OJK Desak Perbankan Ikut Program Laku Pandai

 

 

NERACA

 

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan mendorong industri-industri perbankan untuk melibatkan diri dalam program inklusi keuangan Lembaga Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai). Direktur Departemen Pengawasan Bank (DPB) OJK 3 Jasmi menyatakan proses inklusi keuangan di daerah-daerah tertinggal akan semakin cepat dan merata jika semakin banyak industri bank yang ikut dalam Laku Pandai.

"Kami membuka kesempatan seluas-luasnya kepada perbankan agar ikut dalam Laku Pandai. Mari bergabung jika sudah merasa siap untuk berpartisipasi," ujar Jasmi usai menghadiri seminar perbankan di Jakarta, Kamis (18/2). Dia melanjutkan Laku Pandai terbuka untuk diikuti bank-bank syariah. Nantinya, sama seperti persyaratan bank-bank konvensional, OJK akan melakukan pengecekan terhadap rencana penerapan bisnis mereka.

Jika sudah disetujui, maka bank tersebut bisa menjalankan program Laku Pandai dan merekrut para agen di daerah-daerah terpencil yang belum tersentuh layanan perbankan. Ada pun Laku Pandai adalah program OJK dalam rangka penyediaan layanan perbankan dan/atau layanan keuangan lain melalui kerja sama dengan pihak lain (agen bank) dan didukung dengan penggunaan sarana teknologi informasi.

Konsep Laku Pandai adalah sebuah bank tanpa kantor atau "branchless banking" dengan sasaran masyarakat di lapisan bawah yang belum memiliki pengetahuan dan jauh dari jangkauan perbankan serta industri keuangan. Dalam Laku Pandai, kehadiran bank diwakili oleh agen, seorang warga yang telah dilatih secara khusus oleh pihak bank.

Laku Pandai membebaskan nasabah dari syarat-syarat memberatkan layaknya pada bank konvensional seperti uang administrasi dan batas-batas saldo rekening. Seorang nasabah dari agen Laku Pandai bisa menabung dengan besaran setoran awal tanpa jumlah minimal, bisa saja dengan Rp1.000.

Syarat menjadi nasabah pun mudah, hanya perlu membawa KTP dan telepon seluler (bahkan dengan teknologi paling sederhana) karena aktivitas seperti mengecek saldo, mengisi pulsa hingga membayar tagihan listrik bisa dilakukan melalui pesan singkat (SMS) maupun Unstructured Supplementary Service Data/USSD (sistem ini seperti mengecek sisa pulsa,dengan memasukkan kode tertentu).

Hingga akhir 2015, ada sembilan bank yang telah ikut mendukung program Laku Pandai yaitu BRI, Bank Mandiri, BTPN, BCA, BTN, BNI, BRI Syariah, BPD Kaltim dan Bank Sinarmas. Sementara sampai November 2015, sudah ada 24.865 agen Laku Pandai dengan 1.094.362 nasabah dan jumlah dana pihak ketiga (DPK) Rp41,3 miliar.

Industri perbankan pun kepincut untuk menambah jumlah agen laku pandai. Direktur Pendanaan dan Distribusi Bank Tabungan Negara (BTN) Sis Apik Wijayanto mengungkapkan, BTN akan menambah jumlah agen Laku Pandai sebanyak 1.500 agen di tahun 2016. Agen tersebut terdiri dari 500 agen Laku Pandai yang menggunakan mesin electronic data capture (EDC), serta 1.000 agen Laku Pandai yang menggunakan telepon genggam.

Kedua agen Laku Pandai BTN tersebut memiliki fungsi yang sama, yaitu pembukaan rekening, cek saldo, tarik tunai dan setor tunai. Selanjutnya BTN akan memberikan layanan asuransi mikro dan pengajuan kredit pemilikan rumah (KPR) bagi agen Laku Pandai untuk menggairahkan layanan perbankan tanpa kantor tersebut.

Untuk layanan asuransi mikro di agen Laku Pandai, BTN akan menggandeng anak usaha baru hasil perkawinan dengan PT Jasindo. BTN mencatat telah memiliki 850 agen Laku Pandai di tahun 2015 yang terdiri dari 600 agen menggunakan EDC dan 250 agen menggunakan telepon genggam.

Bank Bukopin pun juga ikut menggarap program Laku Pandai. Bukopin menyatakan siap menjalankan Laku Pandai dengan target merekrut 400 agen di tahun pertama. Keyakinan Bukopin bermodalkan 25.000 agen branchless banking yang sebagian besar merupakan pelaksana Payment Point Online Bukopin (PPOB). Dari jumlah itu, saat ini sudah siap sebanyak 400 agen, yang akan melakoni Laku Pandai Bukopin dengan brand B-Tunai. "Izin pelaksanaan sudah keluar. Kami sudah siap. Tinggal menunggu grand launching," kata Adhi Brahmantya, Direktur Pengembangan Bisnis dan TI Bukopin,

 

 

BERITA TERKAIT

Co Payment Dinilai Kurangi Harga Premi Hingga 5%

Co Payment Dinilai Kurangi Harga Premi Hingga 5% NERACA Jakarta - Wakil Ketua Bidang Teknik 3 Asosiasi Asuransi Umum Indonesia…

Jumlah Kantor Bank Makin Menyusut

Jumlah Kantor Bank Makin Menyusut NERACA Jakarta - Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah kantor…

Penyaluran KUR BNI Capai Rp4,6 Triliun ke 20 Ribu UMKM

BNI Salurkan KUR Rp4,6 Triliun ke 20 Ribu UMKM NERACA Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Co Payment Dinilai Kurangi Harga Premi Hingga 5%

Co Payment Dinilai Kurangi Harga Premi Hingga 5% NERACA Jakarta - Wakil Ketua Bidang Teknik 3 Asosiasi Asuransi Umum Indonesia…

Jumlah Kantor Bank Makin Menyusut

Jumlah Kantor Bank Makin Menyusut NERACA Jakarta - Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah kantor…

Penyaluran KUR BNI Capai Rp4,6 Triliun ke 20 Ribu UMKM

BNI Salurkan KUR Rp4,6 Triliun ke 20 Ribu UMKM NERACA Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI…