NERACA
Hutan mangrove memainkan peran ekologis yang vital dalam mencegah terjadinya abrasi dan sedimentasi. Belum lagi fungsinya sebagai penjaga keseimbangan ekosistem kawasan pesisir pantai. Selaras dengan esensi peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang diperingati setiap tanggal 5 Juni, PT Pertamina (Persero), melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), menggelar program rehabilitasi hutan mangrove, yang terletak di Desa Muara, Teluk Naga, Kabupaten Tangerang.
Kegiatan ini merupakan perwujudan kepedulian Pertamina terhadap pelestarian hutan mangrove, sebagai penyeimbang ekosistem kawasan pesisir pantai, yang memiliki nilai ekologis yang sangat penting. Pengoptimalan fungsi ekonomi dimunculkan melalui inisiatif untuk membangun kawasan ekowisata yang bersandar pada pelestarian hutan mangrove.
“Program rehabilitasi hutan mangrove di Desa Muara bersandar pada pola tanam-pelihara-semai. Harapannya, kegiatan ini dapat menjadi percontohan rehabilitasi mangrove, sarana edukasi dan ekowisata mangrove, serta menjadi lahan konservasi. Misi jangka panjang kami, kedepannya masyarakat dapat menikmati kawasan wisata ekologis yang nyaman yang diperlengkapi sarana pendukung layak seperti dock, cottage, tracking mangrove, bamboo bridge ataupun menara pandang. Dengan demikian, masyarakat sekitar dapat menikmati manfaat ekonomis yang besar,” ungkap Pjs CSR Manager, PT Pertamina (Persero), Binu Bowo Ispramito
Kegiatan rehabilitasi hutan mangrove di kawasan Desa Muara, diawali oleh situasi di tahun 2002 dimana abrasi melanda 197,3 hektar lahan masyarakat, sehingga mengakibatkan lahan dan rumah nelayan pada area 600 m – 1 km dari bibir pantai, hilang tersapu ombak (data dari Dinas Perikanan dan Kelautan, Kab. Tangerang). Hal ini selaras dengan data yang diketengahkan oleh BPDAS Citarum-Ciliwung, dimana pada tahun yang sama (2002), kerusakan hutan mangrove di Kab.Tangerang mencakup area seluas 371 hektar. Sekitar 118 hektar diantaranya berada di Kecamatan Teluk Naga. Guna merehabilitasi hutan mangrove di Kab. Tangerang, diperlukan 1.113.000 bibit, diantaranya 354.000 bibit diperuntukan untuk Kec. Teluk Naga.
Target awal program rehabilitasi hutan mangrove di Desa Muara meliputi area seluas 270 hektar, dimana areal lahan yang sudah terjangkau proses rehabilitasi mencakup 109,9 hektar. Hingga saat ini sudah tersedia stok bibit 95,000 mangrove yang terdiri dari jenis tanaman bakau dan api-api.
“Rehabilitasi hutan mangrove merupakan wujud kepedulian Pertamina terhadap pelestarian lingkungan hidup di Indonesia, khususnya lingkungan pesisir pantai. Lingkungan sendiri merupakan salah satu pilar dari kegiatan CSR Pertamina. Kami memiliki kepedulian untuk mewariskan hutan bakau yang bersih, nyaman, rindang, hijau dan indah bagi anak-cucu kita kelak. Bukan saja di wilayah Desa Muara, namun juga wilayah Indonesia lainnya. Sehingga kawasan hutan bakau yang terpelihara dapat menjadi ikon wisata yang menarik. Untuk itu, kami akan selalu mendukung segala upaya pelestarian hutan mangrove di Indonesia,” tutup Binu Bowo.
Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional dan komitmen dalam dunia pendidikan, Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH),bekerja sama dengan Wadhwani…
Perluas dampak keberlanjutan dalam menjalankan bisnisnya, PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali Indonesia) komitmen keberlanjutan melalui berbagai inisiatif. Untuk terus…
Dorong pemberdayaan masyarakat, Astra kembali mengembangkan potensi wisata Desa Sejahtera Astra Hariara Pohan di Samosir, Sumatera Utara. Belum lama ini,…
Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional dan komitmen dalam dunia pendidikan, Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH),bekerja sama dengan Wadhwani…
Perluas dampak keberlanjutan dalam menjalankan bisnisnya, PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali Indonesia) komitmen keberlanjutan melalui berbagai inisiatif. Untuk terus…
Dorong pemberdayaan masyarakat, Astra kembali mengembangkan potensi wisata Desa Sejahtera Astra Hariara Pohan di Samosir, Sumatera Utara. Belum lama ini,…