Pentingnya berlaku positif di dunia digital ialah untuk menjaga rekam jejak digital tetap baik. Selain itu, dengan selalu menyebar berita positif di media sosial, reputasi diri kita tetap terjaga. Menyebar hoaks sama saja dengan meruntuhkan reputasi diri.
Dosen Ilmu Komunikasi Univeritas Negeri Surabaya (UNESA) Eko Pamuji mengatakan hal tersebut dalam webinar literasi digital untuk segmen pendidikan, yang digelar oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) RI bersama Dinas Pendidikan Provinsi Lampung, di Kabupaten Lampung Timur, Selasa (27/8).
Dalam diskusi online bertajuk ”Rekam Jejak Digital di Ranah Pendidikan” itu, Eko menegaskan, aktivitas digital di media digital atau media sosial akan meninggalkan rekam jejak digital abadi dan susah dihapus.”Jejak digital merupakan kumpulan semua jejak data digital, baik positif maupun negatif, berupa dokumen atau akun, dan tertinggal atau tersedia di alat-alat digital (offline) maupun yang disimpan secara online (terhubung ke internet/dunia maya),” jelas Eko Pamuji dalam diskusi virtual yang dipandu moderator Nabila Amanda Putri.
Menurutnya, menabur informasi positif akan menjadi kebaikan di kemudian hari. Sebab, hal itu akan menjadi jejak digital yang kemudian dibaca semua orang, termasuk yang punya kepentingan. ”Ingat, kini sebagian besar perusahaan meneliti aktivitas online dari para pelamar di perusahaannya (cyber-vetting atau vetting online),” imbuhnya.
Menyebarkan berita hoaks, sambung Eko, juga akan memberikan rekam jejak dan reputasi buruk penggunanya. Untuk pengguna, perlu memilih dan memilah informasi dengan mempertimbangkan dampaknya sebelum menyebarkan.”Pertimbangkan baik atau buruk. Jangan mudah percaya pada berita yang tidak masuk akal. Buatlah jejak digital yang positif, jangan mudah terpancing berita negatif dan ikut menyebarkannya,” pungkas Eko Pamuji.
Dari sudut pandang berbeda, Kepala Sekolah UPTD SMPN 1 Sekampung Udik Fajar Mundoko menambahkan, perkembangan kemajuan teknologi digital telah dan akan sangat disruptif bagi siapa saja yang tidak siap, termasuk para guru dan siswa.”Literasi digital adalah jawaban atas disruptif teknologi. Manfaat literasi digital, belajar lebih cepat dan efisien, hemat waktu, update informasi, ramah lingkungan, mudah dalam memperluas jaringan, memperkaya keterampilan, dan mudah dalam mengambil keputusan,” jelas Fajar Mundoko.
Semetara Sekretaris Yayasan Pendidikan Cendekia Utama Meithiana Indrasari meminta para pelajar peserta diskusi untuk senantiasa berbuat baik di dunia digital, agar meninggalkan rekam jejak positif di dunia maya.”Caranya, berpikir sebelum bertindak, hindari tindakan yang melanggar hukum, berkomunikasi dengan sopan santun, hindari konten yang tidak pantas, menjaga privasi, serta membangun citra positif,” rinci Meithiana Indrasari.
Di kuartal pertama 2025, PT FKS Food Sejahtera Tbk (AISA) mencatatkan penjualan bersih (netto) year on year AISA tumbuh sebesar…
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) melalui unit usaha syariahnya, BTN Syariah menyatakan komitmennya untuk mendukung pemerintah dalam pembangunan…
Penggunaan pinjaman online (pinjol) oleh mahasiswa untuk kebutuhan kuliah ataupun hal lainnya tengah menjadi tren karena dinilai menjadi solusi pembiayaan…
Di kuartal pertama 2025, PT FKS Food Sejahtera Tbk (AISA) mencatatkan penjualan bersih (netto) year on year AISA tumbuh sebesar…
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) melalui unit usaha syariahnya, BTN Syariah menyatakan komitmennya untuk mendukung pemerintah dalam pembangunan…
Penggunaan pinjaman online (pinjol) oleh mahasiswa untuk kebutuhan kuliah ataupun hal lainnya tengah menjadi tren karena dinilai menjadi solusi pembiayaan…