NERACA
Jakarta –Pesatnya kemajuan teknologi informasi saat ini membawa perubahan gaya hidup masyarakat yang menuntut cara kerja yang lebih efisien, cepat dan praktis. Tak ayal, saat ini hampir semua pelayanan dituntut untuk menghadirkan berbasis digital, tidak hanya industri perbankan atau multifinance, namun juga asuransi. Agar tidak ditinggal para konsumennya, maka inovasi layanan asuransi berbasis digital menjadi mutlak adanya seiring dengan dinamisnya perubahan prilaku masyarakat yang gembar berbelanja online berbasis digital, termasuk juga dalam membeli produk asuransi.
Tengok saja, menggeliatnya bisnis transportasi berbasis layanan aplikasi berbasis digital saat ini akan mulai dirasakan oleh industri asuransi berbasis digital kedepannya, meskipun saat ini belum banyak nasabah yang membeli produk asuransi lewat digital. Namun lambat tapi pasti, perubahan gaya hidup masyarakat yang sudah dimanjakan dengan kecanggihan smartphone yang ada digenggaman akan memaksa perubahan atau bahkan revolusi bisnis asuransi berbasis digital. Apalagi, berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyebutkan, pengguna internet di Indonesia mencapai 88,1 juta dan akan terus tumbuh tiap tahunnya. Dari angka tersebut, 48% merupakan pengguna internet harian.
Sementara itu pengguna aktif media sosial 72 juta orang, dari jumlah itu 62 juta penggunanya mengakses media sosial menggunakan perangkat mobile dan tercatat 308,2 juta pengguna telepon selular karena satu orang bisa menggunakan lebih dari satu telepon selular. Bahkan pada 2017 mendatang, Indonesia akan menempati posisi ketiga terbesar di dunia untuk penggunaan telepon pintar setelah Tiongkok dan India. Saat itu, sekitar 100 juta penduduk Indonesia akan menggunakan telepon pintar.
Minyikapi kondisi tersebut, mulai banyak perusahaan asuransi kini mulai bersaing memanfaatkan teknologi untuk menawarkan produk hingga mengisi polis asuransi secara digital. Selain itu, rekrutmen agen juga dilakukan secara online, penjualan produk lewat website, hingga pengiriman polis juga dilakukan secara digital. Yovita Hamdani, pendiri PasarAsuransi.co.id, lambat tapi pasti tren asuransi digital di Indonesia mulai menggeliat. Tren ini seiring perkembangan di mancanegara yang menunjukkan pembelian asuransi digital meningkat signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Dirinya menuturkan, potensi asuransi digital di Indonesia sangat besar. Apalagi, pengguna digital terus melonjak setiap tahunnya. Terutama jika dilihat dari jumlah pengguna smartphone (telepon pintar).
Melihat data dan pesatnya perkembangan digital di Indonesia, maka Yovita menyakini penjualan produk akan meningkat dengan banyaknya alternatif. Dirinyapun menegaskan, kehadiran digital tidak akan menggusur 100% agen, telemarketing, ataupun bancassurance di dunia asuransi. Kanal manual itu tetap akan ada, tinggal bagaimana nanti beradaptasi.
Sebagai Inovator
Langkah inilah yang dilakukan PT Central Asia Finansial (CAF) melalui brand asuransi JAGADIRI merambah industri asuransi berbasis digital. Perseroan mengklaim, asuransi JAGADIRI merupakan asuransi pertama berbasis e-commerce pertama di Indonesia.”Berbisnis industri asuransi sangat penting memperhatikan layanan yang mudah dalam menawarkan produknya, karena itu asuransi JAGADIRI menjadi asuransi e-commerce yang tidak mempunyai agen dan direct marketing secara lansung dengan nasabah serta mengembangkan komuniti marketing untuk memperkuat distribusi CAF,”kata Reginald J Hamdani, CEO PT Central Asia Financial.
Melalui layanan berbasis digital tersebut, sehingga pelayanan dalam bentuk situs di internet bukan lagi sebagai penyedia informasi semata, tapi seluruh transaksi pembelian hingga klaim dapat dilakukan hanya dengan mengakses situs tersebut. Menurutnya, kehadiran asuransi berbasis e-commerce dimaksudkan untuk memberkan kemudahaan dan harapan bagi masyarakat bila berasuransi itu mudah dan aman mulai dari beli produk hingga urusan klaim. Bahkan perseroan memastikan akan memberikan jawaban kepastian soal klaim selama 14 hari kerja, tanpa perantara. “Kita akan beri kepastian soal klaim tanpa perantara untuk menekan efisiensi.”tandasnya.
Sebagai inovator, JAGADIRI membuang seluruh mekanisme yang biasa dilakukan asuransi konvensional, jika dalam asuransi konvensional setiap nasabah akan mendapatkan buku polis yang memiliki berpuluh-puluh lembar halaman dan tentunya akan memakan biaya produksi, maka asuransi digital tidak membuang hal tersebut. Seluruh syarat dan ketentuan akan ditayangkan melalui menu di dalam sebuah website, yang tentunya dapat dibaca kembali kapan saja melalui perangkat komputer maupun smartphone.
Selain itu, asuransi digital juga membuang satu tahapan tersebut, seluruh nasabah dapat melakukan pembelian sendiri hanya dengan mengakses situs asuransi digital JAGADIRI. Dari dua aspek tersebut, asuransi digital sudah memiliki kelebihan tersendiri dalam urusan biaya produksi yang sudah dipangkas, dan akan berimbas dengan harga premi yang semakin murah. Kedepan, asuransi JAGADIRI tengah merancang beberapa aplikasi berbasis mobile apps, serta website, sebagai bentuk inovasi dalam dunia bisnis e-commerce. Hal ini, juga dimaksudkan untuk lebih menjangkau dan mendekatkan dengan konsumen. Sehingga, segala kebutuhan masyarakat terkait proteksi asuransi, diharapkan dapat lebih mudah dipenuhi, dan lebih terjangkau.
Keunggulan lainnya, asuransi JAGADIRI juga berani untuk menanggung resiko nasabah jika terjadi kecelakaan saat berolahraga extreme. Yang menariknya, nasabah tak perlu lagi menunggu konfirmasi dari agen asuransi, sebelum melakukan olahraga atau aktivitas lainnya, tetapi nasabah bisa langsung melakukan pembelian premi hanya dengan mengakses situs JAGADIRI. Dan tentunya juga dapat melakukan klaim hanya dengan mengakses situs tersebut. Mudah, bukan?
Asal tahu saja, ada empat produk yang disiapkan asuransi JAGADIRI ini yakni Jaga Sehat Plus, Jaga Aman Instan, Jaga Jiwa Plus, dan yang terakhir, Jaga Sehat Keluarga. Asuransi yang membangun brand dengan jargon ‘Asuransi JAGADIRI Asuransi Tanpa Beban’ ini, meyasar konsumen dewasa, dengan batasan usia tertanggung berusia 21 hingga 60 tahun. Sedangkan untuk anak-anak, mulai dari usa 0,5 hingga 23 tahun. (bani)
NERACA Jakarta — Dihantui perang dagang Amerika Serikat dan Cina, emiten furniture PT Integra Indocabinet Tbk. (WOOD) masih optimis menargetkan pertumbuhan penjualan…
NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) menargetkan pra-penjualan tahun ini sebesar Rp5 triliun dengan kontribusi dari…
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini senilai Rp150 miliar.…
NERACA Jakarta — Dihantui perang dagang Amerika Serikat dan Cina, emiten furniture PT Integra Indocabinet Tbk. (WOOD) masih optimis menargetkan pertumbuhan penjualan…
NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) menargetkan pra-penjualan tahun ini sebesar Rp5 triliun dengan kontribusi dari…
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini senilai Rp150 miliar.…