NERACA
Jakarta – Berkah berlanjutnya proyek pembangunan mas rapid transit (MRT) fase 2, PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) atau WIKA Beton melalui anak usahanya, PT Wijaya Karya Komponen Beton (WIKA Kobe) meraih kontrak untuk memproduksi beton pracetak tunnel segment senilai Rp 152 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Sekretaris Perusahaan Wika Beton, Dedi Indra mengatakan, beton pracetak tersebut rencananya dipasang di struktur bawah tanah lintasan MRT Jakarta Fase 2A. Perolehan kontrak ini bukanlah kali pertama bagi perseroan. WIKA Beton dan WIKA Kobe sebelumnya mendapatkan kepercayaan untuk memproduksi berbagai kebutuhan komponen beton pracetak termasuk box girder, sleeper, dan seluruh kebutuhan tunnel segment di proyek MRT Fase 1.
MRT Jakarta Fase 2A sendiri merupakan proyek lanjutan dari MRT Fase 1 yang akan menghubungkan Stasiun Bundaran HI – Kota Tua dengan trayek sepanjang 5,8 kilometer. Di proyek MRT Jakarta Fase 2 bakal dibangun sebanyak tujuh stasiun bawah tanah, di antaranya stasiun Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota. Pembangunan MRT Jakarta Fase 2A terbagi menjadi tiga paket yaitu CP-201, CP-202, dan CP-203.
WIKA Kobe, jelas Dedi, saat ini mengerjakan produksi 900 ring tunnel segment untuk paket CP-203 sejak November 2023, dan dijadwalkan tuntas pada September 2024."Sebanyak 2600 ring beton tunnel segment untuk paket CP-201 telah selesai diproduksi WIKA KOBE dengan jadwal pengerjaan dari Januari 2021 sampai Januari 2023," ujar Dedi.
Selanjutnya, untuk paket CP-202 akan dimulai pada September 2024. Dedi menambahkan, saat ini WIKA KOBE selaku entitas anak WIKA Beton masih menjadi satu-satunya produsen beton pracetak di Indonesia yang mampu memenuhi standar kualitas produk tunnel segment untuk MRT Jakarta."Sejalan dengan motto perseroan imnovation and trust, WIKA Beton Grup siap berkontribusi mempercepat pembangunan infrastruktur di penjuru Indonesia dengan beragam produk dan jasa yang inovatif serta memiliki mutu dan kualitas tinggi,"kata Dedi.
Sebagai informasi, tahun ini WIKA Beton menargetkan raihan omzet kontrak baru sebesar Rp7,48 triliun. Untuk meraih target itu, perseroan akan membidik sejumlah proyek, antara lain, pembangunan jalan tol Ibu Kota Negara (IKN), infrastruktur pabrik swasta, bendungan, gedung perkantoran, hingga LRT dan MRT. Kemudian untuk menunjang pencapaian tersebut, perseroan mengalokasikan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp230,17 miliar pada tahun ini. “WIKA Beton menargetkan kenaikan 13% omzet kontrak baru dari realisasi perolehan kontrak hingga akhir Desember 2023 yang mencapai Rp6,60 triliun,” ujar Dedi.
Sepanjang tahun lalu, proyek besar penyumbang kontrak perseroan didominasi proyek di bidang infrastruktur sebesar 65,83%, sektor industri 13,06%, sektor properti 10,74%, sektor kelistrikan 7,42%, disusul sektor energi 2,50%, dan sektor tambang mencapai 0,45%. Sementara itu, jika dibagi berdasarkan pelanggan, perolehan kontrak baru 2023 yang diraih WTON bersumber dari pelanggan eksternal sebesar 92,52% dan internal mencapai 7,48%.
NERACA Jakarta– Dalam beberapa waktu terakhir, indeks harga saham gabungan (IHSG) menunjukkan tren penguatan seiring meredanya ketegangan dagang global, termasuk…
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Surya Pertiwi Tbk memutuskan untuk membagikan dividen tunai kepada pemegang saham yaitu sebanyak…
NERACA Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan sedang melakukan penelaahan terhadap 28 perusahaan yang telah mengajukan pernyataan pendaftaran untuk…
NERACA Jakarta– Dalam beberapa waktu terakhir, indeks harga saham gabungan (IHSG) menunjukkan tren penguatan seiring meredanya ketegangan dagang global, termasuk…
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Surya Pertiwi Tbk memutuskan untuk membagikan dividen tunai kepada pemegang saham yaitu sebanyak…
NERACA Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan sedang melakukan penelaahan terhadap 28 perusahaan yang telah mengajukan pernyataan pendaftaran untuk…