KOTA SUKABUMI - Wali Kota : Penanganan Anak Putus Sekolah Jadi Prioritas Utama

KOTA SUKABUMI

Wali Kota : Penanganan Anak Putus Sekolah Jadi Prioritas Utama

NERACA

Sukabumi - Meskipun persentase anak putus sekolah di Kota Sukabumi relatif kecil, namun bagi pemerintah permasalahan tersebut menjadi prioritas utama yang perlu ditangani."Masalah dunia pendidikan di Kota Sukabumi yang menjadi perhatian kita, satu di antaranya berkaitan dengan anak putus sekolah karena ekonomi. Tapi sudah kita tanggulangi. Selain itu, anak putus sekolah juga ada yang disebabkan faktor malas. Ini yang masih susah. Karena itu kita sudah meminta kepada guru maupun OSIS agar bekerja sama dengan orangtua siswa untuk mengajak kembali siswa yang putus sekolah untuk kembali bersekolah," ujar Wali Kota Sukabumi M. Muraz seusai upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional tingkat Kota Sukabumi di Lapang Merdeka, kemarin.

Berdasarkan data yang dikumpulkan dari informasi laporan penyelenggaraan pemerintah daerah (ILPPD) Kota Sukabumi 2015, kerawanan siswa drop out hanya sekitar 7,14%. Sementara angka partisipasi murni (APM) tingkat sekolah dasar sederajat sebesar 76,07% atau sebanyak 28.543 siswa dari potensi penduduk usia 6-12 tahun sebanyak 37.522 orang. APM sekolah menengah pertama sederajat sebesar 71% atau sebanyak 12.958 siswa dari jumlah potensi penduduk usia 13-15 tahun sebanyak 18.347 orang, dan APM sekolah menengah atas sederajat sebesar 62% atau sebanyak 11.204 dari jumlah potensi penduduk usia 16-18 tahun sebanyak 17.973 orang."Indeks pendidikan di Kota Sukabumi sudah sangat tinggi, hampir mencapai 87 poin," ucap Muraz.

Muraz mengatakan, pada era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), dunia pendidikan dituntut harus bisa membaca situasi. Utamanya bagi SMK yang harus linear dengan dunia usaha dan industri."Satu di antara upayanya yaitu sekarang sudah dicanangkan literasi digital dan bahasa Inggris. Ini sudah menjadi tuntutan zaman, tak bisa ditolak lagi," ucapnya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi Dudi Fathul Jawad mendukung pencananganan literasi digital maupun bahasa Inggris. Saat ini kalangan guru sudah habis-habisan mengikuti kursus bahasa Inggris."Alhamdulillah hasilnya sudah bagus. Mungkin akan mulai diterapkan pada tahun ajaran 2016-2017. Sedangkan literasi digital mungkin akan dilakukan secara bertahap. Bisa 2-3 mata pelajaran dulu atau 3-4 mata pelajaran dulu. Untuk sementara ini literasi digital dilakukan untuk tingkat sekolah menengah. Kalau bahasa Inggris dimulai dari tingkat sekolah dasar," pungkasnya. Arya

 

BERITA TERKAIT

PENINGKATAN KERJASAMA INDONESIA - BRUNEI DARUSSALAM

Presiden Prabowo Subianto (kiri) berbincang dengan Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah (kanan) usai menerima bintang kebesaran Kesultanan Brunei Darussalam di…

Optimalkan Layanan, Prodia Integrasikan Sistem Dengan Aplikasi MyAdMedik@

Optimalkan Layanan, Prodia Integrasikan Sistem Dengan Aplikasi MyAdMedik@ Neraca, PT Prodia Widyahusada Tbk (kode saham: PRDA) memperkuat kolaborasinya dengan PT…

INDONESIA PERINGKAT KETIGA GLOBAL ISLAMIC ECONOMY INDICATOR

INDONESIA PERINGKAT KETIGA GLOBAL ISLAMIC ECONOMY INDICATOR : Pekerja mengemas kondimen makanan bakso Malang beku sebelum diekspor di rumah produksi…

BERITA LAINNYA DI Berita Foto

PENINGKATAN KERJASAMA INDONESIA - BRUNEI DARUSSALAM

Presiden Prabowo Subianto (kiri) berbincang dengan Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah (kanan) usai menerima bintang kebesaran Kesultanan Brunei Darussalam di…

Optimalkan Layanan, Prodia Integrasikan Sistem Dengan Aplikasi MyAdMedik@

Optimalkan Layanan, Prodia Integrasikan Sistem Dengan Aplikasi MyAdMedik@ Neraca, PT Prodia Widyahusada Tbk (kode saham: PRDA) memperkuat kolaborasinya dengan PT…

INDONESIA PERINGKAT KETIGA GLOBAL ISLAMIC ECONOMY INDICATOR

INDONESIA PERINGKAT KETIGA GLOBAL ISLAMIC ECONOMY INDICATOR : Pekerja mengemas kondimen makanan bakso Malang beku sebelum diekspor di rumah produksi…

Berita Terpopuler