NERACA
Jakarta-Berawal dari bisnis apotek, PT Ikapharmindo Putramas Tbk (IKPM) makin berkembang pesat dan resmi menjadi perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Mengantongi dana segar hasil penawaran umum perdana saham atau IPO sebesar Rp 55,59 miliar, bakal digunakan perseroan sekitar 50% untuk perluasan pabrik di Kawasan Industri Dwipapuri yang ada di Rancaekek, Sumedang.
Direktur Utama IKPM, Kartono mengatakan, perluasan pabrik dan renovasi dilakukan untuk mengerek kapasitas produksi pada tahun 2024. Dimana pabrik di Rancaekek dimanfaatkan untuk memproduksi berbagai produk seperti alat perawatan bayi dengan merek Huki dan produk perawatan rambut merek NR. "Karena kami perusahaan farmasi, kami harus konsultasi dengan BPOM terlebih dahulu dan juga dan Kemenkes untuk mendapatkan izin dan proses yang lebih lancar," ujarnya di Jakarta, kemarin.
Lalu, sisanya dana IPO lagi rencananya akan dimanfaatkan untuk menambah kemampuan dan memperkuat dana kas IKPM untuk membiayai kegiatan modal kerja, meliputi pembelian bahan baku dan biaya pemasaran untuk menunjang perkembangan produk perseroan, di pasar maupun e-commerce.
Perseroan mengaku optimis bisnis yang digelutinya memiliki prospek yang cerah bisa menargetkan bisa memberikan nilai tambah bagi para investor.“Kami memiliki profil imbalan risiko yang menarik, memberikan paparan terhadap tren yang berkembang di industri kesehatan konsumen, kosmetik dan perawatan bayi,” ungkapnya.
Kartono menambahkan, peningkatan anggaran layanan kesehatan pada 2024 juga akan mendorong pemasukan dalam sektor farmasi. Kemudian pasca pandemi Covid-19, masyarakat menjadi lebih peduli dengan kesehatan dan lebih rasional dalam menggunakan vitamin atau suplemen. Hal itu disebut mampu meningkatkan pendapatan perseroan,”Kami menargetkan double digit untuk pendapatan, tapi itu masih kami evaluasi,”kata Kartono.
Pada debut perdananya di pasar modal, perdagangan saham IKPM pada perdagangan Rabu(8/11) dibuka menguat sebesar 15,15% ke level Rp 190 per lembar. Volume saham yang diperdagangkan tercatat 185 38 juta dengan nilai transaksinya Rp 38,50 miliar. Sementara frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 15.096 kali. Adapun kapitalisasi pasar IKPM tercatat senilai Rp 320,09 miliar.
IKPM melepas hingga 336,93 juta saham atau setara 20% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah proses IPO dengan harga penawaran Rp165 per saham. Bersamaan dengan IPO, perseroan juga mengadakan program alokasi saham pegawai atau Employee Stock Allocation (ESA), dengan mengalokasikan saham sebanyak-banyaknya 100.000 saham atau sebanyak 0,03% dari saham yang ditawarkan dalam penawaran umum.
Disampaikan Kartono, aksi korporasi perseroan merupakan mimpi yang menjadi kenyataan. “Dengan terdaftar sebagai perusahaan publik maka kami berkomitmen untuk meningkatkan profesionalisme dan transparansi. Selain itu, juga mampu membuka peluang lebih besar untuk kami berhubungan dengan perusahaan baik lokal maupun global dan membuka akses permodalan, serta bisa memberikan kontribusi positif kepada seluruh stakeholder, “ujarnya.
Seperti diketahui, IKPM merupakan salah satu perusahaan farmasi di Tanah Air yang resmi didirikan pada 1978. Kegiatan usaha utama perseroan meliputi industri produk farmasi, industri produk obat tradisional, industri kosmetik, industri bahan farmasi, industri kertas tissue, dan lainnya.
NERACA Jakarta — Dihantui perang dagang Amerika Serikat dan Cina, emiten furniture PT Integra Indocabinet Tbk. (WOOD) masih optimis menargetkan pertumbuhan penjualan…
NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) menargetkan pra-penjualan tahun ini sebesar Rp5 triliun dengan kontribusi dari…
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini senilai Rp150 miliar.…
NERACA Jakarta — Dihantui perang dagang Amerika Serikat dan Cina, emiten furniture PT Integra Indocabinet Tbk. (WOOD) masih optimis menargetkan pertumbuhan penjualan…
NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) menargetkan pra-penjualan tahun ini sebesar Rp5 triliun dengan kontribusi dari…
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini senilai Rp150 miliar.…