NERACA
Jakarta – Indonesia dan Jepang aktif menjalin kerja sama bilateral dalam berbagai bidang, termasuk dalam upaya pengembangan sumber daya manusia (SDM). Hal ini terealisasi melalui kolaborasi antara Kementerian Perindustrian Republik Indonesia dengan Hiroshima University, Jepang.
“Saya menyampaikan apresiasi atas kerja sama yang erat dan kuat antara Kemenperin dengan Hiroshima University. Saya merasa senang sekali dan sangat menyambut baik atas kunjungan ini,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat melakukan pertemuan dengan President of Hiroshima University, Mitsuo Ochi di Jakarta.
Agus berharap, melalu pertemuan ini, dapat semakin memperkuat hubungan dan kerja sama secara umum antara Indonesia dengan Jepang, dan secara khusus Kemenperin dan Hiroshima University. “Kami menegaskan komitmen bersama dalam mendukung pengembangan kapasitas SDM melalui berbagai inisiatif kerja sama pendidikan,” tuturnya.
Dalam pertemuan tersebut, Agus juga memberikan apresiasi atas suksesnya penyelenggaraan The 1st Hiroshima University Japanese Essay Contest for Indonesian Students Award Ceremony Program.
Menurut Agus, kegiatan ini merupakan langkah positif dalam meningkatkan motivasi pembelajaran bahasa Jepang di Indonesia serta memperkuat hubungan akademik antara kedua negara.
“Saya ingin menyampaikan apresiasi kepada Hiroshima University karena telah memilih Kemenperin sebagai tempat pelaksanaan kegiatan tersebut. Kami akan terus memberikan dukungan terhadap Hiroshima University dalam penyelenggaraan kegiatan serupa di masa mendatang,” ujar Agus.
Agus pun sempat menyoroti hubungan industri yang erat antara Indonesia dan Jepang. Selama lima tahun terakhir, total perdagangan non-migas antara kedua negara tumbuh sebesar 8,5%, mencapai nilai USD33,4 miliar pada tahun 2024.
“Indonesia mengekspor mutiara, komponen elektronik, nikel, karet, dan produk kayu ke Jepang. Di sisi lain, Indonesia mengimpor permesinan, komponen otomotif, besi baja, elektronik, dan plastik dari Jepang. Dari aspek realisasi investasi, tercatat Jepang menduduki peringkat keenam terbesar dengan nilai investasi sebesar USD3,4 miliar pada tahun 2024,” papar Agus.
Sejalan dengan kinerja industri yang terus berkembang, Kemenperin juga terus berupaya mendorong peningkatan akses pendidikan bagi mahasiswa Indonesia guna mencetak SDM yang berdaya saing tinggi. Menperin optimistis, kerja sama antara Kemenperin dan Hiroshima University dapat terus berkembang, tidak hanya dalam ranah pendidikan tetapi juga dalam peningkatan kapasitas SDM secara lebih luas.
“Pak Mitsuo Ochi dan delegasi, saya sangat senang dengan terlaksananya pertemuan ini dan terima kasih telah meluangkan waktu untuk berkunjung. Saya berharap pertemuan ini dapat bermanfaat untuk implementasi Nota Kesepahaman terkait program beasiswa antara Kemenperin dan Hiroshima University, serta program-program lain yang dapat dikerjasamakan,” ungkap Agus.
Lebih lanjut, Indonesia memiliki visi Indonesia Emas 2045 yaitu salah satunya menjadi negara maju dengan PDB terbesar ke lima dunia, sehingga harus mengoptimalkan bonus demografi yang dimiliki melalui pembangunan sumber daya manusia (SDM) dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun masih ada kendala yang dihadapi, salah satunya adalah produktivitas tenaga kerja Indonesia yang masih tertinggal jika dibandingkan negara-negara tetangga di ASEAN, yang apabila dilihat dari sudut pandang sektoral bahwa lebih dari dua pertiga pekerja Indonesia bekerja di sektor dengan produktivitas rendah seperti jasa perdagangan, jasa lainnya, dan pertanian.
“Untuk itu, diperlukan arah strategi dalam mendorong produktivitas nasional, dengan fokus pada menggeser atau me-realokasi input produksi, termasuk SDM, ke sektor produksi strategis yang lebih produktif, dan meningkatkan output yang dihasilkan setiap unit input produksi terutama dengan meningkatkan produktivitas SDM,” ujar Deputi Bidang Koordinasi Industri, Ketenagakerjaan, dan Pariwisata Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Moh. Rudy Salahuddin.
Perlu upaya bersama untuk mendorong produktivitas nasional melalui pertumbuhan industri dan penyiapan tenaga kerja yang berdaya saing, termasuk di sektor elektronik yang merupakan salah satu industri prioritas. Pertumbuhan sektor industri elektronik di 2024 yaitu sebesar 6,16 persen, dengan kontribusi industri elektronika terhadap PDB nasional cenderung stabil dalam lima tahun terakhir.
NERACA Jakarta - Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman mengajak seluruh Pemerintah Daerah (Pemda) tingkat provinsi maupun…
NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) resmi meluncurkan Green Movement sebagai wujud nyata komitmen perusahaan dalam…
NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus menunjukkan komitmennya dalam memberikan layanan jasa bagi para pelaku industri dan pemangku kepentingan…
NERACA Jakarta - Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman mengajak seluruh Pemerintah Daerah (Pemda) tingkat provinsi maupun…
NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) resmi meluncurkan Green Movement sebagai wujud nyata komitmen perusahaan dalam…
NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus menunjukkan komitmennya dalam memberikan layanan jasa bagi para pelaku industri dan pemangku kepentingan…