NERACA
Jakarta-Sepanjang tahun 2024, PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI) membukukan laba bersih sebesar US$1,21 miliar atau setara Rp19,56 triliun pada 2024 (kurs Jisdor 31 Desember 2024 Rp16.157 per dolar AS). Nilai itu meningkat 5,86% dibandingkan dengan torehan sepanjang 2023 sebesar US$1,14 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dipublikasi di Jakarta, kemarin.
Bila laba bersih tumbuh, justru sebaliknya pendapatan perseroan sebesar US$5,32 miliar atau setara Rp85,94 triliun, turun 10% dibandingkan dengan 2023 sebesar US$5,91 miliar. Presiden Direktur dan Chief Executive Officer AADI, Julius Aslan mengatakan, pihaknya senang karena dapat melaporkan satu lagi tahun dengan kinerja yang memuaskan, dengan pencapaian yang lebih tinggi dalam volume pengupasan lapisan penutup, produksi, maupun penjualan. "Penurunan EBITDA operasional pada 2024 terutama diakibatkan oleh melemahnya harga batu bara dunia, suatu kondisi yang tidak dapat kami kendalikan karena batu bara adalah komoditas yang bergerak mengikuti siklus. Namun, rekam jejak kami yang solid dalam mengarungi siklus batu bara adalah bukti resiliensi serta keahlian kami di sektor ini,” ujar Julius.
Meski pendapatan turun, Adaro Andalan atau AADI mencetak rekor produksi dan penjualan sepanjang 2024. Produksi AADI naik 8% secara tahunan menjadi 65,82 juta ton, sementara volume penjualan batu bara AADI naik 7% menjadi 68,06 juta ton pada 2024. Produksi dan penjualan ini melampaui target yang berkisar 61-62 juta ton.
Turunnya average selling price (ASP) atau harga jual rata-rata batu bara AADI sebesar 17% selama 2024 menjadi penghalang utama kenaikan pendapatan, terlepas dari rekor volume produksi dan penjualan batu bara perusahaan. Sementara itu, beban pokok penjualan AADI turun 8% menjadi US$3,85 juta. Penurunan beban pokok penjualan ini terutama karena penurunan biaya royalti ke pemerintah yang dibayarkan PT Adaro Indonesia.
AADI mencetak laba bruto sebesar US$1,46 miliar, turun 15,21% dibandingkan tahun 2023 yang sebesar US$1,46 miliar. Adapun EBITDA operasional AADI turun 19% secara tahunan menjadi US$1,31 miliar, sedangkan laba inti tercatat sebesar US$1,04 miliar pada tahun 2024 karena penurunan ASP.
Sampai 31 Desember 2024, AADI mencatatkan total aset sebesar US$5,99 miliar, turun dari akhir 2023 sebesar US$7,06 miliar. Sementara itu, total liabilitas AADI naik menjadi US$2,62 miliar, dari sebelumnya sebesar US$2,27 miliar pada 2023. Adapun total ekuitas AADI tercatat turun dibandingkan dengan posisi akhir 2023 di angka US$4,79 miliar menjadi US$3,36 miliar pada pengujung 2024.
Perusahaan pengembang properti, Summarecon kembali memperkenalkan hunian premium keluarga terbarunya yang berada di kawasan Summarecon Mutiara Makassar (SMM). Berlokasi strategis…
Genjot pertumbuhan penjualan dan penetrasi pasar di Indonesia lebih luas lagi, TCL, pemimpin global dalam teknologi elektronik dan produk pintar…
Emiten properti, PT Modernland Realty Tbk. (MDLN) membukukan laba bersih konsolidasian di kuartal pertama 2025 sebesar Rp761,3 miliar, berbalik arah…
Perusahaan pengembang properti, Summarecon kembali memperkenalkan hunian premium keluarga terbarunya yang berada di kawasan Summarecon Mutiara Makassar (SMM). Berlokasi strategis…
Genjot pertumbuhan penjualan dan penetrasi pasar di Indonesia lebih luas lagi, TCL, pemimpin global dalam teknologi elektronik dan produk pintar…
Emiten properti, PT Modernland Realty Tbk. (MDLN) membukukan laba bersih konsolidasian di kuartal pertama 2025 sebesar Rp761,3 miliar, berbalik arah…