NERACA
Jakarta - Mengalami kenaikan harga saham di luar kewajaran, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan (suspensi) saham PT Ancora Indonesia Resources Tbk (OKAS) di pasar reguler dan pasar tunai mulai Kamis (7/9). Informasi tersebut disampaikan BEI dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Kadiv Pengawasan Transaksi BEI, Zakky Ghufron menghimbau, kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan perseroan. Rabu (6/9), saham OKAS ditutup naik 24,57% dari sesi sebelumnya ke level Rp 436. Ini harga tertinggi saham OKAS. Bahkan, sepanjang pekan ini, harga saham yang bergerak di bisnis sumber daya alam ini sudah melejit sekitar 74,4%.
Sebagai informasi, PT Ancora Indonesia Resources Tbk berencana mengambil alih perusahaan asal Singapura, Indotan Lombok Pte Ltd. Untuk melakukan akuisisi ini, perusahaan menyiapkan US$ 2 juta. Emiten yang bergerak di bisnis pertambangan dan perdagangan ini mengajukan tawaran untuk pembelian saham perusahaan Indotan Lombok Pte Ltd, induk usaha perusahaan tambang Indonesia yang beroperasi di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Dana sebesar US$ 2 juta harus disiapkan untuk bisa membeli saham perusahaan ini.”Perusahaan sedang mengkaji struktur dan sumber pendanaan untuk mendapat dana guna membeli efek Indotan Lombok Pte Ltd," kata Teddy K. Somantri, Direktur Utama OKAS.
Nantinya, perusahaan akan membeli saham Indotan Lombok Pte Ltd dari Southern Arc Minerals Inc selaku penjual. Tujuan transaksi ini sebagai investasi perusahaan. Namun, rencana pembelian ini masih tergantung beberapa faktor diantaranya hasil due dilligence, persetujuan pemegang saham terkait akuisisi, persetujuan dari kreditur, persetujuan dari regulator, serta sumber dana yang tersedia.
Adapun Indotan Lombok Pte Ltd memegang 90% dari saham PT Indotan Lombok Barat, perusahaan tambang yang beroperasi di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Sehingga, akuisisi ini diharapkan bisa memberikan nilai tambah serta meningkatkan nilai perusahaan dalam jangka panjang. Tahun ini, OKAS menargetkan pendapatan yang bisa diraih tumbuh hingga 10% pada. Meski mematok pertumbuhan positif, perseroan kabarnya tidak akan ekspansi besar-besaran pada tahun ini. Justru perusahaan ini bakal memaksimalkan utilitas dari pabrik serta dari rig pengeboran yang ada.
Kemudian untuk belanja modal dianggarkan perseroan hanya US$1 juta sampai dengan US$2 juta pada tahun ini. Dimana capex tersebut digunakan untuk peremajaan mesin dan peningkatan utilitas.
NERACA Jakarta – Sebagai bentuk apresiasi kepada pemegang saham, PT Intanwijaya Internasional (INCI) berencana membagikan dividen tunai tahun buku 2024…
NERACA Jakarta – Di kuartal pertama 2025, PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ), salah satu pemain di sektor perdagangan komoditas…
Berhasil mencatatkan pertumbuhan laba di kuartal pertama 2025 dan juga seiring tren kenaikan harga, likuiditas, dan market capital membuat saham…
NERACA Jakarta – Sebagai bentuk apresiasi kepada pemegang saham, PT Intanwijaya Internasional (INCI) berencana membagikan dividen tunai tahun buku 2024…
NERACA Jakarta – Di kuartal pertama 2025, PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ), salah satu pemain di sektor perdagangan komoditas…
Berhasil mencatatkan pertumbuhan laba di kuartal pertama 2025 dan juga seiring tren kenaikan harga, likuiditas, dan market capital membuat saham…