NERACA
Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Clipan Finance Indonesia Tbk (CFIN) bakal membagikan dividen tunai tahun buku 2024 sebesar Rp199,26 miliar (Rp50 per saham). Jumlah dividen ini 92,77% dari laba CFIN sebesar Rp214 miliar pada 2024. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Jahja Anwar, Direktur dan Corporate Secretary CFIN menjelaskan, rencana pembagian dividen ini telah diputuskan dalam RUPST CFIN pada tanggal 27 Mei 2025. Penerima dividen, menurut Jahja, adalah pemegang Saham (DPS) CFIN per 12 Juni 2025. Cum dan Ex dividen CFIN di pasar reguler dan pasar negosiasi BEI ditetapkan pada 10 dan 11 Juni 2025, sedangkan di pasar tunai pada 12 dan 13 Juni 2025. Adapun pembayaran dividen ke pemegang saham pada 27 Juni 2025.
Ditambahkannya, perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp214,80 miliar pada tahun 2024, anjlok 73,64% jika dibandingkan Rp815,05 miliar pada periode sama 2023. Pendapatan bersih emiten pembiayaan dengan aset Rp10,12 triliun per Desember 2024 itu mencapai Rp1,79 triliun pada 2024, merosot sekitar 21,85% dari Rp2,29 triliun pada tahun 2023.
Tahun ini, perseroan menargetkan penyaluran pembiayaan sebesar Rp 6,8 triliun. Untuk mencapai target yang telah ditetapkan, CFIN telah menyusun sejumlah strategi. Di antaranya, terus berupaya untuk mengoptimalkan jaringan pemasaran di seluruh cabang, meningkatkan kerja sama dengan grup dan induk perusahaan, dan melakukan pengembangan sumber daya manusia secara berkelajutan
Direktur Utama Clipan Finance, Harjanto Tjitohardjojo seperti dikutip Kontan mengatakan, pihaknya akan menerapkan sejumlah strategi untuk mencapai target tersebut. Strategi Clipan Finance adalah berupaya mengoptimalkan jaringan pemasaran di seluruh cabang, meningkatkan kerja sama dengan grup dan induk perusahaan, serta melakukan pengembangan sumber daya manusia secara berkelanjutan. "Ditambah melakukan optimalisasi digitalisasi proses bisnis yarig akan berpengaruh larigsung terhadap pelayanan debitur," kata Harjanto
Harjanto menyebutkan, Clipan Finance telah menyalurkan pembiayaan Rp 520 miliar pada kuartal I-2025. Nilai tersebut menurun 10%, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Dia menjelaskan situasi yang terjadi saat ini mencerminkan tantangan yang dihadapi pelaku industri perusahaan pembiayaan. Mulai dari tekanan suku bunga global, volatilitas nilai tukar, hingga pelemahan daya beli. "Saat ini, hampir seluruh sektor multifinance nasional tengah menghadapi tekanan seiring dengan ketidakpastian ekonomi global yang berlangsung hingga 2025," katanya.
Harjanto menambahkan, per April 2025, tingkat Non Performing Financing (NPF) Clipan Finance di bawah 3%. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), nilai piutang pembiayaan per Maret 2025 tumbuh 4,60% secara year on year (YoY) mencapai Rp 510,97 triliun. Namun, pertumbuhan tersebut terbilang melambat jika dibandingkan dengan posisi per Februari 2025 yang tumbuh 5,92% YoY mencapai Rp 507,02 triliun.
NERACA Jakarta– Dalam beberapa waktu terakhir, indeks harga saham gabungan (IHSG) menunjukkan tren penguatan seiring meredanya ketegangan dagang global, termasuk…
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Surya Pertiwi Tbk memutuskan untuk membagikan dividen tunai kepada pemegang saham yaitu sebanyak…
NERACA Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan sedang melakukan penelaahan terhadap 28 perusahaan yang telah mengajukan pernyataan pendaftaran untuk…
NERACA Jakarta– Dalam beberapa waktu terakhir, indeks harga saham gabungan (IHSG) menunjukkan tren penguatan seiring meredanya ketegangan dagang global, termasuk…
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Surya Pertiwi Tbk memutuskan untuk membagikan dividen tunai kepada pemegang saham yaitu sebanyak…
NERACA Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan sedang melakukan penelaahan terhadap 28 perusahaan yang telah mengajukan pernyataan pendaftaran untuk…