BI : Pembayaran Digital Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Digital

 

 

NERACA

Jakarta – Deputi Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Arya Rangga Yogasati mengatakan pembayaran digital (digital payment) dapat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi digital. "Perkembangan dari digital payment ini turut mendorong pertumbuhan ekonomi digital yang mana pada tahun 2025 ini akan dapat mencapai 110 miliar dolar AS," kata Arya dalam acara Bulan Fintech Nasional 2023: Fintech Talk bersama GoTo Financial di Jakarta, Selasa (28/11).

Arya menuturkan pembayaran digital akan terus tumbuh positif dan meningkat. Hal itu dipengaruhi dengan perubahan perilaku masyarakat dari offline ke online sehingga mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan dalam adopsi layanan keuangan digital, termasuk pembayaran digital yang pada 2023 telah mencapai 50 persen dari total nilai transaksi.

Berdasarkan laporan e-Conomy SEA 2023, nilai transaksi bruto atau gross transaction value (GTV) pembayaran digital Indonesia paling tinggi di antara negara-negara di Asia Tenggara, mencapai 313 miliar dolar AS pada 2023 dan diperkirakan meningkat menjadi 417 miliar dolar AS pada 2025.

Selain itu, ekonomi digital Indonesia diproyeksikan akan kembali bangkit dan dapat mencapai sekitar 110 miliar dolar AS pada 2025. Sektor perdagangan elektronik (e-commerce) menyumbang pangsa tertinggi dibandingkan dengan sektor lainnya seperti transportasi dan makanan, perjalanan online serta media online.

Oleh karena itu, pembayaran digital dan e-commerce berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Lebih lanjut Arya mengatakan pembayaran digital dapat menjadi solusi untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional, didukung dengan akseptasi pembayaran digital yang terus tumbuh signifikan khususnya pada instrumen dan kanal pembayaran ritel digital.

Selain itu, penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) untuk menunjang sistem pembayaran digital juga terus tumbuh positif. Bank Indonesia mengakselerasi digitalisasi sistem pembayaran untuk meningkatkan efisiensi sistem pembayaran dalam menjaga momentum pemulihan ekonomi, salah satunya dengan menargetkan 45 juta pengguna QRIS pada 2023.

BI melanjutkan perluasan implementasi QRIS melalui strategi 45 juta pengguna dan satu miliar volume transaksi pada 2023 serta pengembangan fitur QRIS dan QRIS antarnegara. Untuk itu perluasan kerja sama ASEAN-5 dalam konektivitas sistem pembayaran melalui QR, pembayaran cepat, transaksi mata uang lokal, juga menjadi fokus BI.

BERITA TERKAIT

OJK Cabut Izin Usaha 66 Penyelenggara Fintech P2P Lending

    NERACA Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencabut 66 izin usaha penyelenggara fintech Peer to Peer lending (P2P…

Porsi Kredit BRI Didomonasi ke UMKM

  NERACA Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) mencatat porsi penyaluran kredit kepada usaha mikro, kecil, dan…

BCA Catat Outstanding Paylater Capai Rp250 Miliar

    NERACA Jakarta – Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja menyampaikan bahwa jumlah outstanding buy now pay…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

OJK Cabut Izin Usaha 66 Penyelenggara Fintech P2P Lending

    NERACA Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencabut 66 izin usaha penyelenggara fintech Peer to Peer lending (P2P…

Porsi Kredit BRI Didomonasi ke UMKM

  NERACA Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) mencatat porsi penyaluran kredit kepada usaha mikro, kecil, dan…

BCA Catat Outstanding Paylater Capai Rp250 Miliar

    NERACA Jakarta – Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja menyampaikan bahwa jumlah outstanding buy now pay…