Danai pengembangan bisnisnya, PT Jaya Agra Wattie Tbk (JAWA) memperoleh pinjaman maksimal Rp1,25 triliun dari PT Sarana Agro Investama (SAI), pemegang saham pengendali perseroan dengan kepemilikan saham mencapai 92,50% saham. Pinjaman tanpa bunga dan jaminan ini akan dicairkan secara bertahan oleh SAI. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Perseroan mengajukan pinjaman karena ketersediaan kas dan tingkat likuiditas JAWA saat ini cukup rendah. Per 30 Juni 2024, kas dan bank akhir periode JAWA hanya sebesar Rp5,41 miliar. Menurut Direksi JAWA, pihaknya memerlukan tambahan dana untuk dapat beroperasi secara optimal dan mampu mempertahankan kelangsungan usahanya. Pasalnya, JAWA merugi dalam beberapa tahun terakhir ini.

Dengan pinjaman ini, pihak manajemen yakin, JAWA memperoleh kepastian sumber pendanaan untuk kelangsungan kegiatan operasionalnya. Pinjaman pemegang saham tersebut akan meringankan beban keuangan JAWA karena tanpa bunga dan tanpa jaminan. Sesuai kesepakatan para pihak, menurut Direksi, sebagian dari utang JAWA tersebut akan dikonversi menjadi saham dengan nilai Rp1,24 triliun. Ini terdiri dari fasilitas I sebesar Rp245,82 miliar dan fasilitas II sebesar Rp1 triliun.

Nilai transaksi tersebut melebihi 50% dari ekuitas Perseroan per 30 Juni 2024 sebesar Rp988,86 miliar. Oleh sebab itu, Perseroan terlebih dahulu akan meminta persetujuan pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) JAWA pada 29 November 2024.

Sekedar informasi, hingga semester I 2024, JAWA membukukan penjualan Rp405,72 miliar, turun 9,17% dari Rp446,72  miliar periode sama 2023. Pendapatan JAWA dari penjualan karet, minyak dan  biji sawit, teh, serta kopi. Perusahaan perkebunan ini masih merugi Rp121,76 miliar pada semester I 2024, turun 29,45% dari Rp172,61 miliar pada periode yang sama tahun 2023. (bani)