NERACA
NERACA
Jakarta – Resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Sumber Mineral Global Abadi Tbk. (SMGA) membidik pendapatan tumbuh tiga kali lipat menjadi Rp1 triliun dengan laba bersih berkisar 10% dari pendapatan sepanjang 2024,“Laba bersih ekspektasinya kurang lebih sekitar 10% dari pendapatan,”kata Direktur Utama SMGA, Julius Edy Wibowo di Jakarta, kemarin.
Disampaikannya, pendapatan Rp1 triliun yang dibidik masih akan didominasi oleh komoditas nikel sebesar 60%, batu bara 30% dan batu gamping sebesar 10%. SMGA pun masih optimis dengan harga nikel saat ini di level sekitar US$15.000 per ton. “Kami tidak hanya bergantung di harga nikel saja. Tapi karena kami punya end to end, baik dari sisi supply maupun logistik sampai dengan end usernya. Partner yang sudah proven,” jelas Julius.
Meskipun harga nikel tertekan, lanjutnya, selama SMGA dapat beroperasi secara efektif maka margin masih akan tetap terjaga meski bukan posisi margin terbaik. Hal tersebut karena SMGA telah memiliki pelanggan tetap yaitu smelter-smelter dan end user lainnya. Di sisi lain, SMGA menganggarkan belanja modal sebesar Rp100 miliar yang akan digunakan untuk pengembangan anak usaha, tidak termasuk akuisisi tambang nikel baru.
Asal tahu saja, perseroan akan mengakuisisi tambang nikel di Morowali Utara, Sulawesi Tengah pada kuartal II/2024 dan akan membangun smelter pada 2026 mendatang. Julius mengatakan, tambang nikel yang akan diakuisisi akan mulai berproduksi pada kuartal III/2024 dan akan berdampak pada pendapatan semester II/2024 mendatang.
Sepanjang 2023, SMGA telah melakukan penjajakan dengan beberapa suplier dan end user. Dimana dari penjajakan tersebut, SMGA mendapatkan kontrak jangka panjang. Emiten pedagang nikel dan batu bara ini dalam aksi korporasi initial public offering (IPO) melepas sebanyak 1,75 miliar saham atau 20% ke publik di harga Rp 105/saham. Dengan demikian, nilai keseluruhan IPO SMGA sebesar Rp 183,75 miliar. Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek adalah Victoria Sekuritas.
Di sesi pertama perdananya, saham SMGA langsung melesat 34,29% membentur auto reject atas (ARA) ke 141. Dipantau di sekitar pukul 09.20 WIB, posisinya masih sama di Rp 141. Grup perseroan telah berpengalaman lebih dari 15 tahun pada industri energi pada umumnya dan perdagangan komoditas hasil pertambangan pada khususnya sejak tahun 2008.
Perseroan juga pernah menyampaikan rencana untuk membagikan dividen tunai sekurang-kurangnya sekali dalam setahun, sebesar 30% dari laba tahun buku 2024. Sementara itu sang induk PT Sumber Global Energi Tbk (SGER) cukup rutin membayarkan dividen. Pencairan terakhir terjadi pada 22 September 2023 sebesar Rp28 per saham.
Kebijakan dividen SMGA mengacu pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ), dengan menimbang sejumlah indikator finansial. Pembagian dividen diharuskan tidak menyebabkan kekayaan bersih perseroan lebih kecil dari modal ditempatkan dan disetor ditambah cadangan wajib. Pembagian dividen interim tersebut tidak boleh mengganggu atau menyebabkan perseroan tidak dapat memenuhi kewajibannya pada kreditor atau mengganggu kegiatan perseroan.
NERACA Jakarta – Sebagai bentuk apresiasi kepada pemegang saham, PT Intanwijaya Internasional (INCI) berencana membagikan dividen tunai tahun buku 2024…
NERACA Jakarta – Di kuartal pertama 2025, PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ), salah satu pemain di sektor perdagangan komoditas…
Berhasil mencatatkan pertumbuhan laba di kuartal pertama 2025 dan juga seiring tren kenaikan harga, likuiditas, dan market capital membuat saham…
NERACA Jakarta – Sebagai bentuk apresiasi kepada pemegang saham, PT Intanwijaya Internasional (INCI) berencana membagikan dividen tunai tahun buku 2024…
NERACA Jakarta – Di kuartal pertama 2025, PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ), salah satu pemain di sektor perdagangan komoditas…
Berhasil mencatatkan pertumbuhan laba di kuartal pertama 2025 dan juga seiring tren kenaikan harga, likuiditas, dan market capital membuat saham…