Mie Instan Jadi Produk Paling Dicari Konsumen

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - Perusahaan riset Kantar Worldpanel merilis ranking global Brand Footprint 2018. Hasilnya, mie instan Indomie menjadi merek Fast Moving Consumer Goods (FMCG) yang paling banyak dicari dan dipilih oleh konsumen rumah tangga Indonesia dalam 6 tahun berturut turut. Hampir seluruh rumah tangga membeli merek ini dengan frekuensi mencapai 2 kali perminggu. Tak hanya Indomie, dalam top 10 Brand Foodprint 2018 juga menempatkan mie Sedaap diposisi kelima dengan brand yang paling sering dicari konsumen.

“Mie instan masih memiliki peran yang signifikan pada kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Di samping rasa yang begitu familiar di lidah masyarakat Indonesia, harga yang terjangkau serta distribusi yang menjangkau seluruh negeri juga berkontribusi menjadikan mie instan favorit keluarga Indonesia,” kata Direktur New Business Development, Kantar Worldpanel Indonesia, Fanny Murhayati di Jakarta, Kamis (24/5).

Brand Footprint merupakan studi tahunan untuk mengukur pilihan konsumen melalui metrik CRP (Consumer Reach Point) yang mengobservasi jumlah pembelian rumah tangga dari sebuah brand (penetrasi pasar) dan seberapa sering merek dibeli (frekuensi). Studi ini merepresentasikan kekuatan merek-merek di 43 negara pada 5 benua, mencakup 18.000 merek makanan, minuman, produk susu serta olahannya, produk kecantikan dan kesehatan, juga produk perawatan rumah tangga. Ranking Indonesia Urban juga dirilis secara ekslusif oleh Brand Footprint, mencakup 7.400 rumah tangga yang merepresentasikan 28 juta atau 85% dari total rumah tangga di area urban Indonesia.

Merek mie instan asal Indonesia Indomie tak hanya tenar di dalam negeri, di beberapa negara juga menjadi pilihan konsumen seperti di negara-negara Timur Tengah, Malaysia, Ghana, Turki, dan Amerika Serikat. Maka dari itu, Indomie juga memegang posisi yang kuat pada level global, mengamankan posisi ke-8 pada ranking Brand Footprint 2018 dunia dan juga posisi nomor 1 di Nigeria. Inovasi yang berkelanjutan serta distribusi internasional yang luas membantu Indomie untuk memperoleh kesuksesan besar ini.

Berikut ini adalah 10 besar brand footprint 2018. Peringkat pertama ada Indomie, kedua ada So Klin, ketiga Kapal Api, keempat Royco, kelima Mie Sedaap, keenam Frisian Flag, ketujuh Molto, kedelapan Lifebouy, kesembilan Masako dan kesepuluh Indofood. Studi ini juga menunjukkan bahwa merek-merek lokal berhasil menempati kehadiran yang kuat pada rumah tangga Indonesia, hal ini ditunjukkan dari 60% merek yang berhasil menunjukkan pertumbuhan pada urutan 50 teratas merupakan produk dari produsen lokal. Kemampuan para pemain lokal untuk beradaptasi dengan cepat terhadap tren konsumen terbaru mendukungnya untuk lebih produktif dalam meluncurkan inovasi baru pada pasar lokal. Hal ini menyoroti maraknya merek lokal yang memenagkan pangsa pasar dari para pemain global. 

Ia menyatakan bahwa brand footprint dapat mendukung pemain FMCG dalam merancang strategi pertumbuhan dengan lebih akurat. “Studi ini juga membantu pelaku industri FMCG dalam menentukan strategi pemasaran yang tepat untuk meningkatkan performa merek pada pasar yang terus berubah,” jelasnya. Fanny juga menegaskan bahwa untuk mendorong konsumen agar membeli lebih sering merupakan faktor yang tak kalah penting dalam meningkatkan kinerja penjualan, di samping lewat peningkatan jumlah pembeli merek.

 

BERITA TERKAIT

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…