IHSG Terkoreksi Dipimpin Sektor Barang Baku

NERACA

Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (8/1) sore ditutup melemah dipimpin oleh saham- saham sektor barang baku. IHSG ditutup melemah 2,93 poin atau 0,04% ke posisi 7.080,35. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 1,36 poin atau 0,17% ke posisi 821,81.“Bursa regional Asia cenderung bergerak variatif, pasar tampaknya dipengaruhi dari spekulasi pasar terhadap risiko inflasi Amerika Serikat (AS), sehingga penundaan pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed dan kekhawatiran melambatnya ekonomi China," kata Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, kemarin.

Pelaku pasar tampaknya mengalami tekanan setelah pasar obligasi, yang mana 10 year treasury AS yield naik 7 basis poin ke level 4.68%, sehingga mendorong pasar untuk menahan diri masuk ke pasar saham, dan di sisi lain kenaikan yield tersebut memberikan pandangan bagaimana ekonomi AS yang menunjukkan solid.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) menyampaikan posisi cadangan devisa Indonesia pada Desember 2024 sebesar US$ 155,7 miliar, meningkat dibandingkan posisi pada akhir November 2024 sebesar US$ 150,2 miliar. Meningkatnya cadangan devisa itu memberikan katalis positif bagi pasar hari ini, yang mana cadangan devisa memadai untuk mendukung ketahanan sektor eksternal dalam rangka untuk pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang berkelanjutan.

Dibuka menguat, IHSG bergerak ke teritori negatif hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua IHSG bergerak ke zona hijau hingga penutupan perdagangan saham. Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tiga sektor menguat dengan sektor energi naik paling tinggi yaitu sebesar 0,84%, diikuti oleh sektor keuangan dan sektor barang konsumen primer yang masing- masing naik sebesar 0,33% dan 0,03%.

Sementara itu, delapan sektor menurun yaitu sektor barang baku turun paling dalam minus minus sebesar 3,27%, diikuti oleh sektor industri dan sektor barang konsumen primer yang masing- masing turun sebesar 0,96% dan 0,59%. Adapun saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu VTNY, KOTA, PZZA, ECII, dan MDRN. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni YOII, BTEK, KSIX, MTFN dan RATU.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.061.000 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan 16,13 miliar lembar saham senilai Rp9,38 triliun. Sebanyak 276 saham naik, 358 saham menurun, dan 316 tidak bergerak nilainya.

 

BERITA TERKAIT

Intanwijaya Tebar Dividen Rp35 Per Saham

NERACA Jakarta – Sebagai bentuk apresiasi kepada pemegang saham, PT Intanwijaya Internasional (INCI) berencana membagikan dividen tunai tahun buku 2024…

Daaz Bara Lestari Kantongi Pendapatan Rp3,08 Triliun

NERACA Jakarta – Di kuartal pertama 2025, PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ), salah satu pemain di sektor perdagangan komoditas…

ANTM Berpeluang Masuk Indeks MSCI dan FTSE

Berhasil mencatatkan pertumbuhan laba di kuartal pertama 2025 dan juga seiring tren kenaikan harga, likuiditas, dan market capital membuat saham…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Intanwijaya Tebar Dividen Rp35 Per Saham

NERACA Jakarta – Sebagai bentuk apresiasi kepada pemegang saham, PT Intanwijaya Internasional (INCI) berencana membagikan dividen tunai tahun buku 2024…

Daaz Bara Lestari Kantongi Pendapatan Rp3,08 Triliun

NERACA Jakarta – Di kuartal pertama 2025, PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ), salah satu pemain di sektor perdagangan komoditas…

ANTM Berpeluang Masuk Indeks MSCI dan FTSE

Berhasil mencatatkan pertumbuhan laba di kuartal pertama 2025 dan juga seiring tren kenaikan harga, likuiditas, dan market capital membuat saham…