NERACA
Jakarta – Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti mengatakan diperlukan orkestrasi pemerintahan yang cerdas dalam mengatasi tantangan untuk dapat mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.
“Presiden Prabowo menetapkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen. Agar target pertumbuhan ekonomi 8 persen itu tidak hanya sekadar target, tidak hanya sekedar omon-omon doang, maka diperlukan orkestrasi pemerintahan yang smart untuk menyelesaikan segera berbagai tantangan dan pekerjaan rumah yang ada,” kata Esther dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia dengan tema Estafet Kepemimpinan Baru Menuju Akselerasi Ekonomi di Jakarta, Selasa (3/12).
Esther menuturkan untuk bisa mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen, tidak mungkin hanya tercapai dari kontribusi konsumsi rumah tangga tetapi juga harus mengaktifkan mesin-mesin pertumbuhan ekonomi dari investasi, ekspor maupun dari pengeluaran pemerintah.
Oleh karena itu, pemerintah harus mampu mengatasi tantangan berupa daya beli masyarakat yang relatif melemah saat ini. Berbagai upaya konkret dan mendesak dibutuhkan untuk menggenjot daya beli masyarakat agar daya beli masyarakat bisa terus meningkat guna mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan.
Selain itu, Esther menuturkan beban fiskal Indonesia pada masa yang akan datang menunjukkan kondisi yang relatif mengkhawatirkan. Kondisi tax revenue dan rasio utang yang makin meningkat, memberikan ruang fiskal makin kecil. Tantangan itu juga harus dapat diatasi oleh pemerintahan di masa yang akan datang.
“Ruang fiskal kita makin sempit dengan motor utama dari pembiayaan dari tax revenue. Namun demikian, di sisi lain rasio utang PDB memang masih di bawah 60 persen, tetapi ternyata dari kondisi saat ini kita sudah mencapai 38 persen,” tuturnya.
Pemerintah ke depan harus mampu mengoptimalkan penerimaan negara dari pajak (tax revenue) dan mengendalikan utang lebih baik lagi. “Dengan target pertumbuhan ekonomi yang 8 persen, saya rasa kita harus memberikan sumbangan pemikiran bagaimana bisa mencapai target pertumbuhan ekonomi yang 8 persen itu,” ujarnya.
Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) Raden Pardede mengatakan pemerintah akan terus mengoptimalkan seluruh mesin pertumbuhan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen. “Untuk itu diperlukan extra effort untuk mengoptimalkan semua mesin pertumbuhan. Investasi perlu terus didorong tinggi. Bahkan lebih tinggi dari posisi yang sekarang. Yaitu dengan menarik sejumlah sumber pembiayaan untuk melaksanakan berbagai program pembangunan,” kata Raden.
Raden menuturkan pertumbuhan ekonomi tinggi perlu diiringi dengan efisiensi investasi. Menurut dia, pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen bukan merupakan sesuatu yang mustahil karena Indonesia pernah mencatatkan pertumbuhan di kisaran angka tersebut pada masa lampau. “Bapak Presiden menargetkan pertumbuhan ekonomi yaitu 8 persen dalam periode kepemimpinannya. Ini tentu kita tahu target yang ambisius. Namun bukan hal mustahil. Target harus dibuat ambisius supaya kita bisa bekerja keras. Indonesia pernah mencapai pertumbuhan seperti itu. Rata-rata 7,3 persen pada periode 1986-1987. Bahkan pernah mencapai 8,2-8,3 persen di sebagian tahun tersebut,” tuturnya.
Ia mengatakan ICOR Indonesia, ukuran efisiensi daripada penggunaan capital, tergolong tinggi, di mana masih banyak capital-capital termasuk infrastruktur yang mungkin belum dimanfaatkan secara efisien.
“Kita perlu menurunkan ICOR ini di dalam rencana Bapak Presiden yaitu dari sekitar 6,96 atau sebetulnya kalau dirata-ratakan sekitar 6,4 persen di tahun 2025 menjadi di kisaran 4,5 persen. Dan kalau ini kita tidak turunkan, maka kebutuhan capital itu menjadi sangat-sangat besar sekali. Dan rasanya tidak mungkin dicapai penambahan capital hampir 8-9 persen PDB. Artinya investment to GDP kita bisa mencapai 42-43 persen dari yang sekarang sekitar 31 persen,” ujarnya. bari
Jakarta-Akademisi dan Manajer Riset CITA tidak menyarankan penurunan ambang batas PTKP untuk memperluas basis pajak seperti yang disarankan Organization…
NERACA Bandung - Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengungkapkan, koperasi desa merah putih akan diberi modal awal dari pemerintah…
NERACA Jakarta – Pemerintah menegaskan komitmennya dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan memastikan bahwa makanan yang disediakan aman,…
Jakarta-Akademisi dan Manajer Riset CITA tidak menyarankan penurunan ambang batas PTKP untuk memperluas basis pajak seperti yang disarankan Organization…
NERACA Bandung - Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengungkapkan, koperasi desa merah putih akan diberi modal awal dari pemerintah…
NERACA Jakarta – Pemerintah menegaskan komitmennya dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan memastikan bahwa makanan yang disediakan aman,…