NERACA
Jakarta – Emiten properti, PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) atau Bakrieland melalui entitas anak, PT Mutiara Masyhur Sejahtera (MMS) mengambil alih PT Graha Istana Nirwana (GIN) yang merupakan pemilik Hotel Aston Sidoarjo City Hotel & Conference Center (Aston Sidoarjo) melalui konversi utang menjadi setoran modal. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Nilai utang yang dikonversi adalah sebesar Rp93,6 miliar. Dengan pengonversian ini, Bakrieland melalui MMS menguasai 100% saham GIN yang merupakan pemilik Hotel Aston Sidoarjo. Aston Sidoarjo merupakan hotel berbintang 4 yang sudah beroperasi sejak 2020 di kawasan Kahuripan Nirwana dan memiliki 122 kamar serta dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti ballroom, 3 ruang meeting, spa, 2 kolam renang, gym, dan restoran.
Dari sisi kinerja, Aston Sidoarjo berada di atas industrinya. Hal ini tercermin dari tingkat okupansi hotel yang tinggi, yakni 73% pada 2023. Tingkat okupansi ini lebih baik dari tingkat okupansi rata-rata hotel berbintang nasional di 2023 yang berada di kisaran 55-60%.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi Sidoarjo pada 2023 merupakan salah satu pertumbuhan ekonomi tertinggi di provinsi Jawa Timur, yakni sebesar 6,2%.“Dengan masuknya Aston Sidoarjo ke dalam portfolio hotel Bakrieland, maka akan semakin memperkuat pendapatan berulang (recurring) Bakrieland," kata President Director Bakrieland Resza Adikreshna.
Dengan demikian, saat ini Bakrieland memiliki 6 hotel, yaitu The Grove Suites Jakarta, Aston Sidoarjo, Aston Bogor Hotel & Resort, Swiss-Belresidences Rasuna Epicentrum, The Alana Hotel & Conference Malioboro Yogyakarta, Grand ELTY Krakatoa Resort Lampung. Seluruh hotel Bakrieland merupakan hotel berbintang 4, kecuali The Grove Suites Jakarta yang merupakan hotel berbintang 5.
Sebagai informasi, ELTY di kuartal tiga 2024 membukukan rugi Rp88,07 miliar. Bengkak 1.030% dari episode sama tahun lalu minus Rp7,79 miliar. Sementara rugi per saham dasar dan dilusian menjadi Rp2,46 dari sebelumnya Rp1,04. Pendapatan bersih Rp901,9 miliar, melorot 6,84% dari periode sama tahun lalu senilai Rp968,18 miliar. Beban pokok pendapatan Rp582,54 miliar, berkurang dari fase sama tahun lalu Rp623,97 miliar. Laba kotor terkumpul Rp319,35 miliar, mengalami penyusutan dari Rp344,21 miliar.
Beban penjualan Rp11,29 miliar, bengkak dari Rp9,73 miliar. Beban umum dan administrasi Rp253,4 miliar, susut dari Rp264,36 miliar. Beban bunga dan keuangan Rp55,76 miliar, turun dari Rp58,92 miliar. Rugi selisih kurs Rp15,04 miliar, berkurang dari Rp16,24 miliar. Bagian atas rugi entitas asosiasi Rp11,65 miliar, turun dari Rp31 miliar.
Beban pajak final Rp8,01 miliar, mengalami perosotan dari posisi sama tahun lalu Rp12,1 miliar. Laba atas penjualan dan penghapusan aset tetap Rp150 juta, naik dari Rp62 juta. Kerugian atas pembongkaran pembangunan nihil dari Rp4,54 miliar. Lain-lain bersih Rp60,07 miliar, bengkak dari surplus Rp11,96 miliar.
Total ekuitas terakumulasi Rp6,04 triliun, susut dari akhir 2023 senilai Rp6,13 triliun. Defisit Rp1,37 triliun, bengkak dari akhir tahun lalu Rp1,28 triliun. Jumlah liabilitas Rp2,44 triliun, susut dari akhir tahun sebelumnya Rp2,5 triliun. Total aset Rp8,48 triliun, menanjak dari akhir tahun lalu Rp8,63 triliun.
NERACA Jakarta – Sebagai bentuk apresiasi kepada pemegang saham, PT Intanwijaya Internasional (INCI) berencana membagikan dividen tunai tahun buku 2024…
NERACA Jakarta – Di kuartal pertama 2025, PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ), salah satu pemain di sektor perdagangan komoditas…
Berhasil mencatatkan pertumbuhan laba di kuartal pertama 2025 dan juga seiring tren kenaikan harga, likuiditas, dan market capital membuat saham…
NERACA Jakarta – Sebagai bentuk apresiasi kepada pemegang saham, PT Intanwijaya Internasional (INCI) berencana membagikan dividen tunai tahun buku 2024…
NERACA Jakarta – Di kuartal pertama 2025, PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ), salah satu pemain di sektor perdagangan komoditas…
Berhasil mencatatkan pertumbuhan laba di kuartal pertama 2025 dan juga seiring tren kenaikan harga, likuiditas, dan market capital membuat saham…