Transformasi Bisnis, PT Akbar Indo Makmur Stimec (AIMS) Ubah Nama Jadi PT Artha Mahiya Investama

 

Transformasi Bisnis, PT Akbar Indo Makmur Stimec (AIMS) Ubah Nama Jadi PT Artha Mahiya Investama
NERACA
Jakarta - PT Akbar Indo Makmur Stimec Tbk (AIMS) telah menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Senin (29/4). Salah satu hasil dari RUPS dan RUPSLB tersebut adalah mengganti nama menjadi PT Artha Mahiya Investama. Hal tersebut seperti disampaikan Direktur Utama AIMS Calvin Lutvi.
Perubahan nama seiring transformasi yang dilakukan perseroan yang mengubah fokus bisnis dari batubara ke bidang industri entertaiment dan lifestyle. 
"Dengan fokus perusahaan ke bidang usaha yang memiliki prospek positif, pada penjelasan RUPSLB hari ini, kami menyampaikan kepada pemegang saham, untuk mengubah nama perseroan menjadi PT Artha Mahiya Investama Tbk. Adapun diversifikasi usaha sudah dimulai oleh perseroan sejak tahun 2023 lalu dengan melakukan penandatanganan perjanjian awal dengan beberapa perusahaan sasaran dan sedang melakukan proses negosiasi terkait rencana investasi perseroan,” ujar Calvin. 
Untuk menjalankan dan menunjang aktivitas perseroan, pihaknya menganggarkan modal kerja di tahun 2024 mencapai Rp150 miliar, di mana dana tersebut sementara dari para pemegang saham yang selanjutnya akan menghimpun dana melalui proses right issue. "Saat ini masih on schedule dan kami sangat optimis dapat terlaksana di tahun ini. Adapun tertundanya right issue di tahun lalu dikarenakan banyaknya perusahaan sasaran yang sedang dalam tahap proses Due Diligence (DD) dan Legal Due Diligence (LDD)," tukas Calvin.
Terkait kinerja AIMS tahun 2023, Calvin menyampaikan bahwa terjadi penurunan penjualan menjadi Rp9,76 dari Rp32,54 miliar di tahun 2022. Penurunan ini disebabkan karena cadangan batubara yang dimiliki dan dikelola oleh perseroan telah habis pada pertengahan tahun 2023.  
Calvin menambahkan, “Untuk itu, di tahun 2024 sesuai rencana yang sudah diinformasikan sebelumnya, perseroan telah menggeser fokus dari perdagangan dan jasa berbasis komoditas batubara ke industri entertainment dan lifestyle. Sektor ekspansi yang disasar antara lain, Food & Beverage (F&B), Olahraga, Media, dan Properti.  Transformasi perseroan ke arah baru ini merupakan langkah yang diambil dengan pertimbangan matang dan berfokus pada pembangunan ekosistem bisnis yang berkelanjutan. 
Pada tahun 2024, terdapat beberapa sektor yang digadang-gadang akan terus mengalami peningkatan. Misalnya sektor F&B, berdasarkan data dari Statista, pendapatan sektor ini diprediksi akan mengalami peningkatan sebesar 6.02% compounded annual growth rate (CAGR) 2024-2028 dengan prediksi pendapatan yang diraih pada tahun 2024 ini bisa mencapai US$250,20 miliar. Sektor lainnya yakni, pada pasar olahraga yang diproyeksikan pada tahun 2024 bisa mencetak pendapatan hingga US$154,70 juta. 

 

 

NERACA

Jakarta - PT Akbar Indo Makmur Stimec Tbk (AIMS) telah menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Senin (29/4). Salah satu hasil dari RUPS dan RUPSLB tersebut adalah mengganti nama menjadi PT Artha Mahiya Investama. Hal tersebut seperti disampaikan Direktur Utama AIMS Calvin Lutvi.

Perubahan nama seiring transformasi yang dilakukan perseroan yang mengubah fokus bisnis dari batubara ke bidang industri entertaiment dan lifestyle. 

"Dengan fokus perusahaan ke bidang usaha yang memiliki prospek positif, pada penjelasan RUPSLB hari ini, kami menyampaikan kepada pemegang saham, untuk mengubah nama perseroan menjadi PT Artha Mahiya Investama Tbk. Adapun diversifikasi usaha sudah dimulai oleh perseroan sejak tahun 2023 lalu dengan melakukan penandatanganan perjanjian awal dengan beberapa perusahaan sasaran dan sedang melakukan proses negosiasi terkait rencana investasi perseroan,” ujar Calvin. 

Untuk menjalankan dan menunjang aktivitas perseroan, pihaknya menganggarkan modal kerja di tahun 2024 mencapai Rp150 miliar, di mana dana tersebut sementara dari para pemegang saham yang selanjutnya akan menghimpun dana melalui proses right issue. "Saat ini masih on schedule dan kami sangat optimis dapat terlaksana di tahun ini. Adapun tertundanya right issue di tahun lalu dikarenakan banyaknya perusahaan sasaran yang sedang dalam tahap proses Due Diligence (DD) dan Legal Due Diligence (LDD)," tukas Calvin.

Terkait kinerja AIMS tahun 2023, Calvin menyampaikan bahwa terjadi penurunan penjualan menjadi Rp9,76 dari Rp32,54 miliar di tahun 2022. Penurunan ini disebabkan karena cadangan batubara yang dimiliki dan dikelola oleh perseroan telah habis pada pertengahan tahun 2023.  

Calvin menambahkan, “Untuk itu, di tahun 2024 sesuai rencana yang sudah diinformasikan sebelumnya, perseroan telah menggeser fokus dari perdagangan dan jasa berbasis komoditas batubara ke industri entertainment dan lifestyle. Sektor ekspansi yang disasar antara lain, Food & Beverage (F&B), Olahraga, Media, dan Properti.  Transformasi perseroan ke arah baru ini merupakan langkah yang diambil dengan pertimbangan matang dan berfokus pada pembangunan ekosistem bisnis yang berkelanjutan. 

Pada tahun 2024, terdapat beberapa sektor yang digadang-gadang akan terus mengalami peningkatan. Misalnya sektor F&B, berdasarkan data dari Statista, pendapatan sektor ini diprediksi akan mengalami peningkatan sebesar 6.02% compounded annual growth rate (CAGR) 2024-2028 dengan prediksi pendapatan yang diraih pada tahun 2024 ini bisa mencapai US$250,20 miliar. Sektor lainnya yakni, pada pasar olahraga yang diproyeksikan pada tahun 2024 bisa mencetak pendapatan hingga US$154,70 juta. 

BERITA TERKAIT

Berhasil Pertahankan Kinerja Sehat - Pertamina EP Raih Peringkat AAA dari Fitch Rating

Lembaga Pemeringkat Fitch Rating Indonesia menyematkan predikat AAA untuk PT Pertamina EP (PEP) karena berhasil mempertahankan kinerja keuangan perusahaan yang…

Dampak Teknologi: Keragaman dan Radikalisme di Era Digital

Perkembangan teknologi digital telah membawa dampak besar pada keragaman dan radikalisme di masyarakat. Di satu sisi, internet dan media sosial…

April 2024, Kinerja BBTN Terpantau On The Track

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BTN) mencatatkan pertumbuhan kredit sekitar 14,43% yoy menjadi sekitar Rp345,5 triliun hingga April 2024…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Berhasil Pertahankan Kinerja Sehat - Pertamina EP Raih Peringkat AAA dari Fitch Rating

Lembaga Pemeringkat Fitch Rating Indonesia menyematkan predikat AAA untuk PT Pertamina EP (PEP) karena berhasil mempertahankan kinerja keuangan perusahaan yang…

Dampak Teknologi: Keragaman dan Radikalisme di Era Digital

Perkembangan teknologi digital telah membawa dampak besar pada keragaman dan radikalisme di masyarakat. Di satu sisi, internet dan media sosial…

April 2024, Kinerja BBTN Terpantau On The Track

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BTN) mencatatkan pertumbuhan kredit sekitar 14,43% yoy menjadi sekitar Rp345,5 triliun hingga April 2024…