Setelah satu dekade hadir sebagai ekosistem tolong-menolong digital di Indonesia, Kitabisa kini resmi memasuki industri asuransi dengan membawa nama PT Asuransi Jiwa Syariah Kitabisa (Asuransi Kitabisa), dan membawa misi mengembalikan semangat saling jaga pada produk asuransi. Asuransi Kitabisa hadir sebagai pionir untuk mengembalikan asuransi ke akarnya, yakni sebagai praktik tolong-menolong dan saling menjaga antar sesama anggota.
CEO Asuransi Kitabisa, Bryan Silfanus dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin menjelaskan, praktik asuransi pada dasarnya adalah sekumpulan orang yang saling menjaga ketika ada musibah, yang sejalan dengan tolong-menolong yang selama ini Kitabisa fasilitasi di platform digital.“Asuransi Kitabisa membawa pendekatan baru dalam industri asuransi dengan menekankan semangat tolong-menolong. Memberikan edukasi bahwa asuransi tidak hanya tentang risiko finansial, tetapi juga tentang membangun komunitas yang saling membantu dan berbagi beban bersama,”ujarnya.
Asuransi Kitabisa berawal dari program tolong-menolong antar donatur Kitabisa dengan nama SalingJaga di tahun 2019. Dalam perjalanannya, Kitabisa sebagai platform yang telah menjadi jembatan kebaikan dan wadah tolong-menolong digital masyarakat Indonesia mengakuisisi PT Asuransi Jiwa Syariah Amanah Githa pada 2023.
Asuransi Jiwa Syariah Amanah Githa berubah nama menjadi PT Asuransi Jiwa Syariah Kitabisa dan perusahaan telah mengantongi izin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Asuransi Kitabisa, lanjut Brayn mendapat dukungan kuat dari ekosistem Kitabisa yang memiliki pengalaman lebih dari satu dekade menjembatani semangat tolong-menolong digital masyarakat Indonesia.“Dengan dukungan ekosistem Grup Kitabisa, Asuransi Kitabisa berkomitmen menyediakan lebih banyak pilihan perlindungan berbasis tolong-menolong. Peran Asuransi Kitabisa menjaga amanah anggota, dengan memastikan dana dikelola secara transparan,” ujarnya.
Asuransi Kitabisa hadir untuk menjawab tantangan dan menangkap peluang industri asuransi Indonesia yang membutuhkan berbagai strategi pendalaman pasar. Kemudian potensi besar keuangan syariah di Indonesia mendorong Asuransi Kitabisa untuk ikut berkontribusi dan berinovasi dalam menyediakan layanan yang sesuai dengan prinsip syariah. Meski demikian Asuransi Kitabisa tidak hanya fokus pada pertumbuhan tetapi juga pada tata kelola yang Baik, transparan dan nilai-nilai syariah.
Bryan menuturkan, Asuransi Kitabisa memastikan dana bersama anggota dikelola secara amanah. Perusahaan memanfaatkan teknologi digital untuk memberikan akses yang cepat dan mudah serta transparansi dalam setiap tahapnya.“Dengan misi mengembalikan semangat saling jaga pada asuransi, Asuransi Kitabisa berkomitmen menciptakan produk dengan prinsip BASIC; Baik, Simpel, dan Canggih. Baik karena akadnya tolong-menolong (tabarru’). Simpel jenis produk yang dipasarkan, cara bergabung, dan proses klaimnya. Canggih karena menggunakan teknologi untuk memvisualkan konsep tolong-menolong secara konkret. Kami berharap AsuransiKitabisa dapat menjembatani semangat Saling Jaga secara adil dan transparan,”jelasnya.
Produk Asuransi Kitabisa dijalankan sesuai prinsip syariah dan dimulai dari produk asuransi jiwa syariah murni dengan nama SalingJaga Keluarga. Perlindungan tersedia dengan pilihan santunan hingga Rp2 miliar. Tak hanya santunan, Asuransi Kitabisa juga menyediakan layanan pengurusan jenazah hingga bantuan perencanaan keuangan untuk anggota yang ditinggalkan.
Dalam sembilan bulan berjalan, lebih dari 20.000 anggota telah bergabung.“Anggota dapat memantau transparansi dana tabarru’, jumlah anggota yang terbantu, dan memproses klaim mereka secara digital. Respon positif juga kami dapatkan dari anggota yang merasa tidak akan rugi, karena jika terkena musibah akan dibantu, tapi jika tidak, bisa membantu anggota lainnya. Jadi prinsip tolong-menolongnya yang kita tonjolkan,” imbuhnya.
Asuransi Kitabisa percaya diri mampu menjaga pertumbuhan positif ke depan. Optimisme itu sejalan dengan ekosistem Grup Kitabisa dan dukungan pemerintah terhadap pengembangan industri asuransi syariah seperti melalui Masterplan EkonomiSyariah Indonesia.
Tren pertumbuhan positif tercermin dari jumlah aset perusahaan yang naik 35% secara tahunan menjadi Rp151,9 miliar pada 2023. Selain itu, jumlah akumulasi dana tabarru’ tumbuh 8% year-on-year (yoy) menjadi Rp13,8 miliar. Asuransi Kitabisa optimistis akan mampu melanjutkan tren pertumbuhan positif seiring dengan dukungan ekosistem Grup Kitabisa serta pengembangan digitalisasi melalui penguatan berbasis teknologi. Asuransi Kitabisa meyakini kehadiran produk-produk inovatif akan mampu mengembalikan asuransi ke akarnya sebagai praktik tolong-menolong antar sesama anggota.
Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengusut dugaan kredit macet yang melilit PT BPD Kaltim-Kaltara senilai…
NERACA Jakarta – Kuartal pertama 2025, PT Timah Tbk (TINS) mencatatkan kenaikan laba bersih dan pendapatan. Dimana emiten tambang dan…
NERACA Jakarta -Emiten produsen beras ternama merek ‘Topi Koki’, PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) mencatat penjualan bersih sebesar Rp365,3…
Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengusut dugaan kredit macet yang melilit PT BPD Kaltim-Kaltara senilai…
NERACA Jakarta – Kuartal pertama 2025, PT Timah Tbk (TINS) mencatatkan kenaikan laba bersih dan pendapatan. Dimana emiten tambang dan…
NERACA Jakarta -Emiten produsen beras ternama merek ‘Topi Koki’, PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) mencatat penjualan bersih sebesar Rp365,3…