Indah Kiat Cetak Laba Bersih US$130,78 Juta

NERACA 

Jakarta – Di kuartal pertama 2024, PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. (INKP) membukukan laba bersih US$130,78 juta atau setara Rp2,07 triliun (kurs jisdor 31 Maret 2024 Rp15.853 per dolar AS) atau turun tipis 1,845% dari sebelumnya tercatat sebesar US$133,24 juta. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dirilis di Jakarta, kemarin.

Sementara penjualan bersih sebesar US$805,22 juta atau setara dengan Rp12,76 triliun. Penjualan tersebut turun sebesar 31,17% dibandingkan dengan penjualan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$1,05 miliar. Penjualan tersebut didominasi oleh penjualan ekspor kepada pihak ketiga sebesar US$416,94 juta sementara penjualan ekpor pihak berelasi hanya sebesar US$8,13 juta.

Sementara itu segmen penjualan lokal kepada pihak berelasi mendominasi yaitu sebesar US$369,42 juta dan pihak ketiga sebesar US$10,14 juta. Jika melihat jenis produk maka penjualan kertas industri (tissue dan lain-lain) mendominasi sebesar sebesar US$256,64 juta, sementara penjualan pulp senilai US$252,68 juta adapun penjualan kertas budaya menyumbang US$295,89 juta. 

Seiring menurunnya penjualan, beban pokok INKP juga turun menjadi US$536,40 juta yang setara dengan Rp8,50 triliun. Beban tersebut turun 18,22% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$655,92.  Beban usaha INKP juga terpantau turun dari sebelumnya tercatat sebesar US$89,05 juta menjadi US$86,04 juta.

Meski begitu, perseroan tercatat membukukan laba selisih kurs sebesar US$40,16 juta dari sebelumnya rugi sebesar US$58,13 juta. Alhasil akumulasi laba kotor tercatat turun 32,84% menjadi US$268,81 juta atau setara Rp4,26 triliun dari sebelumnya tercatat sebesar US$400,293 juta.  Di sisi lain, liabilitas INKP tercatat sebesar US$4,22 miliar, naik 2,51% dibandingkan periode 31 Desember 2023. Kenaikan tersebut disebabkan oleh adanya peningkatan liabilitas jangka pajang yaitu pinjaman bank jangka panjang pihak ketiga sebesar US$672,30 juta sementara liabilitas jangka pendek tercatat sebesar US$2,06 miliar. 

Adapun ekuitas emiten kertas ini naik menjadi US$6,13 miliar dari sebelumnya tercatat sebesar US$6,00 miliar. Sementara itu total aset naik menjadi US$10,35 miliar dari sebelumnya US$10,12 miliar.  Sebelumnya Sinarmas Sekuritas menyebutkan, rata-rata harga jual kertas menunjukkan peningkatan pada kuartal akhir tahun lalu. Kondisi ini berimbas terhadap peningkatan margin keuntungan. Kondisi ini diharapkan terus berlanjut sampai akhir tahun 2024.

Berbagai faktor tersebut mendororng Sinarmas Sekuritas untuk mempertahankan rekomendassi beli saham INKP dengan target harga Rp 14.700 untuk 12 bulan ke depan. Target tersebut mempertimbangkan perkiraan PE sekitar 9,8 kali. Dengan harga penutupan saham INKP Rp 9.575, terbuka peluang penguatan harga saham INKP sebanyak 53,52%. Target harga tersebut mempertimbangkan ekspansi perseroan mulai terlihat tahun depan dan bersamaan dengan peningkatan volume permintaan kertas global tahun ini. “Kami memperkirakan level pendapatan perseroan akan bisa menyamai rekor tahun 2022 pada tahun ini,” terangnya.

Sinarmas Sekuritas memperkirakan pendapatan perseroan mencapai US$ 3,97 miliar tahun 2024 dan laba bersih diharapkan melesat menjadi US$ 547 juta. Kenaikan tersebut diharapkan mendorong laba per saham perseroan meningkat menjadi Rp 1.500 tahun ini.

 

 

 

BERITA TERKAIT

Mengandalkan Pasar Ekspor AS - WOOD Targetkan Penjualan Tumbuh 20%

NERACA Jakarta — Dihantui perang dagang Amerika Serikat dan Cina, emiten furniture PT Integra Indocabinet Tbk. (WOOD) masih optimis menargetkan pertumbuhan penjualan…

Summarecon Bidik Pra Penjualan Rp5 Triliun

NERACA Jakarta  – Emiten properti, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) menargetkan pra-penjualan tahun ini sebesar Rp5 triliun dengan kontribusi dari…

Siapkan Capex Rp150 Miliar - Hartadinata Integrasikan Pabrik Perhiasan Emas

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini senilai Rp150 miliar.…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Mengandalkan Pasar Ekspor AS - WOOD Targetkan Penjualan Tumbuh 20%

NERACA Jakarta — Dihantui perang dagang Amerika Serikat dan Cina, emiten furniture PT Integra Indocabinet Tbk. (WOOD) masih optimis menargetkan pertumbuhan penjualan…

Summarecon Bidik Pra Penjualan Rp5 Triliun

NERACA Jakarta  – Emiten properti, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) menargetkan pra-penjualan tahun ini sebesar Rp5 triliun dengan kontribusi dari…

Siapkan Capex Rp150 Miliar - Hartadinata Integrasikan Pabrik Perhiasan Emas

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini senilai Rp150 miliar.…