NERACA
Jakarta – Rencana aksi korporasi, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) perkuat modal dengan rights issue bakal disambut positif pelaku pasar. Bahkan bila rencana tersebut siap dieksekusi, PT Bursa Efek Indonesia menyebutkan kemungkinan pembukaan suspensi WIKA jika berkaitan dengan rencana penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue. “Kami bisa buka suspensi. Kalau untuk support dia jadi bagus, kenapa enggak? Itu prinsipnya, kami akan usahain,”kata Direktur Utama BEI, Iman Rachman di Jakarta, kemarin.
Disampaikannya, bursa akan membuka suspensi saham WIKA terkait dengan kepentingan right issue dan BEI akan membantu WIKA untuk melaksanakan penambahan modal. Sebelumnya, WIKA berencana untuk melakukan rights issue dengan menawarkan 92,23 miliar saham baru. Bagi para pemegang saham yang tidak mengambil bagian dalam tindakan korporasi ini, mereka akan mengalami efek delusi sebesar 91,14%.
Dalam prospektusnya, terungkap WIKA berencana untuk menawarkan 92,23 miliar saham baru Seri B dengan nilai nominal Rp100 per lembar saham. Namun, hingga saat ini, perusahaan belum mengumumkan harga pelaksanaan dan perkiraan jumlah dana yang akan terkumpul dari rights issue tersebut. Perseroan akan menerima penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp6 triliun dalam skema rights issue ini yang rencananya akan digunakan untuk menyelesaikan PSN.
Setiap pemegang saham yang terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham pada tanggal 19 Maret 2024 hingga pukul 16:15 WIB akan memperoleh saham HMETD. Setiap satu HMETD berhak atas satu saham baru yang diterbitkan dalam rangka aksi korporasi ini.
Saham WIKA sendiri masih di suspensi Bursa sejak 18 Desember 2023. WIKA stagnan di level Rp240 per saham dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp2,15 triliun. Suspensi oleh BEI pada 18 Desember 2023 sebagai konsekuensi atas penangguhan pembayaran pokok Sukuk Mudharabah PUB I Tahap I tahun 2020 seri A. Sebagaimana diketahui, sukuk tersebut jatuh tempo pada 18 Desember 2023. Terkait hal ini, WIKA tetap membayarkan bagi hasil atau kupon sesuai jadwal dan nilai yang sesuai pada perjanjian dengan pemegang sukuk.
Suspensi sementara ini juga tidak bersifat tetap dan dapat dibuka kembali apabila sudah dilakukan pembayaran atau ada kesepakatan kembali antara emiten dengan para pemegang surat utang perseroan ke depan. Sebelumya, equity research analyst BCA Sekuritas, Mutiara Nita berharap pemberian PMN dapat membantu WIKA untuk menyelesaikan berbagai proyek yang sedang dikerjakan, termasuk Proyek Strategis Nasional (PSN).“Menurut kita PMN seharusnya bisa digunakan untuk modal kerja sebaik- baiknya, semoga bisa bantu cashflow WIKA untuk penyelesaian kontrak dan order book-nya yang masih banyak sampai saat ini,” ujar Nita seperti dikutip Antara.
Menurutnya, pemberian PMN kepada WIKA merupakan langkah yang sudah baik, namun, pemerintah tetap perlu menyediakan langkah- langkah preventif (pencegahan) untuk menghindari masalah berikutnya ke depan.“Kedepannya pemerintah mungkin bisa lebih menyediakan langkah- langkah preventif kepada kontraktor dan agen-agen nya, agar permasalahan pembiayaan tidak menggulung menjadi domino effect,”kata Nita.
Dia menyebut, rencana pemberian PMN merupakan upaya yang sudah terstruktur dan berharap prosesnya dapat dilangsungkan secepatnya. Lebih lanjut, pemberian PMN juga dapat menyehatkan kinerja keuangan WIKA ke depan.
Perusahaan pengembang properti, Summarecon kembali memperkenalkan hunian premium keluarga terbarunya yang berada di kawasan Summarecon Mutiara Makassar (SMM). Berlokasi strategis…
Genjot pertumbuhan penjualan dan penetrasi pasar di Indonesia lebih luas lagi, TCL, pemimpin global dalam teknologi elektronik dan produk pintar…
Emiten properti, PT Modernland Realty Tbk. (MDLN) membukukan laba bersih konsolidasian di kuartal pertama 2025 sebesar Rp761,3 miliar, berbalik arah…
Perusahaan pengembang properti, Summarecon kembali memperkenalkan hunian premium keluarga terbarunya yang berada di kawasan Summarecon Mutiara Makassar (SMM). Berlokasi strategis…
Genjot pertumbuhan penjualan dan penetrasi pasar di Indonesia lebih luas lagi, TCL, pemimpin global dalam teknologi elektronik dan produk pintar…
Emiten properti, PT Modernland Realty Tbk. (MDLN) membukukan laba bersih konsolidasian di kuartal pertama 2025 sebesar Rp761,3 miliar, berbalik arah…