Banyak Aksi Korporasi - Saham Sarana Menara Ditargetkan 1.400

NERACA

Jakarta – Aksi korporasi yang dilakukan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) yang bakal mengakuisisi PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST) dan menggelar rights issue dengan membidik dana jumbo sebesar Rp 9 triliun menjadi alasan bagi investor tetap mengkoleksi saham emiten menara tersebut.

CGS International Sekuritas Indonesia dalam riset terbarunya tetap mempertahankan rekomendasi Add saham PT Sarana Menara Nusantara Tbk dengan target harga Rp 1.400. Target tersebut terdorong sejumlah rencana aksi korporasi perseroan.“Kami mempertahankan rekomendasi Add dengan target harga berbasis DCF saham TOWR level Rp 1.400. Kami menyukai TOWR, karena keunggulannya sebagai penggerak pertama dalam bisnis fiber dan posisi arus kas yang kuat sebesar Rp4,3 triliun pada 2024F,” tulis analis CGS Sekuritas, Bob Setiadi dan Rut Yesika dalam risetnya di Jakarta, kemarin.

Target harga tersebut menunjukkan potensi penguatan 66,66%, dibandingkan harga penutupan saham TOWR akhir pekan lalu Rp 860 per saham. Sebagai catatan, Selasa (17/9), TOWR mengumumkan rencana penambahan modal dengan menerbitkan saham baru melalui rights issue atau Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) dengan nilai maksimal Rp 9 triliun. Rencana ini tergantung pada persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 25 Oktober 2024. “Kami memperhitungkan bahwa penerbitan saham baru senilai Rp 9 triliun setara dengan 20,8% dari kapitalisasi pasar TOWR saat ini,” tulis tim riset CGS.

Berdasarkan pengumuman, TOWR akan mengumumkan harga penawaran di prospektus rights issue. TOWR berencana untuk menggunakan dana hasil rights issue untuk pembayaran utang dan modal kerja, terutama untuk anak usahanya, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo).

Sementara itu, TOWR telah menyelesaikan akuisisi 90% saham Inti Bangun Sejahtera (IBST) senilai Rp3,4 triliun pada awal Juli 2024. Saat ini, TOWR sedang melakukan tender offer wajib untuk pemegang saham minoritas IBST yang dapat membebani TOWR sebesar Rp543 miliar lagi. “Setelah akuisisi IBST, kami menghitung bahwa rasio utang TOWR terhadap ekuitas TOWR akan meningkat dari 2.6x menjadi 2.9x dan rasio utang bersih terhadap EBITDA dari 4.3x menjadi 4.8x,” tulisnya.

Dengan demikian, CGS Sekuritas mencermati bahwa TOWR akan dapat menurunkan rasio utang terhadap ekuitas FY24 menjadi 1.9x dan rasio utang bersih terhadap EBITDA menjadi 3.9x apabila TOWR berpotensi memperoleh dana sebesar Rp 9 triliun lewat rencana rights issue. “Kami pikir hal ini juga akan memungkinkan perusahaan untuk melakukan aksi korporasi lebih lanjut, terutama di bisnis fiber dimana TOWR memiliki keunggulan sebagai penggerak pertama,” terangnya.

BERITA TERKAIT

Intanwijaya Tebar Dividen Rp35 Per Saham

NERACA Jakarta – Sebagai bentuk apresiasi kepada pemegang saham, PT Intanwijaya Internasional (INCI) berencana membagikan dividen tunai tahun buku 2024…

Daaz Bara Lestari Kantongi Pendapatan Rp3,08 Triliun

NERACA Jakarta – Di kuartal pertama 2025, PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ), salah satu pemain di sektor perdagangan komoditas…

ANTM Berpeluang Masuk Indeks MSCI dan FTSE

Berhasil mencatatkan pertumbuhan laba di kuartal pertama 2025 dan juga seiring tren kenaikan harga, likuiditas, dan market capital membuat saham…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Intanwijaya Tebar Dividen Rp35 Per Saham

NERACA Jakarta – Sebagai bentuk apresiasi kepada pemegang saham, PT Intanwijaya Internasional (INCI) berencana membagikan dividen tunai tahun buku 2024…

Daaz Bara Lestari Kantongi Pendapatan Rp3,08 Triliun

NERACA Jakarta – Di kuartal pertama 2025, PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ), salah satu pemain di sektor perdagangan komoditas…

ANTM Berpeluang Masuk Indeks MSCI dan FTSE

Berhasil mencatatkan pertumbuhan laba di kuartal pertama 2025 dan juga seiring tren kenaikan harga, likuiditas, dan market capital membuat saham…