NERACA
Jakarta – Keberhasilan industri pasar modal yang mencatatkan pertumbuhan di tahun 2023 menjadi optimisme pelaku pasar bahwa di tahun ini bakal melanjutkan penguatan, meski di tengah tahun politik. Hal tersebut disampaikan Ike Widiawati, Head of Retail Research Sinarmas Sekuritas di Jakarta, kemarin.
Disampaikannya, kondisi pasar saham saat ini dipengaruhi oleh beberapa hal yakni kondisi minyak mentah dunia, inflasi AS dan suku bunga the fed serta sentiment dari dalam negeri terkait pemilu dan arah suku bunga dari Bank Indonesia.“Ketidakstabilan harga minyak mentah akibat serangan di laut merah dan pemberian diskon harga minyak mentah oleh Arab Saudi, menyebabkan harga minyak mentah WTI menjadi terobang-ambing dikisaran harga $70-80 barrel,”ujarnya.
Kemudian serangan yang terjadi di laut merah menahan penurunan harga minyak mentah. Padahal seharusnya, apabila minyak mentah turun lebih jauh maka inflasi AS dapat turun lebih cepat. Dengan demikian, diperkirakan Pejabat The Fed tidak akan terburu-buru menurunkan suku bunganya mengingat inflasi masih membutuhkan waktu untuk mencapai targetnya 2%, terlebih minyak mentah masih berada di area harga yang terbilang masih cukup tinggi. Sehingga The Fed kemungkinan baru akan menurunkan suku bunga pertama pada Juni atau Juli 2024 dengan kisaran 25BPS.
IHSG, lanjut Ike, diperkirakan masih dalam momentum yang cukup positif dikarenakan debat yang berlangsung sejauh ini dapat berjalan dengan kondusif tanpa adanya kerusuhan atau demo yang anarkis. Selain itu, pemilu akan segera berlangsung pada Februari dan jikapun pemilu 2 putaran asalkan dapat berlangsung dengan kondusif serta damai maka IHSG masih memiliki peluang untuk melanjutkan penguatannya. “Jika pemilu dapat berlangsung damai maka aliran dana asing berpeluang untuk melanjutkan net buy” ungkapnya.
Menurutnya, penguatan IHSG di kuartal pertama 2024 juga akan ditopang dari adanya musim rilis kinerja keuangan serta pembagian dividen. Dividend yield yang masih cukup menarik berasal dari emiten sektor batubara, hal ini dikarenakan harga sahamnya yang sudah cukup terdiskon sehingga probabilitas persentase dividend yield masih cukup menarik seperti PTBA, ADRO, UNTR, ITMG. Namun, disarankan Investor untuk berhati-hati menyikapi adanya risiko dividend trap pasca EX-dividend.
Sebagai informasi, pasar saham di tahun 2024 dibuka dengan sentimen positif. Pada pekan perdana IHSG bahkan berhasil menorehkan rekor all time high baru dengan menembus level psikologis 7.400 untuk pertama kalinya dalam sejarah, dan sempat menyentuh level 7.403,58.
Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengusut dugaan kredit macet yang melilit PT BPD Kaltim-Kaltara senilai…
NERACA Jakarta – Kuartal pertama 2025, PT Timah Tbk (TINS) mencatatkan kenaikan laba bersih dan pendapatan. Dimana emiten tambang dan…
NERACA Jakarta -Emiten produsen beras ternama merek ‘Topi Koki’, PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) mencatat penjualan bersih sebesar Rp365,3…
Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengusut dugaan kredit macet yang melilit PT BPD Kaltim-Kaltara senilai…
NERACA Jakarta – Kuartal pertama 2025, PT Timah Tbk (TINS) mencatatkan kenaikan laba bersih dan pendapatan. Dimana emiten tambang dan…
NERACA Jakarta -Emiten produsen beras ternama merek ‘Topi Koki’, PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) mencatat penjualan bersih sebesar Rp365,3…