NERACA
Jakarta - PT Pertamina kembali menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi, seperti Pertamax series, Pertadex, dan Pertalite. Harga baru ini mulai berlaku per 1 Maret 2016 atau hari ini. Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Ahmad Bambang, di Jakarta, Selasa (1/3), menjelaskan, rata-rata penurunan sebesar Rp 200 untuk masing-masing jenis BBM nonPSO.
Berdasarkan rilis resmi Pertamina, harga BBM jenis Pertamax di DKI Jakarta mengalami penurunan Rp 200 per liter atau dari Rp 8.150 menjadi Rp 7.950 per liter. Sementara harga Pertamax plus turun dari Rp 9.050 menjadi Rp 8.850 per liter. Sedangkan untuk harga Pertalite, turun Rp 100 per liter dari sebelumnya Rp 7.600 menjadi Rp 7.500 per liter. Selain itu, perseroan juga menurunkan harga Pertamina Dex dari sebelumnya Rp 9.000 menjadi Rp 8.800 per liter.
Penurunan harga juga dilakukan PT Shell Indonesia. Pantauan pada SPBU perusahaan minyak asal Belanda tersebut di Kawasan Pejaten, Shell membanderol BBM jenis Super Rp 8.150 per liter, V-Power Rp 9.100 per liter, dan Diesel Rp 8.800 per liter. Sedangkan dibanding pantauan harga sebelumnya Super Rp 8.350 per liter, V-Power Rp 9.350 per liter dan Diesel Rp 9.250 per liter.
PT Total Oil Indonesia juga menurunkan harga BBM. Pantauan pada SPBU Total di Pejaten, perusahaan minyak asal Prancis tersebut mematok BBM jenis. Performance 92 seharga Rp 8.150 per liter, Performance 95 Rp 9.100 per liter, dan Performance Diesel Rp 9.000 per liter. Harga sebelumnya, Performace 92 sebesar Rp 8.250 per liter, Performance 95 Rp 9.150 per liter dan Performance Diesel Rp 9.250 per liter.
Pengamat energi Marwan Batubara mengatakan perubahan harga bahan bakar minyak kali ini merupakan hal yang wajar. Ia menilai, sepanjang pemerintah konsisten dengan jadwal dan formula perhitungan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014 yang telah dikoreksi, penurunan tersebut tidak menimbulkan masalah.
Meski demikian, kata Marwan, pemerintah perlu meningkatkan transparansi mengenai harga minyak dunia. “Kalau disuruh kita sendiri yang hitung, ya, tidak tahu. Maka, maunya dibuka saja tiga bulan terakhir rata-rata harga BBM berapa,” katanya.
Menurut Marwan, jika pemerintah transparan, persoalan harga BBM tidak lagi menjadi isu publik dan membuat masyarakat bertanya-tanya mengenai ketepatan pemerintah menurunkan harga BBM. Transparansi harga BBM juga dapat menimbulkan rasa simpati dari masyarakat kepada pemerintah dan meminimalkan kecurigaan yang muncul. “Apa salahnya, sih, dibuat saja harga rata-rata? Tiap dua minggu terbitkan informasi," ujar Marwan.
Marwan mengkritisi kembali kebijakan evaluasi tiap tiga bulan yang dilakukan pemerintah dan DPR dalam menentukan harga baru BBM. Menurut dia, tiga bulan terlalu lama dan berisiko karena harga minyak terus bergejolak. Ia mencontohkan, bila sewaktu-waktu harga minyak dunia naik dan masyarakat tidak siap, pemerintah akan meminta Pertamina menanggungnya. “Kalau selisihnya besar, uang dari mana? Jangan seperti kemarin Pertamina nombok. Saya setuju satu bulan saja,” ucap Marwan.
Kepala Ekonom Bank Internasional Indonesia (BII), Juniman, meramalkan harga minyak dunia akan terus terkapar di kisaran US$ 20-40 per barel sepanjang tahun ini. Tekanan harga minyak dunia ini seharusnya diikuti penurunan harga jual eceran bahan bakar minyak (BBM) Premium. Menurut dia, pergerakan harga minyak dunia sangat bergantung pada suplai dan permintaan di luar negeri.
Perlambatan ekonomi Tiongkok dan India merupakan salah satu faktor yang menyebabkan permintaan minyak dunia anjlok, sementara suplai tidak bisa dikontrol. "Negara-negara yang tergabung di OPEC dan Non-OPEC tidak menemukan solusi dan menghasilkan keputusan untuk memangkas produksi minyak dunia. Sehingga saya perkirakan harga minyak akan rendah sampai akhir tahun ini," ucap Juniman.
Harga BBM Pertamax dan Pertalite Turun
NERACA Jakarta - Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman mengatakan sekitar 20 ribu debitur UMKM sudah…
NERACA Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyampaikan tengah menghitung dampak dari stimulus Bantuan Subsidi Upah (BSU) dan Jaminan…
NERACA Jakarta – Pemerintah kembali menunjukkan komitmennya dalam menjaga stabilitas dan mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional dengan merilis serangkaian stimulus…
NERACA Jakarta - Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman mengatakan sekitar 20 ribu debitur UMKM sudah…
NERACA Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyampaikan tengah menghitung dampak dari stimulus Bantuan Subsidi Upah (BSU) dan Jaminan…
NERACA Jakarta – Pemerintah kembali menunjukkan komitmennya dalam menjaga stabilitas dan mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional dengan merilis serangkaian stimulus…