NERACA
Sukabumi - SCG, perusahaan terkemuka ASEAN asal Thailand, berhasil meraih skor keberlanjutan tertinggi dari Dow Jones Sustainability Indices (DJSI) dalam Kategori Bahan Bangunan. Pencapaian ini diraih berkat komitmen SCG terhadap pendekatan ESG 4 Plus, komitmen resmi perusahaan yang dipersonalisasi dari kerangka kerja global ESG (Environmental, Social and Governance).
President dan CEO SCG, Roongrote Rangsiyopash, mengatakan, pada 22 September 2023 lalu, SCG menerima skor tertinggi dari Dow Jones Sustainability Indices (DJSI) dalam kategori Bahan Bangunan. Prestasi ini adalah bukti dari praktik bisnis perusahaan yang selaras dengan pendekatan ESG 4 Plus. Sebagai hasilnya, SCG telah mengamankan peringkat No. 1 dunia selama satu dekade penuh dan secara konsisten berada dalam tiga besar dunia selama 14 tahun berturut-turut. Selain itu, SCG adalah organisasi pertama di ASEAN yang menjadi bagian dari DJSI sejak tahun 2004.
"Di luar DJSI, SCG juga diakui oleh indeks keberlanjutan global terkemuka lainnya, seperti ESG Risk Ratings - ESG Industry Top Rated untuk Konglomerat Industri dari Morningstar Sustainalytics dan MSCI ESG Ratings dengan peringkat AA untuk industri Bahan Bangunan dari Morgan Stanley Capital International (MSCI). Investor global menggunakan tiga indeks keberlanjutan ini, untuk memastikan hasil jangka panjang, pertumbuhan yang kuat, dan perkembangan sosial dan lingkungan yang berkelanjutan," ujar Roongrote melalui siaran pers yang diterima Neraca, Selasa (3/10).
Co-chair Sustainable Development Committee SCG, Thammasak Sethaudom, mengatakan, prestasi ini dapat tercapai berkat dedikasi SCG People yang bekerja berlandaskan pendekatan ESG 4 Plus perusahaan. ESG 4 Plus merupakan rumusan komitmen keberlanjutan SCG yang dipersonalisasi dari kerangka kerja global ESG (Environmental, Social, and Governance), yakni mencapai emisi nol bersih per tahun 2050 (Set Net Zero), menciptakan produk dan industri hijau (Go Green), menekan kesenjangan sosial (Reduce Inequality), yang dilakukan dengan cara merangkul kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan (Embrace Collaboration) serta menjunjung tinggi keadilan dan transparansi (Plus), terutama dalam pertumbuhan bisnis dan mitigasi dampak pemanasan global.
"Pada paruh pertama tahun ini, bisnis semen kami di Thailand meningkatkan proporsi penggunaan energi terbarukan sebesar 40%. Kami juga telah mempercepat pengembangan produk, layanan, dan solusi ramah lingkungan di bawah label SCG Green Choice yang menawarkan lebih dari 250 item. Selain itu, kami aktif berkolaborasi dengan mitra di seluruh dunia untuk mendorong inovasi hijau, menciptakan lapangan pekerjaan, dan menghasilkan pendapatan bagi UMKM dan masyarakat, yang bermanfaat bagi lebih dari 50.000 individu. Inisiasi terbaru kami adalah berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, baik dari pemerintah, sektor swasta, organisasi non-pemerintah, maupun generasi muda, untuk mendorong ASEAN menuju masyarakat rendah karbon dan berkelanjutan dengan menyelenggarakan ESG SYMPOSIUM 2023 yang akan berlangsung pada 5 Oktober di Thailand dan 2 November di Indonesia," katanya.
Di Indonesia, lanjutnya komitmen ESG 4 Plus diwujudkan melalui berbagai inisiasi, diantaranya, Lingkungan (Environmental), yaitu, transisi energi melalui teknologi daur ulang AF (Alternative Fuel)/AR (Alternative Raw Material), yakni fasilitas daur ulang limbah. Seperti, sekam padi dan limbah industri menjadi bahan bakar dan bahan baku alternatif dalam produksi semen. Sejak tahun 2021, teknologi ini telah menekan konsumsi bahan bakar fosil untuk operasional sebesar 3% dan meningkatkan penggunaan bahan baku alternatif sebesar 9.4%. Kemudian soisl terkait pengembangan program Gerakan Desa Berdikari (Gesari) untuk mendukung kemajuan masyarakat desa melalui peningkatan bisnis sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melalui pemberian modal usaha serta pelatihan yang bekerja sama dengan dinas-dinas terkait."Selain itu juga, Tata Kelola (Governance), yaitu, pembuatan regulasi dan Kode Etik SCG sebagai bagian dari upaya mendorong tata kelola perusahaan yang baik dan berkelanjutan," jelasnya.
Sekedar informasi, Dow Jones Sustainability Indices (DJSI) adalah indeks keberlanjutan pertama di dunia, didirikan melalui kerja sama antara S&P Dow Jones Indices dan RobecoSAM. DJSI mengevaluasi keselarasan operasi bisnis dengan pembangunan berkelanjutan dan melibatkan lebih dari 3.400 perusahaan terkemuka di lebih dari 60 industri di seluruh dunia untuk berpartisipasi dalam penilaian. Arya
Tahun Ini Opini BPK Untuk Kuningan Menurun, Ternyata Tiga Dinas Ini Penyebabnya NERACA Kuningan - Tiga dinas di lingkup Pemkab…
NERACA Bandung - Pemerintah Kota Bandung memastikan tidak terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Kota Kembang, meskipun Kementerian Kesehatan RI telah…
NERACACirebon - Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) memberikan bantuan sebesar Rp50 juta kepada masing-masing dari 33 keluarga korban longsor…
Tahun Ini Opini BPK Untuk Kuningan Menurun, Ternyata Tiga Dinas Ini Penyebabnya NERACA Kuningan - Tiga dinas di lingkup Pemkab…
NERACA Bandung - Pemerintah Kota Bandung memastikan tidak terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Kota Kembang, meskipun Kementerian Kesehatan RI telah…
NERACACirebon - Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) memberikan bantuan sebesar Rp50 juta kepada masing-masing dari 33 keluarga korban longsor…