NERACA
Jakarta– Laba bersih PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) di kuartal pertama 2023 capai Rp271,71 miliar. Angka ini naik 55,22% dari Rp271,71 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dirilis di Jakarta, kemarin.
Sementara pendapatan emiten properti ini tercata Rp1,49 trtiliun pada tiga bulan pertama 2023. Pendapatan naik 2,02% dari Rp1,46 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau year-on-year (YoY). Adapun segmen pendapatan berulang mendorong kinerja SMRA pada tiga bulan pertama tahun ini.
Disebutkan, pendapatan dari segmen pengembang properti sebesar Rp910,87 miliar atau turun 10,48%, properti investasi sebesar Rp394,94 miliar atau naik 27,1% dan segmen lain-lain sebesar Rp193,51 miliar naik 36,96%. Pendapatan dari pengembang properti merupakan pendapatan yang diperoleh dari pihak ketiga untuk rumah sebesar Rp722,09 miliar, bangunan komersial Rp146,54 miliar, apartemen Rp16,91 miliar, kapling Rp13,76 miliar, perkantoran Rp7,42 miliar, dan lainnya Rp4,12 miliar.
Sementara properti investasi terdiri dari mal dan retail sebesar Rp359,11 miliar, komersial dan lainnya sebesar Rp15,67 miliar, perkantoran Rp5,91 miliar, serta hunian sebesar Rp694,11 juta. Properti investasi merupakan aset yang dikelola oleh SMRA untuk menghasilkan sewa atau bahkan untuk kenaikan nilai. Adapun segmen ini tidak untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang dan/atau jasa untuk dijual dalam kegiatan usaha.
Meningkatnya pendapatan SMRA diikuti beban pokok penjualan dan beban langsung yang naik 14,08% dari Rp636,22 miliar menjadi Rp725,86 miliar hingga kuartal I/2023. Adapun hingga akhir Maret 2023, SMRA mencatatkan jumlah aset senilai Rp28,82 triliun. Jumlah aset tersebut naik dari Rp28,43 triliun dibandingkan akhir Desember 2022.
Jumlah liabilitas SMRA mencapai Rp16,78 triliun per 31 Maret 2023. Angka ini naik dari Rp16,68 triliun per 31 Desember 2022. Sementara itu, jumlah ekuitas SMRA mencapai Rp12,03 triliun sampai kuartal I/2023. Ekuitas tersebut naik dari Rp11,75 triliun dibandingkan akhir 2022. Kemudian untuk kas dan setara kas akhir periode terjadi penurunan 8,45% dari Rp3,56 triliun menjadi Rp3,26 triliun. Sebagai informasi, emiten properti ini membidik marketing sales sebesar Rp 5 triliun.
Sekretaris Perusahaan SMRA, Jemmy Kusnadi seperti dikutip Kontan pernah mengatakan, target tahun ini mengandalkan dari proyek-proyek eksisting. Meskipun mengandalkan proyek eksisting, SMRA masih akan melanjutkan pengembangan proyek eksisting dengan melakukan akuisisi lahan pada proyek-proyek yang sudah ada. Oleh sebab itu, perseroan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp Rp 700 miliar di 2023. Dana tersebut meningkat 11% dari anggaran tahun lalu.
Isu mengenai rencana penggabungan usaha atau merger Grab dengan GoTo atau akuisisi GoTo oleh Grab terus mendapat penolakan dari para…
Fakta persidangan hasil pemeriksaan Zarof Ricar sebagai saksi mahkota dalam perkara suap vonis bebas Gregorius Ronald Tanur di Pengadilan Tipikor,…
Rumor mengenai potensi merger antara dua raksasa transportasi online, Grab Holdings Ltd. dan GoTo Gojek Tokopedia, kembali mencuat. Sejumlah sumber…
Isu mengenai rencana penggabungan usaha atau merger Grab dengan GoTo atau akuisisi GoTo oleh Grab terus mendapat penolakan dari para…
Fakta persidangan hasil pemeriksaan Zarof Ricar sebagai saksi mahkota dalam perkara suap vonis bebas Gregorius Ronald Tanur di Pengadilan Tipikor,…
Rumor mengenai potensi merger antara dua raksasa transportasi online, Grab Holdings Ltd. dan GoTo Gojek Tokopedia, kembali mencuat. Sejumlah sumber…