BRI Rencanakan Buyback Saham Rp3 Triliun

NERACA

Jakarta – Dorong likuiditas harga saham di pasar, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) berencana melakukan pembelian kembali (buyback) saham perseroan dengan perkiraan nilai maksimal Rp3 triliun. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Perseroan memastikan bahwa rencana buyback serta rencana pengalihan saham hasil buyback itu sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 29/2023 tentang Pembelian Kembali Saham yang Dikeluarkan oleh Perusahaan Terbuka. Disebutkan, jumlah nilai seluruh buyback diperkirakan sebesar-besarnya Rp3 triliun.

Lebih lanjut, perseroan juga menyampaikan bahwa aksi korporasi tersebut akan berlangsung melalui BEI maupun di luar BEI, baik secara bertahap maupun sekaligus. Buyback juga akan diselesaikan paling lambat 12 bulan setelah tanggal Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang menyetujui agenda aksi korporasi tersebut.

BRI memastikan bahwa pelaksanaan buyback akan memperhatikan kondisi likuiditas dan permodalan perseroan, serta ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pengalihan saham hasil buyback 2025 akan dilakukan melalui program kepemilikan saham pekerja dan/atau direksi dan dewan komisaris serta dilakukan secara bertahap sampai dengan jangka waktu pengalihan saham buyback 2025 berakhir.

Sebagai informasi, BRI mengungkapkan bahwa RUPS akan berlangsung pada Maret mendatang, tepatnya Selasa (11/3/2025). Tanggal daftar pemegang saham (DPS) yang berhak hadir dalam persamuhan tersebut akan diumumkan pada 14 Februari mendatang. Direktur Utama BRI, Sunarso pernah bilang, rencana buyback dilakukan di tengah performa saham BBRI yang cenderung mengalami koreksi dalam beberapa waktu terakhir. "Buyback saham nanti kami usulkan di RUPS,"ungkapnya.

Adapun, terkait kisi-kisi kinerja 2024, Sunarso mengakui adanya tantangan situasi ekonomi yang terjadi sepanjang tahun lalu. Namun, dia optimistis bahwa BRI tetap menorehkan capaian positif. "Saya yakin BRI punya kapasitas dan kualitas untuk bisa mempertahankan tingkat perolehan labanya, meskipun sahamnya lagi dibuang-buang,"ucapnya.

Sampai dengan November 2024, BBRI mencatat laba bersih tahun berjalan sebesar Rp 50,00 triliun. Secara umum tak ada perkembangan negatif yang dicatatkan BRI pada sejumlah indikator utama untuk kinerja keuangan dalam kurun 11 bulan pada tahun ini. Kecuali dua indikator yang menekan perolehan laba, yaitu beban bunga dan kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) yang memang naik cukup tinggi.

Disebutkan, kredit yang diberikan BRI tumbuh positif meski dalam kisaran rendah yaitu 4,99% (year on year/yoy) menjadi Rp 1.219,21 triliun. Indikator utama mengenai kinerja intermediasi tersebut tentu jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan rata-rata perbankan yang tumbuh 10,79% (yoy) per November 2024, mengacu dari Bank Indonesia (BI).

Namun sebagai bank yang bisnis utamanya adalah menyalurkan kredit ke segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), pertumbuhan kredit 4,99% dari BRI sejatinya masih lebih tinggi dari retara perbankan ke segmen yang sama. Rata-rata kredit UMKM oleh industri perbankan per November 2024 tercatat hanya sebesar 3,7% (yoy), menjadi yang terendah dalam kurun 3 tahun terakhir atau sejak Desember 2021.

 

BERITA TERKAIT

Laba Bersih Adira Finance Menyusut 27,64%

NERACA Jakarta- Sepanjang tahun 2024, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) membukukan laba Rp1,41 triliun (Rp1.407 per saham)atau turun…

Mampu Mitigasi Risiko Air - Chandra Asri Pertahankan Peringkat B Carbon Disclosure

NERACA Jakarta – Emiten kimia, PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) mempertahankan peringkat B dalam Carbon Disclosure Project (CDP) untuk…

Bidik Investor Pontesial - BEI Literasi Pasar Modal Kamar Adat Pengusaha Papua

NERACA  Jayapura -Dorong pertumbuhan investor pasar modal, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Kantor Perwakilan Papua menggelar literasi pasar modal (PM)…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Laba Bersih Adira Finance Menyusut 27,64%

NERACA Jakarta- Sepanjang tahun 2024, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) membukukan laba Rp1,41 triliun (Rp1.407 per saham)atau turun…

Mampu Mitigasi Risiko Air - Chandra Asri Pertahankan Peringkat B Carbon Disclosure

NERACA Jakarta – Emiten kimia, PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) mempertahankan peringkat B dalam Carbon Disclosure Project (CDP) untuk…

Bidik Investor Pontesial - BEI Literasi Pasar Modal Kamar Adat Pengusaha Papua

NERACA  Jayapura -Dorong pertumbuhan investor pasar modal, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Kantor Perwakilan Papua menggelar literasi pasar modal (PM)…