BUMI Bidik Dana Rights Issue Rp 35,1 Triliun

NERACA

Jakarta - Perjalanan kinerja PT Bumi Resources Tbk (BUMI) sepanjang tahun 2016 tidak pernah sepi dari isu dan selalu menyedot perhatian para pelaku pasar dan termasuk investor. Kini di tahun 2017, aksi korporasi BUMI masih akan menjadi perhatian pelaku pasar. Pasalnya, perseroan berencana menggelar penambahan modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) maksimal sebesar 37,88 miliar saham baru. Nilai transaksi itu diperkirakan mencapai Rp 35,1 triliun.

Saham baru ini akan diterbitkan dalam proses penawaran umum terbatas (PUT) perseroan dan pelaksanaan Obligasi Wajib Konversi (OWK) oleh para pemegangnya. HMETD yang dilakukan melalui PUT ini kepada pemegang saham perseroan akan meliputi hak untuk membeli saham baru PUT dan OWK.”Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) perseroan akan diadakan pada Selasa, 7 Februari 2017,"kata Dileep Srivastava, Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI di Jakarta, kemarin

Untuk menghindari keraguan, perseroan berhak untuk mengeluarkan sebagian dari atau seluruh jumlah maksimum saham yang disetujui untuk diterbitkan berdasarkan keputusan RUPSLB tersebut. Nantinya, harga pelaksanaan HMETD final akan ditentukan oleh dewan komisaris perseroan. Jika nantinya lebih dari separuh pemegang saham yang hadir dalam RUPSLB memberikan persetujuan penerbitan HMETD dan BUMI sudah mendapat restu dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), maka perseroan akan mengeksekusi aksi korporasi itu dalam jangka waktu setahun dari persetujuan RUPSLB tersebut.

Dari rights issue dan penerbitan OWK itu, BUMI akan menggunakan seluruh dana yang diterima itu untuk melunasi kewajiban utang terakumulasi perseroan sesuai dengan keputusan PKPU. Manajemen BUMI berharap pemegang saham perseroan berpartisipasi secara maksimal untuk mengambil saham baru ataupun OWK yang ditawarkan itu. Namun, jika tak ada yang mengambil, atau hanya sebagian pemegang saham yang melaksanakan HMETD, maka saham baru dan OWK yang tidak diambil bagian akan diserap oleh pembeli siaga, yakni kreditur BUMI sendiri.

Kreditur BUMI dapat mengambil bagian saham baru dengan cara mengompensasi hak tagih yang dimiliki menjadi saham baru ataupun membeli OWK itu. Perlu dicatat, aksi korporasi ini memberikan efek dilusi sebesar 50,8% terhadap pemegang saham lama yang tak mengambil haknya dalam HMETD tersebut.

Sebagai informasi, BUMI membukukan laba bersih di kuartal tiga 2016 sebsar US$ 73 juta. Padahal pada periode yang sama tahun lalu, BUMI mencetak kerugian hingga US$ 627,9 juta. Namun, laba bersih BUMI bukan diperoleh dari peningkatan penjualan. Pasalnya, pendapatan BUMI pada periode itu justru anjlok dari US$ 33,49 juta menjadi US$ 18,07 juta.

Disebutkan, laba bersih BUMI berasal dari turunnya beban bunga keuangan dan adanya pendapatan lain-lain. Pos beban bunga dan keuangan turun dari US$ 405 juta menjadi US$ 283,3 juta. Restrukturisasi BUMI yang berhasil dilakukan pada bulan November lalu, turut dibukukan sebagai penghasilan lain-lain. Terdapat pembatalan denda bunga dan lain-lain sebesar US$ 350,84 juta yang dibukukan di laporan laba-rugi, sehingga mengerek laba bersih perseroan. (bani)

BERITA TERKAIT

Intanwijaya Tebar Dividen Rp35 Per Saham

NERACA Jakarta – Sebagai bentuk apresiasi kepada pemegang saham, PT Intanwijaya Internasional (INCI) berencana membagikan dividen tunai tahun buku 2024…

Daaz Bara Lestari Kantongi Pendapatan Rp3,08 Triliun

NERACA Jakarta – Di kuartal pertama 2025, PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ), salah satu pemain di sektor perdagangan komoditas…

ANTM Berpeluang Masuk Indeks MSCI dan FTSE

Berhasil mencatatkan pertumbuhan laba di kuartal pertama 2025 dan juga seiring tren kenaikan harga, likuiditas, dan market capital membuat saham…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Intanwijaya Tebar Dividen Rp35 Per Saham

NERACA Jakarta – Sebagai bentuk apresiasi kepada pemegang saham, PT Intanwijaya Internasional (INCI) berencana membagikan dividen tunai tahun buku 2024…

Daaz Bara Lestari Kantongi Pendapatan Rp3,08 Triliun

NERACA Jakarta – Di kuartal pertama 2025, PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ), salah satu pemain di sektor perdagangan komoditas…

ANTM Berpeluang Masuk Indeks MSCI dan FTSE

Berhasil mencatatkan pertumbuhan laba di kuartal pertama 2025 dan juga seiring tren kenaikan harga, likuiditas, dan market capital membuat saham…

Berita Terpopuler