Masyarakat Menengah Nikmati Subsidi Listrik

NERACA

Jakarta---PT PLN (Persero) mengungkapkan subsidi listrik pada saat ini belum tepat sasaran. Bahkan banyak rumah tangga yang memakai lebih dari 100 kwh masih menikmati subsidi tersebut.  "Kami hanya bersifat memberikan masukan. Saya bilang, bahwa banyak yang menyampaikan subsidi listrik ini banyak dinikmati oleh golongan masyarakat yang tidak pada tempatnya," kata  Direktur Perencanaan dan Manajemen Risiko PLN, Murtaqi Syamsuddin di Jakarta,

Lebih jauh Murtaqi, mengatakan, dalam pembahasan Tarif Dasar Listrik (TDL) terakhir ada wacana untuk mendesain kembali TDL yang kurang tepat sasaran. "Jadi orang yang pakai listrik besar tetapi subsidi besar, dia menikmati subsidi besar. Ada masalah keadilan, bukan hanya industri, tapi ada juga rumah tangga," tegasnya.

Menurut Murtaqi, rumah tangga yang sudah bisa memasang peralatan rumah tangga yang mewah, dan rumah tangga yang hanya dapat menyalakan lampu sebanyak tiga buah besaran subsidinya ternyata sama. "Yang menikmati siapa? rumah tangga perkotaan, masih mengkonsumsi. Ini muncul wacana, bukan merubah TDL, tapi sampai titik mana yang pantas diberi subsidi, selebihnya," paparnya

Dikatakan Murtaqi, subsidi listrik kenyataan masih dinikmati rumah tangga dengan pemakaian 100-1.000 Kwh. Padahal, subsidi harusnya dinikmati rumah tangga minimun dengan pemakaian 60 Kwh.   "Dalam kajian konsorsium perguruan tinggi, ada enam perguruan tinggi berdasarkan survey, yang nikmati subsidi golongan masyarakat yang tidak sepantasnya. Subsidi dialokasi betul-betul kepada masyarakat yang membutuhkan," imbuhnya

Yang jelas, kata Murtaqi, rumah tangga dengan pemakaian listrik melampaui 60 kilowatt per hours (Kwh) diusulkan untuk mendapat pengurangan subsidi alias kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL).  "Desainnya sedang dibahas oleh pemerintah. Usulan dari PLN, kami sependapat dengan satu prinsip subsidi perlu diarahkan pada golongan masyarakat yang menbutuhkan," tukasnya

Murtaqi menambahkan  pihaknya akan mengatur pemberian subsidi untuk yang paling membutuhkan atau pembayaran individual. "Kalau di rumah mudah sekali untuk yang 450 va dan 900 va masih okelah. Tetapi untuk 450 va pemakaiannya besar bisa di atas 60 kwh, subsidinya perlu dikurangi, sekarang kan pukul rata," tegasnya.

Dijelaskan Murtaqi, untuk pelanggan yang memakai 2.200 Va ternyata paling banyak yang menerima subsidi. "Pelanggan 2.200 Va listrik diatas 1.000 kwh, lebih besar subsidi daripada di desa yang pasang tiga sampai empat lampu. Persoalan keadilan menjadi salah satu konsen, dan studi dari perguruan tinggi," jelasnya.

Lebih lanjut dirinya mengatakan, persoalan tarif, persoalan subsidi, dan ada persoalan keadilan, ini akan berdampak pada fiskal. "Keadilan harus dibenahi, yang kedua persoalan fiskal, pemerintah masih mau menanggung tidak subsidi yang besar dan bermanfaat untuk yang lain," pungkasnya. **cahyo

BERITA TERKAIT

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…