dan berkesinambungan," paparnya.

Ditempat terpisah, ujar Ketua DPP PPP Bidang Ekonomi dan Wirausaha  Aunur Rofiq mengatakan kenaikan rating Indonesia ke investment grade oleh Moodys semakin memperkuat pengakuan internasional atas capaian kinerja perekonomian nasional yang sebelumnya dilakukan oleh Fitch.  "Ini merupakan hasil dari kerja keras dari berbagai kebijakan yang ditempuh selama ini, didukung oleh peran serta para pelaku dunia usaha, sektor keuangan, dan masyarakat luas. Pencapaian tersebut jelas akan memberikan banyak keuntungan bagi perekonomian nasional ke depan," katanya

Aunur rofiq menambahkan pengakuan dunia itu harus dimanfaatkan untuk memacu pertumbuhan ekonomi ke tingkat yang lebih tinggi, sehingga mampu mendorong penciptaan lapangan kerja dan mengatasi pengangguran dan kemiskinan.  "Perlu langkah-langkah kebijakan lanjutan dibanding sekedar puas atas pencapaian ekonomi nasional yang diakui dunia," paparnya

Malah Aunur menegaskan kenaikan rating Indonesia menjadi investment grade diraih melalui perjalanan panjang. Pada masa krisis Asia tahun 1997-1998, rating Indonesia anjlok tajam enam notch hanya dalam kurang dari setahun yaitu dari investment grade (BBB-) menjadi junk (B-). Ini berdampak pada merosotnya kepercayaan investor terhadap perekonomian nasional, sehingga terjadi gelombang penarikan modal dan terhentinya arus modal asing masuk ke Indonesia.

Pada saat yang sama, kata dia, perekonomian mengalami resesi yang cukup dalam, dengan pertumbuhan minus 13 persen, sementara inflasi melonjak sangat tinggi hingga mencapai 68%.. Industri perbankan kolaps sehingga harus direkapitalisasi dengan biaya yang sangat besar. "Dalam upaya untuk bangkit dari keterpurukan krisis, perekonomian Indonesia masih terlalu lemah untuk berhadapan dengan guncangan eksternal dan internal," ujarnya.

 

Menurut Aunur, baru setelah selama 14 tahun melakukan reformasi di bidang ekonomi, keuangan dan politik, baru pada akhir tahun 2011 lalu Indonesia dinilai layak menjadi tempat investasi dengan risiko yang relatif terkendali oleh investor internasional," ungkapnya.

Dikatakan Aunur, kenaikan rating ini merupakan pengakuan internasional atas capaian kinerja ekonomi Indonesia selama ini. "Pengakuan ini semakin memperkuat keyakinan bahwa di tengah meningkatnya ketidakpastian kondisi global belakangan ini, perekonomian Indonesia tetap memiliki ketahanan yang cukup baik," pungkasnya. *cahyo

BERITA TERKAIT

Peruri : Permintaan Pembuatan Paspor Naik Tiga Kali Lipat

    NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…

Jika BBM Naik, Inflasi Diprediksi Capai 2,5-3,5%

  NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…

Kemenhub Siap Fasilitasi Investasi Jepang di Proyek TOD MRT Jakarta

    NERACA Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi investor dari Jepang untuk pengembangan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Peruri : Permintaan Pembuatan Paspor Naik Tiga Kali Lipat

    NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…

Jika BBM Naik, Inflasi Diprediksi Capai 2,5-3,5%

  NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…

Kemenhub Siap Fasilitasi Investasi Jepang di Proyek TOD MRT Jakarta

    NERACA Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi investor dari Jepang untuk pengembangan…