NERACA
Jakarta – Melesatnya harga saham PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) mencapai Rp 3.880 per saham akhir November lalu yang dipacu aksi crossing saham sekitra 1,63 miliar saham atau senilai Rp 6.51 triliun, menjadi perhatian para pelaku pasar dan termasuk PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Namun menjawab pertanyaan pelaku pasar dan termasuk otoritas bursa, PT Sarna Menara Nusantara Tbk mengungkapkan, dibalik transaksi crossing saham adalah PT Sapta Adhikari Investama.
Direktur Utama Sapta Adhikari, Agus Santoso Suwanto dalam siaran persnya di Jakarta, Senin (4/12) menyatakan, pihaknya membeli 1,627 miliar saham TOWR atau setara 15,19% pada 29 November lalu. Harga pembelian senilai Rp 4.000 per saham. Itu artinya, nilai transaksi ini mencapai Rp 6,51 triliun. Setelah transaksi tersebut, kepemilikan Sapta Adhikari dalam TOWR bertambah menjadi 48,81% dari sebelumnya 32,86%. Adapun, sisa 51,19% saham dimiliki publik di bawah 5%.“Tujuan transaksi ini untuk investasi. Status kepemilikan saham langsung," ungkap Agus.
Sebagai informasi, perdagangan saham di BEI pada sesi pertama Rabu, (29/11) telah terjadi transaksi tutup sendiri alias crossing saham PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR). Merujuk data RTI, transaksi ini terjadi atas 1,63 miliar saham dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 4.000 per saham. Artinya, nilai crossing saham TOWR pada perdagangan Rabu, kemarin mencapai Rp 6,51 triliun.
Transaksi tersebut terjadi antara investor asing sebagai pihak penjual dengan investor lokal sebagai pembelinya. Crossing saham yang terjadi dalam 10 kali transaksi tersebut dilakukan melalui broker BCA Sekuritas sebagai penjual dan pembeli. Harga saham yang terjadi atas transaksi ini termasuk premium lantaran harga saham TOWR berada di level Rp 3.880 per saham.
Adapun data terakhir mencatat, 3,35 miliar saham atau setara 32,82% kepemilikan TOWR dimiliki oleh PT Sapta Adhikari Investama, sementara sebanyak 6,85 miliar saham atau setara 67,18% kepemilikan perusahaan dimiliki oleh publik di bawah 5%. Di kuartal tiga tahun ini, PT Sarana Menara Nusantara Tbk berhasil mencatat kenaikan pendapatan menjadi Rp 3,98 triliun. Jumlah ini meningkat 6,59% year-on-year (yoy) dari sebelumnya Rp 3,73 triliun. Disebutkan, bisnis sewa menara jadi kontributor terbesar pendapatan TOWR di periode ini. Bisnis ini menyumbang 94% dari total pendapatan TOWR hingga akhir September.
Meski begitu, pertumbuhan paling tinggi datang dari bisnis sewa metropolitas wireless fiber optic (MWIFO) yang tumbuh 111,64% yoy menjadi Rp 89,18 miliar di kuartal ketiga ini. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya pendapatan sewa jasa telekomunikasi jaringan serat optik dan nirkabel untuk layanan internet, baik dari pihak ketiga maupun pihak berelasi.
Isu mengenai rencana penggabungan usaha atau merger Grab dengan GoTo atau akuisisi GoTo oleh Grab terus mendapat penolakan dari para…
Fakta persidangan hasil pemeriksaan Zarof Ricar sebagai saksi mahkota dalam perkara suap vonis bebas Gregorius Ronald Tanur di Pengadilan Tipikor,…
Rumor mengenai potensi merger antara dua raksasa transportasi online, Grab Holdings Ltd. dan GoTo Gojek Tokopedia, kembali mencuat. Sejumlah sumber…
Isu mengenai rencana penggabungan usaha atau merger Grab dengan GoTo atau akuisisi GoTo oleh Grab terus mendapat penolakan dari para…
Fakta persidangan hasil pemeriksaan Zarof Ricar sebagai saksi mahkota dalam perkara suap vonis bebas Gregorius Ronald Tanur di Pengadilan Tipikor,…
Rumor mengenai potensi merger antara dua raksasa transportasi online, Grab Holdings Ltd. dan GoTo Gojek Tokopedia, kembali mencuat. Sejumlah sumber…