NERACA
Jakarta – Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), laju indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali terkoreksi dan bahkan tren pelemahan indeks BEI diklaim menjadi yang paling buruk dibandingkan dengan bursa saham di Asia lainya yang juga ikut melemah.
Menyikapi hal tersebut, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia, Ito Warsito mengatakan, anjloknya indeks BEI sebagai dampak dari kondisi perekonomian global. Bursa saham negara lain pun mengalami hal yang sama. Jadi, investor tak perlu ambil pusing,”Bursa efek Shanghai indeksnya pernah turun dalam sehari 7% mereka nggak pusing, jadi investor nggak perlu pusing karena ini fenomena internasional, bukan hanya Indonesia sendiri,”tandasnya di Jakarta, Selasa (9/6).
Ito menjelaskan, investor harus melihat tren perekonomian global yang menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan atau penurunan indeks. Bursa saham negara lain juga terkena dampak akibat pengaruh ekonomi global ini. Menurutnya, penurunan ini belum masuk posisi mengkhawatirkan sehingga belum dibutuhkan penerapan Crisis Manajemen Protokol (CMP),”Masih kejauhan turun 3% bicara crisis management protocol. Sebenarnya yang harus dilihat adalah apakah Indonesia turun sendiri atau tidak, ternyata tidak, pasar lain juga pada turun semua jadi ini masih inline dengan kondisi regional maupun internasional jadi tidak perlu khawatir," jelas dia.
Indonesia, menurutnya, masih punya potensi pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Ini akan mendorong gerak IHSG tumbuh positif dank arena itu, investor tak perlu panik. Dirinya tetap optimis, IHSG akan kembali bergerak naik menyusul masih kuatnya harapan terhadap perekonomian Indonesia ke depan bahwa pertumbuhan akan mencapai di atas lima persen. Artinya, emiten masih memiliki peluang untuk meningkatkan kinerjanya pada tahun ini,”Kalau kita lihat prediksi ke depan, pelaku pasar dan pemerintah masih sama-sama percaya bahwa perekonomian Indonesia akan tumbuh di atas lima persen," ucapnya.
Ito mengemukakan bahwa BEI memiliki klasifikasi kondisi darurat dan tindakan yang dilakukan oleh Bursa, penanganan terbagi dalam masing-masing jenis diantaranya kepanikan pasar dalam melakukan transaksi jual dan atau beli sehingga mengakibatkan IHSG mengalami penurunan yang sangat tajam,”BEI memiliki panduan penanganan terhadap perdagangan saham, salah satunya jika IHSG mengalami penurunan lebih dari 10 persen maka secara otomatis akan terjadi 'trading halt' selama 30 menit," paparnya.
Dia menambahkan, jika IHSG tetap mengalami penurunan hingga mencapai lebih dari 15 persen setelah "trading halt" dilakukan, BEI melakukan "trading suspend" sampai akhir sesi perdagangan atau lebih dari satu sesi perdagangan setelah mendapat persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Secara terpisah, Head Research Mandiri Sekuritas, John D Rahmat mengemukakan, pihaknya merevisi target IHSG hingga akhir tahun 2015 ke level 4.500 poin dari sebelumnya 5.450 poin. Dirinya memaparkan bahwa revisi itu menyusul beberapa alasan, yakni ekonomi yang melambat dari perkirakan, kinerja perusahaan tercatat atau emiten yang tidak sesuai dengan valuasi saat ini, dan faktor global yang membawa risiko penurunan tambahan,”Banyak ekonom masih mengharapkan ekonomi Indonesia rebound di semester kedua, berkat besarnya pengeluaran pemerintah dan proyek infrastruktur yang akan di mulai. Namun, baik negara maupun pendanaan sektor swasta untuk pembangunan infrastruktur cenderung masih rendah," katanya. (bani)
NERACA Jakarta – Sebagai bentuk apresiasi kepada pemegang saham, PT Intanwijaya Internasional (INCI) berencana membagikan dividen tunai tahun buku 2024…
NERACA Jakarta – Di kuartal pertama 2025, PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ), salah satu pemain di sektor perdagangan komoditas…
Berhasil mencatatkan pertumbuhan laba di kuartal pertama 2025 dan juga seiring tren kenaikan harga, likuiditas, dan market capital membuat saham…
NERACA Jakarta – Sebagai bentuk apresiasi kepada pemegang saham, PT Intanwijaya Internasional (INCI) berencana membagikan dividen tunai tahun buku 2024…
NERACA Jakarta – Di kuartal pertama 2025, PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ), salah satu pemain di sektor perdagangan komoditas…
Berhasil mencatatkan pertumbuhan laba di kuartal pertama 2025 dan juga seiring tren kenaikan harga, likuiditas, dan market capital membuat saham…