NERACA
Jakarta - PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) akan mengajukan insentif pembebasan pajak dalam jangka waktu tertentu (tax holiday) kepada pemerintah untuk proyek pembangunan pabrik olefin baru berkapasitas 1 juta ton per tahun dengan nilai investasi mencapai US$2,4 miliar.”Perseroan tengah menyiapkan anak perusahaan baru dan perseroan sudah menerima insentif pengurangan pajak (tax allowance) melalui anak usahanya, PT Synthetic Rubber Indonesia (SRI). Mudah-mudahan awal bulan ini sudah terbentuk perusahaan barunya, setelah lengkap semuanya, kami segera mengajukan ke pemerintah untuk mendapatkan tax holiday," kata Vice President for Corporate Relations CAP, Suhat Miyarso di Jakarta, Senin (3/4).
Suhat menyampaikan optimistis, pabrik olefin jenis etilena yang akan dibangun perusahaan layak mendapatkan insentif tax holiday. Sebab, nilai investasinya sangat besar.”Insentif tersebut bisa menggairahkan iklim investasi petrokimia hulu. Selama ini, hanya sedikit investor yang berminat membangun pabrik etilena karena investasinya sangat besar dan jangka waktu balik modal yang lebih lama, dibandingkan industri petrokimia hilir atau plastik," ungkapnya.
Proyek yang ditargetkan rampung pada 2021 ini, membuat total kapasitas etilena Chandra Asri Petrochemical naik menjadi hampir 2 juta ton. Sebelumnya, TPIA menaikkan kapasitas pabrik etilena pada akhir 2015 menjadi 860.000 ton per tahun dengan investasi US$380 juta. Etilena dihasilkan dari pengolahan nafta, produk turunan minyak mentah. Selanjutnya, etilena diolah menjadi polietilena (PE), bahan baku plastik.
Perseroan merupakan perusahaan petrokimia terbesar nasional, juga akan membangun pabrik produk turunan etilena. Dengan demikian, ekspansi Chandra Asri menelan total dana US$4 miliar hingga US$5 miliar. Di tahun lalu, TPIA mencatatkan laba bersih melesat tajam dari US$ 26,3 juta di 2015 menjadi US$ 300,1 juta.”Ini adalah sebuah lonjakan yang signifikan sebesar US$ 273,8 juta atau sebesar 1.043% year on year,"kata Direktur PT Chandra Asri Petrochemical Tbk, Suryandri.
Sementara untuk pendapatan bersih perseroan di 2016, tercatat sebesar US$ 1.930,3 juta atau naik 40% dibandingkan dengan tahun sebelumnya US$ 1.377,6 juta. Angka ini sebagian besar karena penjualan produk yang lebih tinggi sebesar 64% dari 1.233 KT (kilo tonnes) menjadi 2.024 KT dengan kapasitas produksi yang lebih tinggi yakni lebih dari 43% pasca ekspansi Cracker yang rampung pada akhir 2015.
NERACA Jakarta -Pengusaha properti asal Indonesia, Iwan Sunito melalui perusahaan barunya, One Global Capital menggelar roadshow bertajuk “Invest Like a…
NERACA Jakarta – Meski dihadapkan masih lemahnya daya beli masyarakat, namun emiten pariwisata PT Bayu Buana Tbk. (BAYU) mengaku optimis…
NERACA Jakarta- Di kuartal pertama 2025, PT Bank Seabank Indonesia berhasil membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp124 miliar dengan laba…
NERACA Jakarta -Pengusaha properti asal Indonesia, Iwan Sunito melalui perusahaan barunya, One Global Capital menggelar roadshow bertajuk “Invest Like a…
NERACA Jakarta – Meski dihadapkan masih lemahnya daya beli masyarakat, namun emiten pariwisata PT Bayu Buana Tbk. (BAYU) mengaku optimis…
NERACA Jakarta- Di kuartal pertama 2025, PT Bank Seabank Indonesia berhasil membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp124 miliar dengan laba…