Belajar Resi Gudang Hingga ke India

Belajar Resi Gudang Hingga ke India 

NERACA

‎Jakarta - Untuk mengembangkan potensi penjaminan melalui sistem resi gudang, Perum Jamkrindo terus melakukan terobosan. Salah satunya adalah melakukan studi banding ke India, yang sangat dikenal dengan suksesnya resi gudang."Sesuai amanat UU Nomor 1/2016 dan juga PP Nomor 1/2016, Perum Jamkrindo akan mengembangkan penjaminan melalui sistem resi gudang. Mengapa harus ke India, karena disana perkembangan resi gudang sangat luar biasa. Gudang milik pemerintah jumlahnya ribuan, begitu juga dengan gudang milik swasta, sama banyaknya,” kata Dirut Perum Jamkrindo Diding S Anwar, pada acara Media Gathering Jamkrindo di Jakarta, Sabtu (19/11).

Diding mengakui, selain India, Bulgaria juga terbilang maju pesat dalam mengembangkan sistem resi gudang."Penduduk India jumlahnya 1,3 miliar jiwa, dengan jumlah komoditas ratusan. Bulgaria, ternyata jauh lebih maju dari India. Kita akan lebih banyak belajar lagi dari mereka. Dann saya tegaskan, Jamkrindo siap menjalankan sistem resi gudang di Indonesia,” tandas dia.

‎Yang pasti, Diding menginginkan program penjaminan bisa memasyarakat di Indonesia, agar mampu mendukung pertumbuhan ekonomi nasional."Tahun ini, hingga Oktober 2016‎, volume penjaminan Jamkrindo sudah mencapai Rp102 triliun, dimana Rp40 triliun diantaranya dari program Kredit usaha rakyat (KUR). Semua debitur kita yang jumlah sebesar 10 jutaan adalah UMKM dengan penyerapan tenaga kerja sekitar 14 juta dalam lima tahun terakhir,” imbuh Diding.

Hanya saja, lanjut Diding, Jamkrindo tidak melulu hanya mengurusi perkuatan permodalan semata. Bidang lain seperti‎ pemeringkatan dan pendampingan UMKM juga dirambahnya."UMKM tidak butuh semata permodalan. Maka, kita juga melakukan program pemeringkatan dan pendampingan agar UMKM mampu naik kelas. Misalnya, kita pendampingan UMKM terkait pengembangan kemasa yang sesuai dengan selera pasar, membenahi manajemen UMKM agar profesional, dan sebagainya,” kata Diding lagi.

‎Ke depan, Jamkrindo yang bertotal aset Rp12 triliun itu akan terus melaju mengembangkan sistem resi gudang, surety bond, penjaminan syariah, hingga penjaminan untuk pembiayaan infrastruktur."Peluang di pembiayaan infrastruktur amat besar, ada sekitar Rp5.500 triliun, yang mana separohnya milik pemerintah, sisanya swasta dan BUMN. Maka kini, di setiap kantor ‎Gapensi di seluruh Indonesia telah disiapkan counter khusus Jamkrindo,” pungkas Diding. Mohar/Rin

 

BERITA TERKAIT

Sebanyak 1,3 Juta Konten Judi Diblokir, Komdigi"BPK Perkuat Tata Kelola Ruang Digital

NERACA Jakarta - Lonjakan masif konten negatif di ruang digital Indonesia terus mengancam keamanan siber nasional. Dari perjudian online hingga…

Ombudsman Buka Posko Pengaduan Daring SNPMB 2025

NERACA Jakarta - Ombudsman RI membuka posko pengaduan daring bagi masyarakat yang menemukan pelanggaran dalam proses Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa…

MK: Sebar Hoaks Dapat Dipidana Jika Timbulkan Kerusuhan di Ruang Fisik

NERACA Jakarta - Mahkamah Konstitusi memutuskan bahwa tindakan penyebaran informasi atau dokumen elektronik yang memuat pemberitahuan bohong atau hoaks dapat…

BERITA LAINNYA DI Hukum Bisnis

Sebanyak 1,3 Juta Konten Judi Diblokir, Komdigi"BPK Perkuat Tata Kelola Ruang Digital

NERACA Jakarta - Lonjakan masif konten negatif di ruang digital Indonesia terus mengancam keamanan siber nasional. Dari perjudian online hingga…

Ombudsman Buka Posko Pengaduan Daring SNPMB 2025

NERACA Jakarta - Ombudsman RI membuka posko pengaduan daring bagi masyarakat yang menemukan pelanggaran dalam proses Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa…

MK: Sebar Hoaks Dapat Dipidana Jika Timbulkan Kerusuhan di Ruang Fisik

NERACA Jakarta - Mahkamah Konstitusi memutuskan bahwa tindakan penyebaran informasi atau dokumen elektronik yang memuat pemberitahuan bohong atau hoaks dapat…

Berita Terpopuler