NERACA
Jakarta – Lantaran minat investor terhadap righsts issue Waskita Toll Road minim dan juga harga penawaran divestasi ruas tol tidak memenuhi ketentuan perusahaan, maka besar kemungkinan aksi korporasi PT Waskita Karya (Persero) Tbk berpeluang batal diwujudkan.
Pada tahun ini, ada dua aksi korporasi yang bakal digelar PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT), yaitu divestasi sembilan ruas tol yang dimilikinya serta menerbitkan saham baru (rights issue) oleh entitas usaha yang bergerak di bidang jalan tol, yakni PT Waskita Toll (Road). "Kemungkinan batal rights issue dan divestasi, namun biar panitia yang mengumumkannya ya. Kalau toh ada yang nawar di bawah yang kita harapkan, ya kita enggak bisa teruskan. Rights issue juga sama saja," kata M. Choliq, Direktur Utama WSKT di Jakarta, kemarin.
Dirinya menambahkan, jika saham baru yang dikeluarkan WTR tidak ada peminat, maka opsi yang akan ditempuh adalah penawaran umum saham perdana (IPO). Sebab, Waskita meyakini WTR merupakan perusahaan yang baik dan memiliki prospek cerah.”Kita yakin WTR itu barang bagus. Kalau orang enggak yakin, ya tidak apa-apa. Kita akan IPO-kan," sambungnya.
Rencana IPO tersebut baru dapat diputuskan pada paruh pertama tahun depan. Oleh sebab itu, dia belum dapat menjelaskan berapa jumlah saham yang akan dilepas ke publik. Kendati demikian, dirinya memperkirakan, kebutuhan dana perusahaan mencapai Rp10 triliun yang akan digunakan untuk membangun ruas tol baru. Saat ini, Waskita memiliki 18 ruas tol dan diperkirakan jumlahnya bertambah tiga ruas pada 2017.”Tahun depan masih akan tambah lagi, sesuai dengan kecepatan tender yang kita ikuti," urainya.
Selain itu, perseroan bakal membangun proyek berkonsep transit oriented development (TOD) di Stasiun Bogor. Menteri BUMN, Rini Mariani Soemarno mengatakan, proyek TOD akan menggunakan lahan milik PT KAI (Persero) dan dapat dirampungkan dalam 24 bulan mendatang. “Kementerian BUMN sudah mendetilkan dengan KAI, BUMN karya, serta PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk bahwa sekitar 25-30% dari proyek TOD diperuntukkan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)," ujar Rini.
Sementara Walikota Bogor, Arya Bima menuturkan, pihaknya tengah melakukan perapian tata ruang serta merealisasikan penggunaan transportasi umum, sebab tantangan utama Bogor adalah mengurai kemacetan. "Untuk mewujudkannya, maka kami akan melakukan akselerasi, kordinasi, dan kolaborasi agar percepatan dapat dilakukan," tutur Arya.
Isu mengenai rencana penggabungan usaha atau merger Grab dengan GoTo atau akuisisi GoTo oleh Grab terus mendapat penolakan dari para…
Fakta persidangan hasil pemeriksaan Zarof Ricar sebagai saksi mahkota dalam perkara suap vonis bebas Gregorius Ronald Tanur di Pengadilan Tipikor,…
Rumor mengenai potensi merger antara dua raksasa transportasi online, Grab Holdings Ltd. dan GoTo Gojek Tokopedia, kembali mencuat. Sejumlah sumber…
Isu mengenai rencana penggabungan usaha atau merger Grab dengan GoTo atau akuisisi GoTo oleh Grab terus mendapat penolakan dari para…
Fakta persidangan hasil pemeriksaan Zarof Ricar sebagai saksi mahkota dalam perkara suap vonis bebas Gregorius Ronald Tanur di Pengadilan Tipikor,…
Rumor mengenai potensi merger antara dua raksasa transportasi online, Grab Holdings Ltd. dan GoTo Gojek Tokopedia, kembali mencuat. Sejumlah sumber…