Pasar Konsolidasi, Perhatikan Lima Belas Saham

NERACA

Jakarta- Variatifnya rilis data-data ekonomi global yang dikatakan belum pulih secara signifikan, dan beragamnya rilis kinerja emiten pada kuartal pertama 2013 dinilai telah membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak mampu bergerak lapang. Terbukti, dari lima hari transaksi kemarin, Indeks hanya mencatatkan mengalami kenaikan satu kali, “Meski IHSG berhasil bergerak di atas target support kami, yaitu 4832-4895, namun gagal untuk mendekati target resisten, 5036-5043. Bahkan level tertinggi yang dicapai pun hanya selisih 10 poin dari target tersebut.” kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta akhir pekan kemarin.

Kenaikan Indeks itupun, menurut Reza, bisa juga merupakan kenaikan yang memberikan false signal yang kemungkinan akan membuat pelaku pasar yang terlalu agresif akan tersangkut. Indeks bergerak variatif terkonsolidasi cenderung sideways dengan sentimen data-data ekonomi global yang dirilis dan juga diwarnai dengan sentimen dari rilis laporan kinerja emiten, baik dari luar maupun dalam negeri.

Selama sepekan, lanjut dia, asing mencatatkan aksi jual (nett sell) sebesar Rp398,26 miliar atau lebih rendah dari pekan sebelumnya sebesar Rp475,97 miliar. Sementara IHSG tercatat mengalami penurunan sebanyak 19,95 poin (-0,40%) atau jauh lebih rendah dari pekan sebelumnya yang menguat 61,25 poin (+1,24%). Pelemahan tersebut diikuti dengan merahnya indeks utama lainnya, di mana indeks JII memimpin penurunan -1,15%,  diikuti indeks LQ45 dan ISSI yang masing-masing melemah -0,59% dan -0,55%.  

Adapun Indeks sektoral bergerak berimbang, dengan lima sektor menguat dan lima sektor melemah. Pelemahan dipimpin oleh aneka industri yang turun -5,25% dan diikuti oleh indeks perkebunan turun sebesar -2,94%, manufaktur -1,25%, dan infrastruktur sebesar -1,09%.  Sementara kenaikan dipimpin oleh indeks konsumer sebesar 1,08%, diikuti oleh pertambangan 0,75%, dan properti yang mengalami penguatan sebesar 0,72%.

Agar pelemahan yang terjadi masih dalam tahap terbatas, kata dia, diharapkan data-data ekonomi global, termasuk data-data dalam negeri berupa inflasi dan neraca perdagangan dapat dirilis sesuai estimasi. Ke depan, IHSG diperkirakan akan berada pada rentang Support di level 4920-4970 dan Resisten di 5017-5043.  “Hanya masih adanya rilis laporan keuangan dalam negeri, itu pun hanya ada di awal pekan dan selebihnya mengandalkan berita pembagian dividen dan rilis data-data ekonomi global.” jelasnya.

Meski demikian, selama IHSG tidak mendekati gap di 4945-4954 maka diharapkan jika pun terjadi pelemahan masih tahap terbatas. Pelaku pasar dapat mencermati sektor pertambangan, keuangan, konsumer, perdagangan, dan properti. “Saham-saham yang dapat diperhatikan antara lain MAGP, BWPT, BBNI, BBTN, BBCA, MAPI, ERAA, BMRI, ITMG, PTBA, CNKO, APLN, LPKR, DILD, PWON.” imbuhnya. (lia)

BERITA TERKAIT

GOTO Realisasikan Buyback Rp1,79 Triliun

NERACA Jakarta –Sampai dengan April 2025, emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) melaporkan telah menghabiskan dana sebesar Rp1,79…

Agung Podomoro Raup Penjualan Rp874,5 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) mencatatkan kinerja positif di kuartal pertama 2025. Dimana perseroan…

Kejar Pertumbuhan Produksi - Energi Mega Persada Temu Cadangan Minyak di Blok Bentu

NERACA Jakarta – Emiten migas milik Grup Bakrie, PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) baru saja menemukan kandungan minyak bumi…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Hari Jadi PP Presisi Ke-21 - Gelar Kegiatan Sosial dan Kepedulian Sesama

Rayakan hari jadi ke-21, PT PP Presisi Tbk (PPRE) menggelar kegiatan sosial sebagai bentuk kontribusi dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar.…

Intanwijaya Tebar Dividen Rp35 Per Saham

NERACA Jakarta – Sebagai bentuk apresiasi kepada pemegang saham, PT Intanwijaya Internasional (INCI) berencana membagikan dividen tunai tahun buku 2024…

Daaz Bara Lestari Kantongi Pendapatan Rp3,08 Triliun

NERACA Jakarta – Di kuartal pertama 2025, PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ), salah satu pemain di sektor perdagangan komoditas…