NERACA
Jakarta – Emiten produsen kertas, PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. (INKP) membukukan laba bersih US$226,10 juta atau setara Rp3,42 triliun (kurs jisdor 30 September 2024 Rp15.144 per dolar AS) sepanjang kuartal III/2024. Jumlah tersebut turun 29,54% dari sebelumnya yang tercatat sebesar US$320,88 juta. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dipublikasi di Jakarya, kemarin.
Disebutkan, INKP membukukan penjualan bersih sebesar US$2,42 miliar atau setara dengan Rp36,65 triliun. Penjualan tersebut turun sebesar 9,92% dibandingkan dengan penjualan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$2,68 miliar. Penjualan tersebut didominasi oleh penjualan ekspor kepada pihak ketiga sebesar US$1,29 miliar sementara penjualan ekpor pihak berelasi hanya sebesar US$26,36 juta.
Sementara itu segmen penjualan lokal kepada pihak berelasi mendominasi yaitu sebesar US$1,06 miliar dan pihak ketiga sebesar US$28,76 juta. Jika melihat jenis produk maka penjualan kertas budaya mendominasi sebesar sebesar US$884,07 juta, sementara penjualan pulp senilai US$777,05 juta adapun penjualan kertas industri (tissue dan lain-lain) menyumbang US$759,49 juta.
Seiring menurunnya penjualan, beban pokok INKP juga turun menjadi US$1,61 miliar yang setara dengan Rp24,51 triliun. Beban tersebut turun 10,11% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$1,80 miliar. Meski begitu, beban usaha INKP justru terpantau meningkat dari sebelumnya tercatat sebesar US$267,09 juta menjadi US$273,17 juta.
Adapun, perseroan tercatat membukukan penurunan laba usaha menjadi US$528,84 juta dari sebelumnya pada kuartal III/2023 sebesar US$619,33 juta. Di sisi lain, liabilitas INKP tercatat sebesar US$5,14 miliar, naik 24,62% dibandingkan periode 31 Desember 2023 yang sebesar US$4,12 miliar. Kenaikan tersebut disebabkan oleh adanya peningkatan liabilitas jangka pajang yaitu pinjaman bank jangka panjang pihak ketiga sebesar US$1,11 miliar. Adapun ekuitas emiten kertas ini naik menjadi US$6,21 miliar dari sebelumnya tercatat sebesar US$6,00 miliar.
Sementara itu total aset naik menjadi US$11,35 miliar dari sebelumnya pada akhir 2023 sebesar US$10,12 miliar. Sebelumnya Sinarmas Sekuritas menyebutkan, rata-rata harga jual kertas menunjukkan peningkatan pada kuartal akhir tahun lalu. Kondisi ini berimbas terhadap peningkatan margin keuntungan. Kondisi ini diharapkan terus berlanjut sampai akhir tahun 2024.
Sinarmas Sekuritas memperkirakan pendapatan perseroan mencapai US$ 3,97 miliar tahun 2024 dan laba bersih diharapkan melesat menjadi US$ 547 juta. Kenaikan tersebut diharapkan mendorong laba per saham perseroan meningkat menjadi Rp 1.500 tahun ini.
Menjadi negara dengan potensi sumber daya alam yang berlimpah menjadi berkah dalam memacu pertumbuhan industri dan turunannya dengan memanfaatkan hilirisasi…
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menggelar BTN Properti Expo 2024 sebagai bagian dari peringatan Hari Ulang Tahun (HUT)…
Dukung peningkatan daya saing UMKM, PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sepakat untuk meningkatkan…
Menjadi negara dengan potensi sumber daya alam yang berlimpah menjadi berkah dalam memacu pertumbuhan industri dan turunannya dengan memanfaatkan hilirisasi…
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menggelar BTN Properti Expo 2024 sebagai bagian dari peringatan Hari Ulang Tahun (HUT)…
Dukung peningkatan daya saing UMKM, PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sepakat untuk meningkatkan…