Industri Pelayaran - Pelaku Bisnis Angkutan Laut Tambah Promosi

NERACA

Jakarta – PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) menggencarkan program promosi dan pelayanan untuk menarik minat masyarakat menggunakan jasa angkutan laut ke berbagai daerah di Indonesia. "Kami menawarkan promosi dan program yang bisa meningkatkan minat masyakarat menggunakan jasa kapal laut dalam pengiriman barang atau bepergian," ucap Manajer Komunikasi dan Hubungan Kelembagaan PT Pelni(Persero) Rina Trianasari, sebagaimana dilansir Antara di Jakarta, Selasa (12/8).

Peningkatan promosi itu antara lain mencakup ketepatan waktu keberangkatan dan kedatangan, pelayanan dalam kapal, keamanan barang dan penumpang serta alat keselamatan yang berstandar internasional. Selain itu ada juga program yang bisa menarik minat masyarakat seperti memberikan tempat acara untuk kegiatan rapat pimpinan dan rapat kerja di atas kapal sekaligus menikmati pemandangan laut yang kini banyak diminati konsumen. "Semua promosi dan program itu dilakukan semata-mata untuk menarik minat masyarakat yang selama ini kami nilai masih kurang dalam menggunakan jasa tranportasi laut," tuturnya.

Rina juga menjelaskan saat ini Pelni mengalami penurunan hingga 50 persen terhadap kuantitas muatan kapal yang dikirim ke berbagai daerah di seluruh Indonesia. Penurunan itu dikarenakan adanya tiket pesawat murah sehingga banyak konsumen beralih menggunakan jasa udara dalam pengiriman barang. "Kami dulu menjadi primadona dan sekarang tidak karena adanya tiket pesawat murah itu. Tapi jasa tranportasi laut masih bisa bersaing karena bisa menembus daerah-daerah terpencil," katanya.

Pelni juga mengembangkan kapal jenis "two in one" yang mana kapal tersebut bisa mengangkut penumpang dan barang seperti mobil serta sepeda motor. "Saat ini baru dua kapal yang kami kembangkan untuk menjadi kapal 'two in one' diantaranya kapal KM Dobon Solo dan KM Ciremai," ucapnya.

Pelni juga menyiapkan satu kapal khusus guna mengangkut kontainer (peti kemas) demi memberikan pelayanan yang memuaskan kepada konsumen. Menurut dia, ada sekitar 24 armada yang disiapkan oleh Pelni guna melayani masyarakat baik angkutan penumpang maupun angkutan barang ke berbagai daerah hingga kepelosok terpencil di Indonesia.

"Target konsumen kami per tahun stabil di angka 4-4,5 juta dan saat ini pelanggan kami banyak pengusaha dari bagian Indonesia Timur yang setia menggunakan jasa angkutan laut milik Pelni karena bisa masuk ke daerah terpencil," ujarnya.

Terkait hal ini, Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, sudah seharusnya Indonesia menjadi bangsa yang makmur dan disegani. Namun, kenyataannya dengan potensi sumber daya alam yang berlimpah, negara ini seakan tak berdaya. Apalagi di bidang industri maritim, Indonesia tidak optimal. Oleh karena itu, untuk mendorong industri maritim dibutuhkan kesadaran politik dari seluruh pemangku kepentingan, terutama pemimpin bangsa.

Wakil Menteri Perindustrian, Alex SW Retraubun mengatakan semua orang di dunia tahu, Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Banyak orang Indonesia menjadi pemikir maritim yang hebat dunia. "Tapi semua akan kandas bila tidak ada kesadaran politik akan industri ini," ujarnya belum lama ini.

Lebih lanjut Wamenperin mengatakan 2014 merupakan tahun politik yang bisa dijadikan momentum perubahan bagi dunia kemaritiman, dengan mendorong pemimpin baru bangsa kembali fokus ke industri ini. "Jadi, sampaikan kepada pemimpin bangsa yang akan terpilih, bahwa pemimpin bangsa yang tidak fokus pada kemaritiman adalah pemimpin yang melecehkan kondisi objektif bangsa, karena Indonesia adalah negara kepulauan," kata Alex.

Menurutnya, pertumbuhan industri di Indonesia terus meningkat, namun kondisinya belum berkualitas, karena 90% bahan baku dan barang modal masih diimpor. "Maka artinya, kehidupan Indonesia sangat ditentukan oleh negara lain. Kita semua harus bisa memprovokasi pemimpin bangsa untuk bisa fokus kepada kemaritiman, dengan data-data aktual dan kondisi sebenarnya," kata Alex.

Alex mencoba membandingkan kondisi dunia kemaritiman Indonesia saat ini dengan era Presiden Soekarno dulu. Hasilnya dunia kemaritiman di Indonesia banyak mengalami kemunduran. "Tahun 1953 saat meresmikan Institut Angkatan Laut, Soekarno berpidato usahakan agar kita menjadi bangsa pelaut dalam arti seluas-luasnya bukan sekedar menjadi jongos-jongos kapal, tetapi bangsa pelaut yang mempunyai armada, mempunyai militer dan menantang gelombang laut itu sendiri. Pandangan politik Soekarno tentang kemaritiman adalah yang terhebat. Hasilnya dulu angkatan laut kita ditakuti di dunia angkatan laut kita, sekarang kita diremehkan negara lain," jelasnya.

BERITA TERKAIT

Indonesia Tidak Sedang dalam Fase Deindustrialisasi

NERACA Jakarta – Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita kembali menegaskan bahwa Indonesia tidak sedang dalam fase deindustrialisasi. Sebab, beberapa indikator…

Indonesia Tak Gentar Hadapi Kebijakan Tarif Trump

NERACA Jakarta – Pemerintah Indonesia menanggapi dengan tegas kebijakan Amerika Serikat (AS) yang memberlakukan tarif impor sebesar 32 persen terhadap…

Perpres Nomor 46 Tahun 2025 Jadi Angin Segar Bagi Industri Ditengah Tekanan

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan perusahaan industri mengapresiasi terbitnya Perpres (Peraturan Presiden) baru tentang PBJ (Pengadaan Barang dan…

BERITA LAINNYA DI Industri

Indonesia Tidak Sedang dalam Fase Deindustrialisasi

NERACA Jakarta – Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita kembali menegaskan bahwa Indonesia tidak sedang dalam fase deindustrialisasi. Sebab, beberapa indikator…

Indonesia Tak Gentar Hadapi Kebijakan Tarif Trump

NERACA Jakarta – Pemerintah Indonesia menanggapi dengan tegas kebijakan Amerika Serikat (AS) yang memberlakukan tarif impor sebesar 32 persen terhadap…

Perpres Nomor 46 Tahun 2025 Jadi Angin Segar Bagi Industri Ditengah Tekanan

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan perusahaan industri mengapresiasi terbitnya Perpres (Peraturan Presiden) baru tentang PBJ (Pengadaan Barang dan…

Berita Terpopuler