Bawa Anak Usaha IPO - Sumber Global Energy Bidik Dana Rp200 Miliar

NERACA

Jakarta – Ramaikan pasar IPO di tahun politik, PT Sumber Global Energy Tbk. (SGER) menyampaikan akan membawa anak usahanya, PT Sumber Mineral Global Abadi (SMGA) untuk melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO). Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Perseroan menargetkan IPO anak usaha ini bisa tuntas pada 30 November 2023. Pada aksi korporasi tersebut, SMGA menargetkan dana sekitar Rp200 miliar. Sebagai informasi, SMGA saat ini fokus pada perdagangan nikel, gamping (limestone), pasir silika, dan batu bara baik untuk penjualan domestik maupun penjualan ekspor. SMGA tercatat mulai beroperasi sejak tahun 2016.

Manajemen melanjutkan SGER ingin meningkatkan penjualan domestik untuk nikel dan EBT melalui SMGA, untuk meningkatkan kontribusi pendapatan perseroan di sektor nikel dan EBT. Target ke depannya masih disusun oleh SGER karena berhubungan dengan proses IPO anak usaha perseroan. Sebagai informasi, SGER juga sedang mengembangkan processing plant agar bisa berjalan sampai akhir tahun ini. SGER juga menuturkan telah menyiapkan investasi sebesar US$10 juta untuk investasi EBT, dan diharapkan tahun 2025 hal ini dapat berkontribusi ke pendapatan perseroan.

Adapun hingga Juni 2023, SGER mencatatkan penjualan batu bara sekitar 5 juta ton, dan menargetkan penjualan batu bara sebesar 8 juta ton tahun ini. Sementara itu, SGER juga menargetkan pertumbuhan pendapatan sekitar 10-20%, sementara laba bersih sebesar 10%.

Sebagai informasi, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sebanyak 29 perusahan masuk dalam daftar antrean atau pipeline IPO saham.   Berdasarkan data pipeline BEI per 15 September 2023, dari total 29 perusahaan yang mengantre IPO, 8 di antaranya merupakan perusahaan dengan aset jumbo atau di atas Rp250 miliar. Selain itu, juga terdapat 18 perusahaan dengan aset skala menengah yaitu di antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar.  "BEI mencatat masih ada 3 perusahaan lainnya yang memiliki aset skala kecil atau di bawah Rp50 miliar yang antre untuk melakukan IPO," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna. 

Jika ditinjau berdasarkan sektornya, perusahaan dari sektor konsumer non siklikal mendominasi daftar antrean IPO dengan total 6 perusahan. Diikuti oleh sektor barang baku atau basic materials dengan total 5 perusahaan. Lalu ada sektor infrastruktur, teknologi, dan konsumer siklikal dengan masing-masing 3 perusahaan yang akan menggelar IPO. Sektor healthcare, industri, transportasi dan logistik, serta energi menyusul masing-masing 2 perusahaan.  

Kemudian adalah 1 perusahaan dari sektor properti dan real estat yang akan menyelenggarakan IPO pada paruh kedua 2023.  Tidak terdapat perusahaan dari sektor finansial yang dilaporkan masuk dalam daftar IPO hingga saat ini.  Sebagaimana diketahui, 66 perusahaan telah resmi mencatatkan saham perdananya di BEI hingga Jumat (15/9), dengan penggalangan dana yang mencapai Rp49,4 triliun. Adapun hal ini menandakan bahwa pencatatan emiten baru pada 2023 berpotensi mencapai 95 perusahaan jika 26 perusahaan di atas berhasil melaksanakan IPO tahun ini. 

BERITA TERKAIT

Intanwijaya Tebar Dividen Rp35 Per Saham

NERACA Jakarta – Sebagai bentuk apresiasi kepada pemegang saham, PT Intanwijaya Internasional (INCI) berencana membagikan dividen tunai tahun buku 2024…

Daaz Bara Lestari Kantongi Pendapatan Rp3,08 Triliun

NERACA Jakarta – Di kuartal pertama 2025, PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ), salah satu pemain di sektor perdagangan komoditas…

ANTM Berpeluang Masuk Indeks MSCI dan FTSE

Berhasil mencatatkan pertumbuhan laba di kuartal pertama 2025 dan juga seiring tren kenaikan harga, likuiditas, dan market capital membuat saham…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Intanwijaya Tebar Dividen Rp35 Per Saham

NERACA Jakarta – Sebagai bentuk apresiasi kepada pemegang saham, PT Intanwijaya Internasional (INCI) berencana membagikan dividen tunai tahun buku 2024…

Daaz Bara Lestari Kantongi Pendapatan Rp3,08 Triliun

NERACA Jakarta – Di kuartal pertama 2025, PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ), salah satu pemain di sektor perdagangan komoditas…

ANTM Berpeluang Masuk Indeks MSCI dan FTSE

Berhasil mencatatkan pertumbuhan laba di kuartal pertama 2025 dan juga seiring tren kenaikan harga, likuiditas, dan market capital membuat saham…